12

12 2 0
                                        

"A-aku tidak sengaja y/n-ah, aku tidak sengaja melepaskannya!" -Junhoe

"K-kau! Arghh!"

Kamu langsung pergi meninggalkan Pangeran dan berlari ke kamarmu sambil menyeka air matamu, Pangeran berusaha mengejarmu namun kamu langsung menutup dan menahan pintu kamarmu.

"y/n aku minta maaf aku tak sengaja menjatuhkannya!! y/n bukalah pintunyaaa!!" -Junhoe

"PERGI!! ENYAHLAH DARI HADAPANKU!!"

"y/n maafkan aku.." -Junhoe

"PERGI!!"

"B-baiklah.. aku pergi.." -Junhoe

Dengan berat hati Pangeran meninggalkan kamarmu dengan perasaan bersalah, kejadian tak terduga membuat jarak antara kalian berdua, kamu menangis sejadi-jadinya karena buku yang penuh kenangan itu tenggelam, kamu benar-benar syok dan sangat-sangat kesal melihat kejadian tadi.

"KENAPA?! KENAPA HARUS BUKU ITU!!"

Prangggg..

Kamu memecahkan cangkir yang ada didekatmu, amarah dan sedihmu memuncak saat ini, kamu melempar buku-buku cerita yang selalu kamu baca jika senggang. Isi kamarmu begitu berantakan sementara para dayang pun tidak berani memasuki kamarmu.
Kamu menangis sejadi-jadinya, keadaanmu sangat berantakan. Mata sembab dan rambut yang berantakan, kamu terduduk lemas dilantai lalu mengambil bantalmu dan berusah menenangkan dirimu.

Sementara Pangeran, setelah berada dikamarnya dia hanya termenung sambil menatap lantai kamarnya kosong. Ia menyesali kelakuan bodohnya itu, ketika awalnya hanya lelucon dan menakut-nakutimu saja tetapi malah jadi nyata jatuh kedalam kolam. Pangeran sangat gelisah saat ini.

Tanpa basa-basi Pangeran kembali menuju kamarmu, walau sudah ditahan agar tidak masuk Pangeran tetap menerobos masuk hingga Pangeran terkejut melihat isi kamarmu yang berantakan ini, kamu tertidur dilantai untung saja posisimu duduk tidak terlentang atau tengkurap karena di depanmu banyak pecahan cangkir yang menyebar, Pangeran perlahan mendekatimu dan memelukmu erat. Kamu perlahan terbangun dari tidurmu, membuka matamu pelan betapa terkejutnya kamu melihat Pangeran yang sedang memelukmu erat.

Kamu berusaha melepaskan pelukannya tetapi Pangeran mengeratkan pelukannya. Tadinya kamu sudah cukup tenang, namun setelah melihat Pangeran dan mengingat kejadian tadi rasanya amarahmu mulai datang kembali.

"Sudah kubilang enyah dari hadapanku kau masih tidak mengerti?"

"aku minta maaf.." -Junhoe

"Aku tidak butuh maaf mu aku hanya butuh kau pergi dari sini."

"Tapi aku-" -Junhoe

"Pergi."

"Aku benar-benar menyesal y/n.." -Junhoe

"Aku tak butuh penyesalanmu."

"Memangnya sepenting apa buku itu?" -Junhoe

"Sepenting apa? Itu sangat penting bagiku! Tulisan ibuku ada disana bersama kenangan kenangan kami buat dulu! Apa masih belum mengerti juga hah?! Itu satu-satunya pemberian ibuku sebelum ibu meninggal!"

Kamu kembali menangis sambil memukul-mukul pundak Pangeran, sementara Pangeran masih memelukmu dengan erat dan mengelus punggungmu supaya tenang, tetapi kamu tetap memberontak ingin lepas hingga akhirnya kamu lepas dari pelukannya.

"Pergi."

"Tidak mau." -Junhoe

"Junhoe. Kubilang pergi."

"Aku ingin disini y/n." -Junhoe

"Enyahlah dari sini. Aku tak ingin melihatmu."

"Baiklah, aku pergi. Untuk kesekian kalinya aku minta maaf y/n." -Junhoe

Pangeran akhirnya pasrah kembali dan menuju kamarnya lagi, kamu kembali menangis lagi sejadi-jadinya, rasa cintamu kini sedang berperang dengan rasa marahmu kepada Pangeran, setelah tangisanmu cukup reda kamu terdiam lalu meminta para dayang untuk menyiapkan air hangat karena kamu ingin menenangkan dirimu.

Selama berendam kamu hanya menatap kosong air hangat yang dipenuhi dengan bunga bungaan yang harum, kamu memainkan kelopak bunga tersebut, setelah selesai kamu kembali menggunakan pakaianmu lalu duduk di kasur sambil menatap lantai dengan tatapan kosong.

"Kamu jaga baik-baik ya bukunya, ini ada tulisan ibu disini katanya kamu suka tulisan ibu bukan?"

Ibumu memberikan buku itu disaat kamu berumur 7 tahun, kamu mengambil buku yang lumayan tebal itu dari ibumu.

"Tebel banget bu, ini berat banget lagi ini suka ibu bawa kemana-mana.."

"Iya sayang, ibu suka tulis apa aja yang ibu alami hari ini, dan ibu juga menulis pembelajaran dari kejadian yang kita alami ini nak.." -Ibu

"Ohh gitu ya bu, nanti y/n juga mau nulis kayak ibu dibuku ini!"

"Boleh, teruskan saja dihalam selanjutnya terakhir ibu nulis." -Ibu

Kamu mengangguk paham, dibalik kebersamaanmu itu ada sebuah takdir yang tidak bisa ibumu hindari, ditengah kehamilan anak kedua dan ketiga ini ternyata membahayakan nyawa ibumu. Tapi ibumu tetap mempertahankan anak-anaknya yang didalam perutnya.

"Sayang tolong jaga baik-baik yaa, jika ibu sudah tidak ada tolong lanjutkan saja tulisan ibu ini." -Ibu

"Emangnya ibu mau pergi?"

"Iya, jauhhh banget, kamu bisa jagain adik-adik kamu ini kan?" -Ibu

Kamu mengerutkan dahimu bingung.

"Bisa kok, bisa. Tapi nanti ibu balik lagi nggak?"

"Eumm.. mungkin bisa.." -Ibu

"Oke!"

Kamu tersenyum sumringah sambil mengelus perut ibumu yang sudah membesar itu. Sebulan lebih setelah ibumu memberikan bukunya beliau melahirkan, tapi takdir masih sayang padanya. Ibumu masih selamat dan masih bisa melihat anak kedua dan ketiganya, masih bisa menyusui mereka hingga 5 tahun setelah kedua adikmu lahir ibumu meninggal dunia karena penyakitnya. Semenjak itulah kamu mulai meneruskan menulis apapun kejadian yang terjadi di dalam buku itu.

Kamu menyeka kembali air matamu yang kesekian kalinya, padahal besok kebetulan memperingati hari ulang tahun ibumu. Kamu menyuruh para dayang menyiapkan barang-barang yang akan dibawa besok ke rumah. Setelah selesai kamu pun mulai tidur agar tidak kelelahan besok.




Bersambung...

Kubuat kalian galau dulu ehehehheheee
Don't forget vote yaa
Gomawooo

The King Of My Heart [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang