13. Back To School

10.7K 1K 24
                                    

Kesehatan Jennie mulai membaik. Setelah 3 hari istirahat dan selalu rutin di periksa oleh dokter pribadi keluarga Manoban, kini Jennie kembali masuk ke sekolah, begitu juga dengan Lisa.

Tentang siapa sebenarnya Lalisa, menjadi trending topik saat ini. Satu negara masih bertanya-tanya siapa Lalisa. Kejadian Lisa menghajar Taehyung sampai babak belur juga menjadi trending topik beberapa hari ini.

Sampai saat ini Marcho ataupun Jiyong belum mengkonfirmasi tentang hal tersebut. Keluarga Manoban ingin membiarkan topik hangat itu sampai hilang dengan sendirinya.

Lahir dari keluarga yang terhormat tentu saja tidak boleh melakukan apapun sesuka hati. Semuanya harus dilakukan dengan hati-hati agar nama baik keluarga tidak buruk Dimata orang lain. Maka dari itu, Marcho sempat memarahi Lisa karena tanpa berpikir panjang langsung menghajar laki-laki itu.

Hari ini Jennie sudah diperbolehkan beraktivitas seperti biasa. Ia dan Lisa datang terlambat, tidak seperti biasanya. Mobil sedan yang bernama Audi S8 plus itu memasuki kawasan M school. Banyak pasang mata yang melihat mobil sedan itu dengan mata yang berbinar.

"Woahh!! Apakah ada anak orang kaya baru disini?"

"Apa kamu buta? Lihatlah didalam sana ada Lalisa!"

"Apa kita harus membungkuk hormat?"

"Ya, sebaiknya begitu!"

Semua murid yang melintas di sana langsung saja membungkuk 'kan tubuh mereka 90 derajat saat melihat Lalisa dan Jennie keluar dari mobil mewah itu. Mobil mereka berhenti tepat di depan lobi M school, tidak seperti biasanya di tempat parkiran VVIP.

Jennie memandang semua murid yang masih saja membungkuk itu dengan bingung. "Mereka kenapa?" tanya nya.

"Entahlah" jawab Lisa acuh.

"Aneh sekali" gumam Jennie.

Supir pribadi Lisa membungkuk 'kan tubuh nya sebentar, setelah itu ia berlalu masuk kedalam sedan mewah itu dan pergi dari sana.

Lisa dan Jennie melangkah masuk kedalam gedung M school. Menghiraukan tatapan-tatapan murid-murid yang melihat mereka. Lisa seperti biasa mengantar Jennie terlebih dahulu di kelas nya.

***

"Sebenarnya dia siapa? berani-beraninya mendekati Jennie-ku" ucap nya kesal.

"Entahlah, tidak ada satupun orang yang tau siapa dia sebenarnya"

"Kita harus mencari tau!"

"Kenapa? Itu hanya membuang-buang waktu saja, lebih baik kamu lanjutkan saja rencana mu untuk mendekati Jennie"

"Aku harus memulai nya dari mana, Sehun?" tanya nya lesu.

"Apa kamu tidak memikirkan cara untuk mendekati gadis seksi itu, hah? Apa kamu sudah berubah dari Kai yang playboy menjadi Kau yang bodoh?"

"Tentu saja tidak!" bantah Kai.

"Bodoh! Pikirkanlah mulai dari sekarang, atau Jennie menjadi lebih dekat dengan anak culun itu!" ucap Sehun.

"Kamu benar!"

***

Lisa dan Jennie sedang menikmati makan siang mereka di rooftop. Amber dan Seulgi juga berada disana, tetapi tidak dengan Irene. Sahabat Jennie itu tidak ikut makan siang bersama mereka.

"Dimana sahabat mu itu?" tanya Lisa.

"Di kelas, dia tidak bisa ikut makan siang bersama kita karena tadi malam ia lupa mengerjakan tugas, jadi dia mengerjakan nya sekarang karena nanti tugas itu sudah harus di kumpulkan" ucap Jennie.

"Apa kamu sudah menyelesaikan tugas itu?"

"Sudah, teman sekelas ku memberitahunya kemarin, dan langsung aku kerjakan tadi malam"

"Hm, baguslah" ucap Lisa, mengangguk mengerti.

Mereka lanjut makan dengan keadaan hening. Sesekali Lisa menyuapi Jennie dengan mandu yang telah di buat oleh Dara. Lisa sangat menyukai ekspresi Jennie saat memakan mandu. Pipi gadisnya itu akan mengembung karena rongga mulutnya kecil dan mandu yang kebesaran. Tentu saja perlakuan Lisa itu tak luput dari pandangan Amber dan Seulgi. Kedua sahabat Lalisa itu memandang Lisa dengan menganga tak percaya.

Meskipun kesehatan Jennie baru saja membaik, tetapi ia tetap berusaha untuk menemani Lalisa makan siang ini. Dengan beralasan jika dirinya tidak apa-apa dan masih sanggup untuk makan bersama, akhirnya Lalisa mengizinkannya untuk ikut makan bersama.

Saat Lalisa mendatangi kelas Jennie tadi, lagi-lagi semua murid memandang mereka iri karena Lalisa terlihat gentle sekarang. Dijumpai oleh kekasih saat istirahat sekolah, tentu saja jadi salah satu impian semua anak remaja.

Mereka selesai dengan makan siang itu. Jennie sedang sibuk menata kembali tempat bekal itu kedalam tas nya. Sedangkan Lisa hanya memandang nya tanpa niat membantu. Ia senang melihat Jennie yang sudah seperti istri nya. Amber dan Seulgi memilih untuk duduk berjauhan dari Lisa dan Jennie. Mereka tau pasti jika setelah ini pasti ada adegan yang tidak ingin mereka lihat.

Seseorang datang dengan sebatang bunga yang terbungkus oleh plastik transparan. Ia berjalan kearah Jennie. Lisa, Seulgi dan Amber melihat laki-laki itu dengan dari berkerut bingung.

"Jennie-ssi"

Jennie menoleh kearah orang yang memanggil nya itu. Ia seperti tidak mengenal orang itu, terlihat dari raut wajah bingung nya.

"Nde?"

"Ada seseorang yang menyuruhku untuk memberi mu ini" ucap nya seraya memberikan Jennie bunga itu.

"Dari siapa ini?" Jennie bertanya sebelum mengambilnya.

"Aku tidak boleh memberitahu nya"

"Kenapa?" kini Lisa yang bertanya.

"Dia bilang aku harus merahasiakan siapa dirinya" jawab laki-laki itu.

"Jangan di terima Jennie" ucap Lisa.

Jennie mengangguk mendengar ucapan Lisa.

"Pergilah, dan jangan temui Jennie lagi dengan sebatang bunga murah mu itu" ucap Lisa sarkas sambil menunjuk bunga yang laki-laki pegang itu dengan dagu nya.

"Tapi dia akan marah kepada ku jika aku tidak memberi bunga ini"

"Tinggal buang saja, apa susah nya, hah?" bentak Lisa.

Laki-laki itu tersentak kaget, begitu juga dengan Jennie. Apakah Lalisa sedang cemburu sampai-sampai ia marah dan membentak laki-laki tak bersalah itu? pikir Jennie.

"Ba-baiklah" ucap laki-laki itu lalu berlalu dari sana dengan cepat.

Lisa menghela nafasnya kasar, berusaha menetralkan emosi nya yang tiba-tiba saja datang. Ia memejamkan matanya, berharap jika dirinya bisa lebih sedikit tenang.

Jennie menghampiri Lisa yang bersandar di kursi itu. Seulgi dan Amber tetap di kursi mereka, tidak ingin mengganggu urusan antara dua orang itu.

"Hei, are u okey?" tanya Jennie. Ia mengelus-elus poni Lisa yang menutupi dahi Lisa.

"Hm, i'm okey"

"Tapi, kenapa kamu membentaknya tadi?" tanya Jennie lembut.

"Entahlah, tiba-tiba saja aku emosi karena seseorang dengan beraninya memberi mu bunga murah"

"Apa dia cemburu?"

"Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan, mungkin saja dia hanya ingin bermain-main dengan itu"

"Hm, semoga saja" ucap Lisa lesu. Ia mendekat ke samping Jennie. Menyandarkan kepalanya di bahu sang tunangan. Jennie tersenyum kecil melihat Lisa yang tiba-tiba saja seperti itu. Ia mengelus pipi Lisa dengan lembut, membuat wanita setengah pria itu tersenyum senang. Terlihat seperti remaja yang di mabuk cinta.

My cold fiancé (Jenlisa)メ HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang