"Ella senang?" tanya Lisa.
"Heum! Sangat-sangat senang!"
"Lain kali jika ada waktu libur panjang kita akan pergi kepantai dan membuat banyak istana pasir lagi, mau?"
"Mau oppa, mau!" Ella tersenyum bahagia, ia mengangguk semangat.
"Maka dari itu Ella harus semangat belajar, arraseo?"
"Okay!"
Mereka semua terkekeh mendengar suara semangat Ella. Membawa anak kecil saat liburan tidak terlalu buruk.
Setelah puas bermain di pantai, mereka memutuskan untuk berganti pakaian dan makan siang bersama di salah satu restoran terkenal di Hawaii.
Semua pengeluaran yang ada, Lisa yang membayar nya. Para sahabat mereka tidak perlu khawatir kalau uang mereka akan terkuras habis dalam satu hari.
"Setelah ini kita kemana?" tanya Seulgi.
"Bagaimana kalau kita istirahat saja? Ini masih siang, cuaca sangat terik" usul Lisa.
"Tapi jika kalian ingin pergi ke suatu tempat, silahkan saja" lanjut nya.
"Aku dan Irene ingin pergi membeli oleh-oleh untuk anak panti"
"Kenapa sekarang? Liburan kita masih lama, sehari sebelum pulang saja beli nya" ucap Jisoo.
"Aku pikir juga begitu, tapi Irene bilang lebih baik hari ini daripada besok" ucap Seulgi, melirik Irene yang berbeda di samping nya.
Irene mengangguk "iya, aku takut lupa membelikan oleh-oleh untuk mereka yang sudah kami janjikan"
"Apa sella sudah mempunyai teman disana?" tanya Lisa.
"Sudah, anak-anak yang lain selalu mengajak nya bermain bersama" jawab Seulgi.
"Sella siapa, oppa?" tanya Jennie.
"Dia anak yatim-piatu yang belum beberapa hari datang. Dia sangat pemalu dan tidak pandai berbaur dengan orang lain" ucap Lisa.
"Apa kalian sering ke panti asuhan?" tanya Jisoo.
"Aku dan Seulgi sering pergi ke sana, tapi tidak dengan Lisa" jawab Amber.
"Kenapa?"
"Aku tidak punya banyak waktu untuk mengunjungi anak-anak" jawab Lisa.
"Begitu rupanya"
***
Jennie merangkak naik ke atas kasur. Ia berbaring di sebelah Lisa yang duduk bersandar di headboard sambil memainkan handphone nya.
Sebelum berbaring, ia sempat mengecup singkat bibir Lisa. Lalu memeluk perut Lisa dari samping.
"Oppa" panggil nya seraya mengelus perut Lisa dari dalam baju.
"Hm?"
"Gumawo"
"Untuk?"
"Tidak tau"
Lisa terkekeh. "Kalau tidak tau, kenapa berterimakasih, sayang?" tanya Lisa, tangan nya terangkat untuk mengelus pipi Jennie.
Jennie tersenyum senang saat pipinya di elus oleh Lisa. Terlihat seperti kucing manja yang senang disayang-sayang.
"I love you" ucap Jennie tulus.
"I love you too" balas Lisa.
"Oppa lihat apa?" ia mendekatkan wajahnya ke handphone Lisa.
"Tidak ada, hanya melihat foto-foto kamu tadi"
Secara spontan Jennie memukul paha Lisa, saat ia melihat ada foto dirinya yang hanya sebatas dada.
"Mesum!"
Lisa tertawa kencang. "Jika aku merindukan dirimu nanti, aku akan melihat ini, dan bermain sendiri"
"Apa maksudmu bermain sendiri, huh?" tanya gadis mungil itu, penuh selidik. Mata kucing nya menatap tajam ke arah sang tunangan.
"Tidak ada, lupakan saja" Lisa ciut seketika.
"Oppa, besok ayo kita beli oleh-oleh untuk mommy"
"Barang yang seperti apa? Oppa tidak tau"
"Oppa tidak tau barang kesukaan mommy? Jahat sekali" gumam Jennie di akhir kalimat.
"Kamu tau sendiri bukan, gimana hubungan ku dengan mommy dulu sebelum ada kamu" ucap Lisa, sambil menaruh handphone nya di atas nakas.
"Lalu apa yang harus kita beli besok?"
"Aku rasa tidak perlu, karena Daddy sering ke sini dan sudah pasti dia membeli oleh-oleh untuk mommy"
"Iya juga ya, lalu besok kita harus apa? Aku bingung" ucap Jennie.
"Aku pikir kamu sudah membuat list nya"
"Belum, aku tidak sempat untuk itu"
"Bagaimana kalau kita membuat Manoban junior saja?" goda nya. Kedua alis tebal itu naik turun seraya ia menindih tubuh Jennie.
Jennie memukul pelan bahu Lisa. "Ya! Kenapa sekarang kamu jadi mesum?"
"Kamu selalu membuatku candu, J"
"Baguslah, jadi aku tidak perlu terlalu khawatir kamu akan berpaling ke gadis lain di luar sana"
"Hei, tentu saja tidak akan. Aku hanya bernafsu dengan mu"
"Benarkah itu? Bisa aku pegang kata-kata mu itu wahai tuan muda Manoban?"
Tangan nya mengalung indah di leher Lisa. Ia mulai mengikuti alur permainan ini.
"Of course u can, baby" ucap Lisa, setelah nya ia mencium pipi Jennie dalam-dalam.
"Baiklah, aku pegang kata-kata mu, oppa"
Tok!
Tok!
Tok!
"Oppa!" pekik Ella dari luar.
Lisa berdecak kesal, di saat ia akan mendapat jatah nya, anak kecil itu malah datang.
"Ya? Ada apa?" tanya Lisa setelah membuka pintu.
"Ella mau ikut pergi dengan Seulgi eonnie boleh tidak?"
Seketika rasa kesal Lisa hilang begitu saja karena suara Ella yang terdengar sangat imut.
Lisa sedikit nunduk untuk menyamakan tinggi nya. Lalu mencubit gemas hidung Ella.
"Boleh sayang, tapi kamu jangan nakal ya"
Ella mengangguk cepat lalu melompat-lompat kegirangan.
"Yeay! Ella pergi dulu, oppa. Pai-pai!!" ucap nya sambil melambaikan tangan dan berlalu pergi.
Kehabisan ide.
KAMU SEDANG MEMBACA
My cold fiancé (Jenlisa)メ HIATUS
FantasiLahir menjadi seorang yang memiliki kelainan pada kelamin dan berasal dari keluarga kaya raya yang memiliki tradisi yang sangat aneh. Lalisa harus mengikuti tradisi keluarga nya itu. CHAPTER NYA TERACAK-ACAK KARENA WATTPAD GUE EROR!! Don't be a ghos...