19

9 2 0
                                        

“y/n..  sayang... cintakuu.. y/n.. Tuan Putri!” –Junhoe

Kamu terkejut lalu terbangun dengan jantungmu yang masih berdetak tidak beraturan. Pangeran mengejutkanmu untuk bangun makan siang.

“Kau ini kenapa? Mengejutkanku saja!”

“Habisnya dibangunkan tidak bangun-bangun. Ayo makan siang y/n tadi pagi kau tidak makan..” –Junhoe

“Aku makan tadi pagi hanya saja keluar kembali makanannya..”

“Iya pokoknya siang ini kamu harus makan.” –Junhoe

Kamu menggelengkan kepala. Melihat makanan-makanan yang enak itu berubah menjadi menjijikan dimatamu.

“Ah, aku tidak mau makan!”

Kamu kembali membaringkan tubuhmu dan tidur membelakangi Pangeran sambil tubuhmu ditutupi oleh selimut.

“Ayolah y/n kau tidak kasihan pada anak kita? Dia kelaparan disana..” –Junhoe

“Tapi aku tidak mau makannnn..”

“Sesuap saja setelah itu kita jalan-jalan..” –Junhoe

“Tidak!”

“Sayang.. ayolahh.. atau aku yang makan kam—“ –Junhoe

“Iya iya aku makan!”

Dengan terpaksa kamu makan makananmu itu, ayolah rasanya itu enak hanya saja bayinya tidak mau makanan itu.

“Hueekk..”

“aigo y/n!”

Pangeran panik saat kamu akan kembali memuntahkan makananmu.

“Suruh siapa jadi beberapa suap bukan sesuap!”

“Biar tidak kelelahan saat berjalan-jalan nanti..” –Junhoe

“Aku kenyang..”

“Baikklah baik.. ayo mandi..” –Junhoe

“Harus?”

“Kau bau, masa tuan putri bau. Ayo mandi atau tidak jalan-jalan..” –Junhoe

“Huhhh baikkkk!”

Dengan langkah gontai kamu berjalan ke tempat pemandianmu.

“Hahhh..”

Kamu menghela napas lega rasanya bisa merendam dirimu di air hangat. Kamu terlalu terbawa suasana hingga kamu berhenti dari acara lamunan itu. Pikiranmu masih tak menyangka jika kamu sudah mengandung. APALAGI ANAK PANGERAN YANG KAMU KANDUNG ITU! Sedikit syok dan senang. Kamu sudah dewasa, bukan lagi bocah yang menempel pada orang tuanya.

“y/n!!” –Junhoe

Ya, pangeran tidak suka menunggu lama, kamu akhirnya segera menyelesaika acara mandimu, dan menggunakan pakaian santai untuk berjalan-jalan bersama pangeran.

###

“Aku mau ituuu!”

Kamu kembali merengek di pasar. Tiba-tiba saja kamu menginginkan kue beras yang ada di pasar tersebut. Panngeran menghela napas lalu membelikannya untukmu.

“Makanlah..” –Junhoe

Kamu tersenyum riang setelah mendapatkan apa yang kamu mau. Entah makanan yang keberapa kamu meminta kepada pangeran. Lalu kamu menyodorkan kue beras tersebut kepada pangeran.

“Kenapa?” –Junhoe

“Makanlah, kamu yang beli kamu juga harus ngerasain..”

“Tidak apa-apa kamu saja yang makan..” –Junhoe

The King Of My Heart [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang