'🌙──Sembilan belas

816 109 0
                                    

Di sinilah Leedo sekarang, berdiri di depan pagar rumah besar milik seseorang yang sedari kemarin menjadi objek pikirnya.

Setelah menemui Mingi untuk menyatakan perasaannya— yang berujung penolakan —kemarin, ia pun memilih untuk berdiam diri di kamarnya sembari memikirkan hal-hal penting yang seharusnya tak ia abaikan.

Son Dongju— atau yang lebih kerap di sapa Xion, dia menyukai Leedo? Apa itu benar?

Tangannya terangkat, menekan tombol bel yang terpasang di dekat pintu pagar. Beberapa saat setelahnya, telinganya menangkap suara seseorang yang tak asing lagi di telinganya.

“Eoh? Ternyata kau. Ayo masuk!” Xion hendak melangkahkan kakinya untuk kembali masuk ke kediamannya, namun Leedo lebih dulu menahan tangannya.

“Bisa kita bicara?”

Xion mengangguk, “Tentu saja. Kita bicara di dalam, ya?”

Leedo menggeleng pelan, “Tidak usah, aku hanya ingin bertanya beberapa hal saja, setelah itu aku harus menjemput sepupuku.”

Xion terdiam sejenak, menimang jawaban yang akan ia lontarkan. Jujur saja, Xion takut dan gugup akan apa yang ingin ditanyakan oleh Leedo. “Baiklah.” tapi akhirnya dia mengangguk setuju.

Untuk beberapa saat setelahnya, keduanya diselimuti keheningan. Leedo terdiam dengan kebingungan dan kegugupan pada dirinya, sedangkan Xion setia menunggunya.

“Hy—”

“Apa benar kau menyukaiku?”

Xion tersentak, dengan kedua netranya yang melebar terkejut. “Hah? K-kau...” lidahnya kelu. Ia tak mengira sama sekali kalau Leedo akan menanyakan hal itu.

“Jawab saja, Dongju.”

Meski begitu, Xion tak boleh berharap banyak. Maka dari itu, cengiran paksa khas dirinya pun terlukis di wajahnya. “Iya, tentu saja aku menyukaimu. Kau kan saha—”

“Sebagai seorang pria.” lagi dan lagi, Leedo benar-benar akan mendesak orang yang ia tanya jika jawaban yang ia dapatkan tidak memuaskan sama sekali.

Xion memalingkan wajahnya, menghela napasnya sejenak sebelum keembali menatap Leedo. “Eoh, itu benar. Aku menyukaimu, entah sejak kapan perasaan ini tumbuh, tapi kau adalah orang yang benar-benar mampu membuatku jatuh dalam pada dirimu.”

Tanpa diduga, setelahnya senyum lembut dan sebuah dekapan hangat didapati oleh Xion. “Terimakasih, Dongju.”

“A-apa m-maksudmu?”

“Terimakasih karena sudah sabar menungguku.”

Mendengar penuturan Leedo yang menurutnya tak masuk akal, Xion pun segera melepaskan pelukannya dengan paksa. “Sebenarnya apa maksudmu, Hyung?... B-bagaimana dengan Mingi?”

“Aku benar-benar berterimakasih padanya.”

“Hah?” lagi, Xion menatap Leedo dengan tatapan bingungnya.

“Lupakan saja. Tapi intinya...” kalimatnya terjeda, diraihnya kedua tangan Xion untuk ia genggam. “...Apa kau mau membantuku menggeser Mingi?”

“Menggeser Mingi?”

Leedo mengangguk, “Menggeser Mingi dalam hatiku dan menggantinya dengan namamu.”

Xion memalingkan wajahnya saat dirasa semburat merah dan perasaan hangat menjalar pada wajahnya. “Astaga, pernyataan macam apa itu?” dirinya terkekeh pelan, membuat Leedo yang mendengarnya pun turut tertawa ringan.

“Kau tahu persis sifatku, bahkan aku tak tahu kalimat seperti apa yang romantis.”
















































║▌│█║▌│ █║▌│█
___________________
©titi_min005 ; 2O2O

[✔] Can you see me?; YungiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang