3

14 5 0
                                        

"mm. Kau kenapa? Tidak nyaman disini? pergilah, aku tak peduli denganmu." -Junhoe

***


Rasanya kamu ingin memukul kepalanya. Tapi karena kamu kepalang sakit dengan ucapannya kamu langsung pergi begitu saja hingga para dayang mengejarmu hingga ke perpustakaan.

"Tuan Putriii ya ampun, Tuan Putri tidak apa-apa kan? Tolong jangan masukkan ucapannya ke hati Tuan Putri.." -Sana

"Tidak apa-apa aku hanya terkejut saja, pergilah, aku akan disini saja membaca buku. Ah iya, tolong ambilkan buku harianku di kamarku."

"Baik Tuan, saya permisi.." -Sana

"Tuan Putri baik-baik saja kan?" -Jieun

"Iya Jieun, tenanglah. Aku akan disini saja.."

"Tuan Putri ini bukunya." -Sana

"Wah, terimakasih, pergilah aku akan disini sebentar.."

"Baik Tuan Putri.." -Sana Jieun

Akhirnya mereka meninggalkanmu sendiri di perpustakaan, tiba-tiba saja air matamu menggenang di kelopak mata dan turun membasahi pipimu, rasanya kamu ingin menyerah saja di hari pertama ini. Kamu membuka buku harianmu dan kembali membaca dari awal dan menulis kembali setiap kejadian disini.

"y/n.."

Kamu tiba-tiba mendengar suara yang sangat kamu rindukan setiap harinya. Ibumu memanggil namamu dengan begitu lembut, terlihat ibumu sedang berdiri dengan pakaian yang sangat rapih dan indah, ibumu menghampirimu dan duduk disebelahmu, kamu kembali menitikan air mata dan memeluk ibumu itu.

"Kenapa kamu menangis sayang? Ada masalah apa hingga membuatmu seperti ini?" -Ibu

"A-aku, hiks aku tidak yakin bisa merubah sikapnya bu. Dia sangat dingin, aku tidak bisa."

"Ssstt.. jangan begitu, ibu yakin kamu pasti bisa nak. Kemana y/n yang selalu bersemangat ini? Semua masalah kamu bisa atasi dengan baik. Ibu yakin berjalannya waktu dia akan berubah.." -Ibu (sambil membelai kepalamu dengan lembut)

"Tapi rasanya aku berada hidup dibawah tekanan yang sangat kuat."

"Hidup memang seperti itu, bukan hidup jika kita tidak merasa tertekan. Frustasi memang sudah biasa bagi kita nak. Percayalah semuanya akan baik-baik saja, Raja dan Ratu yang baik mereka akan menjagamu dengan baik y/n.." -Ibu

Tak lama kemudia sosok ibumu pun menghilang menjadi titik-titik cahaya.

"Ibuuu!!"

Kamu terbangun sambil berteriak hingga para dayangmu terpanggil dan segera menenangkanmu.

"Tuan Putri ya ampun ada apa?" -Jieun

"Ibu.. ibu dimanaa?"

"Tidak ada disini Tuan Putri.." -Sana

Kamu menyenderkan kepalamu ke meja sambil kembali terisak, rasanya semakin rindu setelah bertemu dengan ibumu di alam mimpi, pelukannya yang hangat dan belaiannya yang lembut, suaranya pun lembut.

"tuan Putri mari kita ke kamar Tuan Putri saja.. berendam sambil menenangkan pikiran bagaimana?" -Sana


Kamu mengangguk akhirnya berjalan menuju kamarmu. Kamu duduk di kasurmu sambil melamunkan mimpimu tadi, sementara para dayangmu sedang menyiapkan air untuk kamu berendam.

"Yang Mulia mengapa begitu kasar padanya?" -Kasim

"Siapa yang kasar? Aku tidak memukulnya." -Junhoe

Junhoe kembali menyibukkan dirinya dengan buku buku yang ada di lemarinya, kasim hanya bisa menghela napas melihat tingka laku Pangeran.

"Raja akan marah jika mengetahui ini." -Kasim

"Aku tidak peduli, pergilah aku mau tidur." -Junhoe

Kasim tetap diam.

"Yak, kau dengar ucapanku bukan? Pergilah aku mau tidur." -Junhoe

Akhirnya kasim pun meninggalkan Pangeran sendiri. Setelah kepergian kasim Pangeran merebahkan badannya ke kasur sambil menatap langit-langit kamarnya.

"Apakah perkataan ku tadi benar benar kasar? Ah, siapa peduli." -Junhoe

Tak lama kemudian Pangeran tertidur, sementara kamu baru saja selesai berendam, kamu berjalan menuju depan kamarmu dan kembali melamun para dayang hanya bisa melihatmu yang melamun. Tak lama kemudian kamu akhirnya kembali ke kamarmu untuk tidur.

###

Paginya kamu sudah rapih namun yang membuatmu rapih seperti ini bukan hanya menjadi kebiasaan bagimu sebagai keluarga kerajaan namun hari ini kamu akan makan bersama dengan Raja, Ratu dan juga Pangeran. Setelah selesai kamu langsung mendatangi tempat untuk makan bersama. Raja dan Ratu sudah ada di tempat makan dan juga Pangeran yanng sepertinya baru saja datang.

"Kenapa kalian datangnya tidak bersamaa?" -Ratu

"A-aku bangun agak telat tadi makanya tidak bersama."

"Oh begitu, kenapa tidak menunggu saja?" -Ratu

"Saya sangat lama jadi saya suruh Pangeran duluan kesini, saya tidak enak jika Raja dan Ratu lama menunggu kami."

"Tidak apa-apa sudah wajar karena kalian kelelahan setelah upacara kemarin. Baiklah selamat makann.." -Raja

Selama acara makan tidak ada percakapan, setiap ada pembicaraan hanya kamu yang berbicara menutup-nutupi kenyataan dengan alasan yang kamu buat-buat.

"Benar tidak terjadi masalah kemarin?" -Raja

"Iya, kita bahkan tidur bersama."

"Tapi kata kasim kamu keluar dari kamar Junhoe." -Raja

"Saya saat itu keluar ke perpustakaan sebentar karena tidak bisa tidur, tapi akhirnya aku kembali setelah kasim tidak ada di kamar Pangeran, dan kami tidur bersama."

Betapa lancarnya kebohongan yang kamu buat demi Pangeran, nyatanya alasanmu sangat bertolak belakang, bahkan kamu menangis karena perkataan Pageran yang dia lontarkan padamu. Rasanya sesak namun kamu harus kuat, takdir ini bukan kemauan kita dan tidak bisa kita hindari juga. Satu-satunya jalan hanyalah menjalani semuanya.

"Yang Mulia saya sudah selesai makannya, apakah saya boleh pergi ke perpustakaan? Rasanya nyaman disana dan aku bisa menambah pengetahuan disana."

"Baiklah, Junhoe temani dia." -Raja

"T-tidak usah, aku saja sendiri bersama para dayang ku."

"Hmm baiklah." -Raja

Kamu bangun lalu menunduk dan pergi menuju perpustakaan bersama para dayangmu. Sampai disana kamu menghela napas dan mengambil buku bacaan. Tetapi Pangeran akhirnya bangun dan pamit untuk menyusulmu lalu hanya diam di depan pintu sambil mendengarkan percakapanmu di dalam.

"Tuan Putri pandai sekali membuat alasan, padahal omongan Tuan Putri sangat bertolak belakang." -Jieun

"Tidak apa-apa jika aku berbicara kenyataan Pangeran akan dimarahi habis-habisan oleh Raja yang ada aku akan menyusahkan dia, aku adalah kesialan baginya karena selalu dimarahi, padahal semua ini bukan keinginannya."

"Benar juga sih, tapi ya apakah Tuan Putri selamanya akan tinggal dalam kebohongan?" -Sana

"Jika itu satu-satunya jalan maka aku akan melaksanakannya."

"Wah Tuan Putri benar benar kuat ya.." -Jieun

Kamu tersenyum kecut lalu kembali membaca buku dengan fokus. Sementara Pangeran akhirnya kembali ke kamarnya dan diam di depan kamarnya sambil melemparkan batu batu kecil ke kolam.








Bersambung..

Jangan lupa vote
Gomawo
Jinanie

The King Of My Heart [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang