'🌙──Dua puluh satu

822 101 4
                                    

Perlahan dan lembut, lumatan demi lumatan Yunho lakukan pada bibir atas dan bawah milik Mingi secara bergantian. Pemuda Song yang duduk di atas pangkuannya itu terbuai, sehingga tanpa pikir panjang ia mengikuti alur permainan Yunho.

Lengan Mingi mengalung di leher Yunho, menariknya lebih dekat guna memperdalam aksi yang tengah keduanya lakukan. Nafsu mereka lebih didominasi oleh rasa sayang, dengan begitu ciuman lembut itu adalah buktinya.

Kala pasokan udara mulai menipis, keduanya kompak memberi jarak, memutus pagutannya hingga membuat sebuah untaian saliva.

“Mingi-ah!” rendah dan begitu dalam. Untuk sesaat Mingi meremang mendengar suara Yunho yang seperti itu.

“Hm?”

“Menikahlah denganku.” Mingi tak terkejut, ia sudah menduga sebelumnya. Sampai akhirnya ia memilih untuk menggeleng pelan.

“Kau tak mau?”

Lagi-lagi Mingi menggeleng pelan, tangan kanannya terangkat— menangkup sebelah pipi Yunho, mengelusnya dengan pelan. “Mintalah restu pada ayah, aku akan patuh pada keputusan ayah.”

Yunho mengangguk, “Baiklah, aku akan melamarmu besok, di depan paman dan orang tuaku.”

Sudut bibir keduanya terangkat, membentuk sebuah senyuman sebelum kedua belah bibir mereka kembali menyatu dalam sebuah pagutan lembut penuh kasih sayang.

Mingi bersyukur, setidaknya masalah percintannya sudah kembali normal. Sekarang, ia berharap agar ayahnya memberinya restu untuk berhubungan dengan Yunho, memberi ijin pada kekasihnya yang ingin mengambil alih surganya dari sang ayah, mengajaknya menjalin sebuah hubungan sakral yang mengikat mereka selamanya— pernikahan.


“Terimakasih, Yunho...”

























║▌│█║▌│ █║▌│█
___________________
©titi_min005 ; 2O2O

[✔] Can you see me?; YungiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang