5. engagement

18.7K 964 23
                                    

Malam ini adalah malam yang paling ditunggu-tunggu oleh kedua pihak keluarga. Pertunangan Jennie dengan seorang keturunan Manoban akan dilaksanakan.

Sekarang Jennie sedang sedikit merapikan helaian rambutnya dan dress cantik yang ia kenakan. Ia harus tampil cantik dan seksi malam ini, untuk calon tunangan nya.

Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian gadis mungil itu. Ia menoleh ke arah sang ibu yang menghampiri nya.

"Aigoo.. cantik sekali anak eomma" puji nya.

"Tentu saja, Jennie harus tampil cantik malam ini" ucapnya bangga.

Sang ibu tersenyum manis. Ia memperhatikan sang anak dari cermin. Jennie masih sibuk dengan mengurus penampilan nya.

Hanbin masuk kedalam kamar Jennie. Ia tersenyum hangat menatap keduanya dari pantulan cermin. Jennie, anak satu-satunya sangat cantik malam ini.

"Cantik sekali dirimu sayang" pujinya.

"Terimakasih appa"

Ia meraih pinggang ramping Jennie. Menatap wajah cantik anaknya dari samping.

"Sudahlah, kamu sudah terlihat cantik" ucapnya memberhentikan tangan Jennie agar tidak terus membenarkan anak rambutnya.

Jennie menoleh ke samping untuk melihat sang ayah. "Apa Jennie sangat cantik?" tanya nya, ia menaruh kedua tangannya di dada bidang Hanbin.

"Appa sudah mengatakan nya tadi" jawab Hanbin. Lalu ia menangkup kedua pipi Jennie, mencium kening sang anak dengan penuh kasih sayang. Krystal, ibu Jennie, tersenyum manis menatap keduanya.

Jennie memejamkan kedua matanya. Merasa lembutnya ciuman sang ayah.

"Baiklah sekarang ayo kita pergi" ajak Hanbin saat sudah melepaskan ciumannya. Krystal dan Jennie mengangguk. Lalu mereka keluar dari kamar Jennie dengan Hanbin merangkul pinggul sang istri dan Jennie merangkul lengan sang ayah.

***

"Lalisa apa kamu sudah siap?" tanya Jiyong di depan pintu rumah pohon Lalisa.

"Lisa akan menyusul nanti, dad" sahut Lisa dari dalam sana.

"Baiklah, jangan lama-lama, arraseo?"

"Nde!"

Jiyong pergi berlalu dari sana, meninggalkan Lalisa yang sedari tadi masih bingung dengan baju apa yang akan ia kenakan. Ia mondar-mandir kesana-kemari. Dilema dengan baju yang cocok untuk ia kenakan.

"Aishh! Kenapa susah sekali untuk mencari baju yang bagus?" gerutunya.

Seseorang mengetuk pintu rumahnya. Mengalihkan perhatian Lalisa.

"Masuk" ucapnya.

Lalu seseorang itu membuka pintu dan masuk untuk menemui Lalisa di kamar nya.

"Kamu belum memakai baju?" tanya nya.

Mendengar suara tersebut, Lalisa langsung menoleh. Ia memasang wajah tidak suka. Menghiraukan perkataan orang itu, Lalisa kembali fokus dengan pikiran nya.

"Mau mommy bantu memilih?" tawar nya.

Namun Lalisa tetap saja tidak menanggapi. Membuat sang ibu tiri tersenyum getir.

"Yang ini cocok untuk mu, sayang" ucapnya, ia mengambil satu baju kemeja putih polos dan jas berwarna hitam.

"Kenapa malah kamu yang memilih nya?" tanya Lisa sinis, ia menatap tajam kearah ibu tiri nya.

Wanita itu memberikan senyuman manis nya. "Biarkan malam ini mommy mengurus mu, sayang"

"Kalau aku tidak mau diurusi oleh mu, bagaimana?"

My cold fiancé (Jenlisa)メ HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang