Jennie dan Irene baru saja kembali ke kelas mereka. Jennie mengerutkan keningnya bingung. Setangkai bunga mawar merah tergeletak dia atas mejanya. Kali ini siapa yang memberinya barang-barang seperti ini?
Irene yang sudah duduk di tempatnya menoleh kearah Jennie yang masih berdiri. "Kenapa?" tanya Irene lalu ia mengikuti arah pandang Jennie. Ia juga merasa bingung.
"Siapa lagi sekarang?" tanya Jennie.
"Aneh sekali"
Jennie duduk di kursinya. Ia mengambil bunga itu dan menghirup bau nya. "Ku kira ini bunga palsu" ucap nya di akhiri kekehan.
"Aku kira juga begitu. Lebih baik kamu buang saja, jika tidak Lisa pasti akan marah jika mengetahui nya" ucap Irene memberi saran.
"Aku tau, aku akan membuang nya nanti, aku sudah malas untuk kembali keluar"
"Apa kamu bodoh? Di samping papan tulis itu 'kan ada tong sampah, Jennie"
"Ah aku lupa" ucap Jennie lalu ia berdiri dan berjalan ke arah tong sampah kecil itu. Ia mematahkan batang bunga tersebut lalu membuangnya begitu saja.
Seorang murid melihat nya. Ia bertanya kepada Jennie. "Jennie-ya, kenapa kamu membuang bunga itu?" tanya nya heran.
"Aku tidak menginginkan nya"
"Kenapa tidak memberi kepada ku saja" kesal nya.
"Kamu mau menerima bunga murah itu?" tanya Irene.
"Murah? Tentu saja tidak. Baguslah kamu membuang nya Jennie" ucap nya lalu kembali dengan kesibukannya sendiri.
Jennie kembali ke meja nya. Ia mengeluarkan buku-buku pelajaran dari dalam tas nya. Tak lama kemudian guru yang akan mengajarkan mereka pun datang dan langsung memulai pembelajaran mereka.
***
Kini Lisa sedang duduk di Brazen sabre 2.0 gaming chair milik nya. Mata nya fokus pada game yang sedang ia mainkan, jari-jari nya sibuk menekan-nekan tombol yang ada di stik PlayStation itu.
Berbeda dengan Lisa, Jennie sedang sibuk memasak makanan makan untuk mereka. Kali ini ia berniat untuk memasak bibimbap dan pyongyang naengmyeon. Ia harap Lisa menyukai makanan yang ia buat kali ini.
Selama beberapa hari tinggal bersama Lisa, ia belum mengetahui semua makanan kesukaan tunangan nya itu. Yang ia tau hanya mie dan nasi goreng kimchi, ia mengetahui dua jenis makanan itu. Dan beberapa hari terakhir ini pula ia banyak menonton video acara memasak. Ia ingin lebih banyak mempelajari cara memasak makanan yang lezat. Semua ia lakukan untuk membuat Lisa merasa jika ia pantas menjadi istrinya.
Makanan yang sedari tadi ia buat telah selesai, kini tinggal ia taruh di atas meja makan yang hanya muat untuk empat orang, tetapi hanya memiliki dua kursi. Ia menata nya dengan rapi, menaruh sendok, garpu dan sumpit pada tempatnya.
Setelah selesai dengan urusan dapur nya, sekarang Jennie berjalan kearah kamar mereka. Memberitahu Lisa jika makan malam mereka telah selesai di hidangkan.
"Oppa" panggil nya dan hanya dijawab deheman oleh Lisa. Lisa sedang fokus pada game nya.
"Makanan nya sudah selesai ku buat, sekarang ayo kita makan"
"Sebentar lagi"
"Makanan nya akan dingin jika di makan sebentar lagi oppa.."
Lisa berdecak kesal. Ia memberhentikan game yang sedang ia mainkan itu, menaruh stik PlayStation nya dan membuka Headset Gaming nya. Ia berdiri dan menghampiri Jennie yang berbeda di pintu kamar mereka.
"Kajja!" ajak nya seraya merangkul pundak Jennie.
Mereka sudah duduk di kursi masing-masing. Jennie menuangkan air dingin untuk Lisa dan untuk dirinya juga. Lisa menatap makanan yang ada di depannya itu dengan berbinar-binar.
"Woahh, seperti nya lezat. Aku pasti akan makan banyak kali ini" ucap Lisa excited.
Pipi Jennie bersemu merah. Ia merasa sangat tersanjung karena ucapan Lalisa barusan.
"Kalau begitu habiskan lah oppa"
Mereka memulai makan malam itu dengan berdoa terlebih dahulu. Taat kepada agama tentu saja sudah mereka pelajari sejak kecil. Orang tua mereka selalu mengajarkan untuk berdoa sebelum makan agar makanan yang mereka makan itu membuat tubuh mereka sehat.
***
Makan malam selesai. Sekarang Jennie sedang menemani Lisa yang sedang memainkan PlayStation nya lagi. Sambil membaca buku pelajaran nya. Lisa melanjutkan acara bermain nya tanpa berniat untuk belajar terlebih dahulu. Padahal tadi Jennie sudah mengajak nya untuk belajar.
"Oppa, apa oppa tidak ada tugas yang di beri guru?" tanya Jennie.
"Tidak ada" jawab Lisa tanpa mengalihkan arah pandang nya dari televisi itu.
"Kenapa tidak belajar?"
"Oppa harus menyelesaikan misi hari ini juga"
"Misi di game itu tidak penting oppa" ucap Jennie memberi nasehat.
"Ayolah sayang.. Hanya untuk kali ini saja"
Jennie kembali bersemu mendengar panggilan sayang dari Lisa. Hati nya berdebar tak karuan. Perut nya terasa seperti di gelitik oleh ribuan kupu-kupu yang berterbangan.
"Aku hanya mengingatkan oppa saja.."
Lisa menghiraukan nya. Ia tetap fokus kepada karakter game yang sedang berperang itu. Jari nya dengan lincah menekan-nekan tombol yang ada di stik PlayStation itu.
Sedangkan Jennie melanjutkan membaca buku pelajaran nya. Ia sama sekali tidak terganggu oleh game Lisa karena Lisa menggunakan Headset Gaming itu.
Sampai beberapa menit kemudian, Jennie kembali teringat dengan kejadian tadi siang. Ia menutup buku milik nya dan langsung menyimpan buku itu kedalam tas ransel sekolah nya.
"Oppa" panggil Jennie, kini ia duduk di sofa yang ada dibelakang kursi gaming Lisa. Lagi-lagi Lisa menjawab nya dengan deheman.
"Tadi siang ada yang menaruh sebatang mawar di atas meja ku"
Lisa langsung saja menekan tombol pause nya. Ia membuka Headset nya dan pindah tempat duduk di samping Jennie.
"Siapa orang yang memberikan bunga itu?" tanya Lisa.
"Entahlah, aku juga tidak tau"
"Apa teman sekelas mu tidak ada yang memberitahu siapa yang menaruh nya?"
"Mereka sama sekali tidak tau, oppa" jawab Jennie.
"Siapa dia sebenarnya?" gumam Lisa. Ia bersandar pada sandaran sofa itu.
"Entahlah, padahal aku tidak banyak kenal dengan murid-murid disana, tetapi kenapa dia mau memberiku bunga bahkan makanan ringan juga?"
"Apa mungkin dia emang benar-benar pengagum rahasia mu?"
"Mungkin saja"
"Sudahlah, lupakan saja siapa orang itu, yang terpenting kamu tidak menerimanya nya?" tanya Lisa.
"Tentu saja tidak oppa"
KAMU SEDANG MEMBACA
My cold fiancé (Jenlisa)メ HIATUS
FantasyLahir menjadi seorang yang memiliki kelainan pada kelamin dan berasal dari keluarga kaya raya yang memiliki tradisi yang sangat aneh. Lalisa harus mengikuti tradisi keluarga nya itu. CHAPTER NYA TERACAK-ACAK KARENA WATTPAD GUE EROR!! Don't be a ghos...