Lisa sedang membersihkan penisnya di dalam toilet khusus milik nya yang ada di rooftop. Jennie sudah selesai membersihkan dirinya tadi, sekarang Jennie sedang duduk di kursi yang mereka gunakan untuk melakukan hal mesum. Pikiran nya terus berputar tentang yang ia lakukan tadi bersama Lisa, sambil membersihkan kotoran cairan sperma Lisa dan dirinya yang masih menempel di kursi.
Pipi Jennie bersemu merah. Ia merasa malu karena melakukan hal itu bersama Lisa, terlebih lagi itu untuk pertama kali nya Jennie lakukan. Selesai membersihkan kotoran itu Jennie menaruh tisu kotor itu di atas kursi yang ia duduki. Ia harus membasahi tisu itu dengan air agar tidak tercium bau orgasme mereka yang menempel di tisu.
Lisa keluar dari toilet sambil membenarkan baju seragam nya. Ia memandang Jennie yang juga memandang nya.
"Sudah bersih?" tanya Jennie malu.
"Sudah" ucap Lisa, ia dengan wajah berbinar nya menghampiri Jennie.
"Sudah kamu bersihkan kursi nya?"
"Sudah"
Jennie menunduk malu. Ia tidak bisa lama-lama memandang wajah Lisa setelah apa yang mereka lakukan tadi. Lisa duduk di samping Jennie, ia merangkul pundak Jennie dan menarik gadis itu agar mendekat kearah nya.
"Hei, tidak perlu malu" ucap Lisa lembut. Ia memegang pipi Jennie agar gadis itu melihat kearah nya. "Lagi pula kamu melakukan nya dengan ku, bukan? Aku ini calon suami mu, jadi untuk apa malu jika setelah menikah nanti kita akan melakukan itu lagi, bahkan lebih dari itu" sambung nya, bermaksud untuk menggoda Jennie.
"Aaa.. oppa!" rengek Jennie. Pipi nya terasa sangat panas karena Lisa kembali menggoda nya.
Lisa tertawa, ia senang menggoda Jennie dan membuat gadis itu malu. "Yang aku bilang ada benarnya bukan? Kita akan melakukan hal lebih dari itu agar mendapatkan keturunan setelah menikah nanti"
"Oppa~ berhentilah berbicara seperti itu"
"Baiklah, aku tidak akan berbicara seperti itu lagi, tapi apa nanti malam kita boleh melakukan nya lagi, hm?" Lisa lagi-lagi menggoda Jennie. Alisnya naik turun memandang Jennie. Ia terlihat seperti paman-paman yang sedang horny sekarang.
"Ckk! Tidak mau!" ucap Jennie kesal.
"Kenapa tidak mau? Ayolah baby, itu sangat nikmat? Apa kamu tidak merasakan kenikmatan nya?"
"Aku tidak akan memberikan jatah mu jika kamu terus saja menggoda ku" Jennie berucap seraya bersedekap dada.
"Oppa janji tidak akan menggoda mu, tapi kita akan melakukan nya nanti malam dan malam-malam seterusnya, setuju?"
"Hm, aku tidak yakin dengan itu"
"Baiklah itu berarti kamu setuju!"
"Tidak, aku belum mengatakan setuju" bantah Jennie.
"Baru saja kamu mengatakan setuju, baby"
"Ckk!" Jennie berdecak kesal. Ia memalingkan wajahnya ke arah lain, tidak ingin melihat wajah menggoda Lisa. Lisa terkekeh, Jennie sangat menggemaskan jika sedang kesal.
"Oppa hanya bercanda baby.." Lisa memeluk Jennie erat. Ia tertawa melihat Jennie yang mengerucut bibir nya, matanya masih menatap Lisa tajam.
Lisa mempunyai satu ide jahil lagi. Ia dengan cepat mencium bibir mungil Jennie yang mengerucut bak bebek itu. Mata Jennie membulat sempurna. Ia langsung mengatupkan bibirnya ke dalam. Cukup lama mereka saling tatap.
Lisa tersenyum senang. Satu tangan nya merangkul lengan Jennie erat, sedangkan satu tangan nya lagi memegang pipi Jennie. Ia menekankan pipi chubby Jennie agar bibir mungil itu kembali mengerucut. Lisa dengan cepat mencium bibir Jennie. Cukup lama, tanpa ada nya lumatan. Lisa menyesap rasa manis di bibir Jennie.
Jennie tidak membalas ciuman Lisa. Ia masih sedikit syok karena ulah Lisa yang tiba-tiba. Jennie menatap mata Lisa yang tertutup saat mencium bibir nya. Lisa melepaskan ciumannya. Ia menatap Jennie lembut.
"First kiss, huh?"
Jennie mengangguk. Lisa kembali tersenyum senang. Dia senang karena dirinya lah yang mengambil ciuman pertama Jennie, dan mungkin dia juga adalah orang pertama yang merasakan tubuh Jennie.
"Baguslah jika begitu, mulai hari ini jangan biarkan siapapun dengan mudah nya menyentuh mu, memegang pipi atau yang paling parah mencium bibir mu"
Jennie terkekeh. "Aku baru tau jika oppa sangat posesif"
"Menjadi posesif itu perlu, aku adalah suami mu, aku mencintaimu, aku menyayangimu, aku harus melindungi dirinya mu selamanya" Lisa berucap dengan sungguh-sungguh. Wajah nya kini menampilkan sebuah keseriusan.
Kedua sudut bibir Jennie terangkat ke atas. Bibir tersenyum tulus. Lalisa mencintai nya, Lalisa menyayangi nya, Lalisa bersungguh-sungguh dalam menjaga dirinya. Jennie percaya itu.
"Aku juga mencintaimu, suamiku" ujar Jennie, setelah mengucapkan itu Jennie langsung saja mencium bibir Lisa. Menyalurkan rasa cinta dan sayang nya melalui ciuman itu. Dan tentu saja Lisa membalas ciuman itu dengan lembut. Hatinya menghangatkan saat merasakan bibir Jennie.
Lisa mulai melumat bibir Jennie dengan pelan. Bibir lembut Jennie juga membalas lumatan nya. Lisa tersenyum di sela ciuman mereka. Bibir Jennie sangat manis, Lisa menyukai nya. Mulut Lisa yang memang lebih besar daripada Jennie, bisa melumat kedua bibir itu. Tetapi Lisa tidak ingin rakus, ia hanya melumat satu bibir Jennie saja, bibir atas nya.
Jennie menghisap bibir bawah Lisa yang terasa penuh di dalam mulut mungil nya. Seperti permen, Jennie menyesap bibir tebal itu secara kuat. Melumat bibir bawah Lisa mungkin akan menjadi candu terbaru untuk dirinya. Saat mengulum bibir tebal Lisa, Jennie seperti sedang mengulum satu lollipop sedang yang sangat manis.
Ciuman mereka berlangsung lama. Setelah merasakan masukkan oksigen telah habis, Jennie melepaskan ciuman yang mungkin akan berlangsung lama itu. Nafas mereka menderu. Saling mengambil oksigen dengan cepat.
"Manis" ucap Jennie malu.
"Benarkah? Kalau begitu setiap hari di pagi nya kita harus berciuman dulu!" ucap Lisa mutlak.
"Baiklah, untuk itu aku menyetujui nya"
Mereka saling melemparkan senyuman manis untuk satu sama lain. Lalu kembali berciuman.
![](https://img.wattpad.com/cover/245812863-288-k868397.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My cold fiancé (Jenlisa)メ HIATUS
FantastikLahir menjadi seorang yang memiliki kelainan pada kelamin dan berasal dari keluarga kaya raya yang memiliki tradisi yang sangat aneh. Lalisa harus mengikuti tradisi keluarga nya itu. CHAPTER NYA TERACAK-ACAK KARENA WATTPAD GUE EROR!! Don't be a ghos...