22. [M]

18.2K 1.2K 67
                                    

⚠️Mature⚠️

Seperti biasa Lisa, Jennie, Irene, Seulgi dan Amber akan memakan bekal makan siang mereka setelah menghabisi waktu lima jam untuk tiga mata pelajaran. Jennie dan Irene makan dengan lahap sekali kali ini, pelajaran kedua mereka tadi cukup membuat energi mereka terkuras. Pelajaran matematika memang membuat semua orang berpikir lebih keras dan teliti.

(i LoVe MaTeMaTiKa)

Setangkai bunga mawar merah dan sebatang coklat juga masih ada yang meletakkan nya di atas meja Jennie. Dan setiap kali Jennie bertanya siapa yang menaruh kepada semua murid yang ada di kelas nya, dan jawaban yang mereka berikan masih sama, 'aku tidak melihat siapa yang menaruhnya'.

Tadi pagi Jennie tidak ingin kembali bertanya pada teman sekelas nya, karena ia tau pasti jawabannya masih sama. Ia tidak memakan coklat itu, melainkan ia berikan kepada si tukang makan di kelas nya, Roséanne Park. Mereka berdua tidak terlalu dekat, tetapi sering dijadikan satu kelompok saat mendapatkan tugas.

Jennie menaruh satu kimchi kecil di atas sendok Lisa. Lisa tersenyum manis. "Gumawo"

Selesai menghabiskan makanan masing-masing. Lisa, Seulgi dan Amber langsung mengeluarkan ponsel mereka. Masuk kedalam sebuah aplikasi game. Ketiga nya berniat untuk memainkan game online bersama teman online mereka yaitu Kim Jisoo.

***

"Jisoo, dari arah seratus sembilan puluh!" pekik Amber.

"Okey-okey" sahut Jisoo dari seberang sana.

Ketiga nya sibuk dengan game online yang sedang berperang itu. Sedangkan Jennie dan Irene hanya memperhatikan saja. Jennie melihat ke arah handphone Lisa. Tunangan nya itu sangat fokus pada game yang sedang ia mainkan.

"Oppa" panggil Jennie.

Lisa menjawab nya dengan deheman.

"Berhentilah bermain"

"Sebentar lagi baby, permainan nya akan segera berakhir jika satu musuh lagi sudah mati" ucap Lisa tanpa mengalihkan perhatian nya dari game itu.

"Matamu sudah memerah oppa, matamu akan sakit jika kamu terus bermain"

"Tidak apa-apa Jennie, ini hanya merah biasa"

Jennie menghela nafas kasar. Lisa sangat keras kepala jika menyangkut hal yang menjadi hobinya. Sudah satu jam lebih mereka di rooftop itu karena semua guru yang melakukan rapat penting, maka dari itu semua murid di bebaskan untuk beberapa jam kedepan.

Jennie merampas handphone Lisa. Lisa yang terkejut pun langsung menoleh ke arah Jennie. Mata Jennie menatap nya tajam, ia mematikan handphone Lisa dan memasukkan nya kedalam saku rok yang ia kenakan.

Lisa mengulurkan tangannya bermaksud agar Jennie mengembalikan handphone miliknya. Jennie menggeleng. Ia masih menatap Lisa dengan tatapan tajamnya, berharap Lisa akan takut dengan dirinya.

Lisa akhirnya pasrah. Ia tau jika Jennie sedang marah kepada nya. Lisa menurunkan kembali tangannya, ia bersandar pada sandaran kursi yang hanya cukup untuk dua orang itu.

Ide jahil tiba-tiba terlintas di pikiran nya. Ia tersenyum miring menatap Jennie yang masih dengan wajah marahnya. Lisa menarik Jennie dengan pelan agar mendekat ke arah nya. Jennie tersentak kaget, tetapi ia tidak menolak.

Lisa mendudukkan Jennie di pangkuannya, menghiraukan para sahabatnya yang berdecak kesal. Lisa membenarkan rok Jennie agar tidak terbuka, ia menarik pinggul Jennie mendekati perutnya. Tangan Lisa turun kebawah, kali ini ia memegang bokong sintal Jennie.

My cold fiancé (Jenlisa)メ HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang