29. Day -1

327 55 73
                                    

Akhir pekan kali ini jadwal Briana dan Abraham bukannya kosong tapi malah jadi dua kali lipat lebih sibuk dari biasanya.

Hari ini keduanya bahkan sudah ribut sejak pagi guna menghadiri undangan acara launching butik milik Serafina yang ternyata bertepatan dengan janji fitting baju bersama dengan Irena juga Juandra.

Briana sempat lupa, rupanya pernikahan Irena hanya berjarak satu hari dari acara launching butik milik Fina. Jadi mau tidak mau setelah selesai pergi keacara Fina didaerah selatan, Briana dan Abraham harus segera bertolak ke daerah Jakarta Pusat sesuai dengan kesepakatan.

Secara garis besar, tidak banyak hal yang terjadi antara Briana dan Abraham setelah melewati malam dimana akhirnya gadis itu secara resmi memperkenalkan Abraham kehadapan kedua orang tuanya.

Briana memutuskan untuk tidak bertanya lebih lanjut mengenai apa yang pemuda itu obrolkan berdua dengan sang ayah, sebab dilihat dari gelagatnya, sepertinya, sampai kapanpun Abraham tidak akan pernah memberitahunya.

Dan lagi, setelah malam itu Briana dan Abraham sudah sepakat untuk berhenti menggunakan honorifiks dan kalimat formal dalam percakapan mereka.

"Tara kayaknya udah tau soal Fina deh, Be, makanya hari ini sengaja nggak datang". Komentar Briana ketika Abraham mulai menjalankan mobilnya.

Pemuda yang duduk dibalik kemudi itu berdeham mengiyakan, "Kayaknya. Anaknya juga nggak ada cerita apa-apa ke aku".

Briana hanya menghela nafas panjang.

Hari ini memang dia tidak melihat keberadaan calon adik iparnya itu sama sekali di acara Serafina. Namun sebagai gantinya, Briana justru menemukan sebuah kiriman bunga super besar dengan ucapan selamat yang dikirim oleh Tara didepan gedung tempat acara berlangsung.

Mulanya dia dan Abraham sama-sama tidak paham alasan mengapa pemuda itu tidak datang, padahal setahu Abraham, minggu ini adiknya sama sekali tidak punya acara yang mendesak sampai harus absen dari undangan Fina. Tapi begitu acara sudah berlangsung, keduanya mulai menyadari bahwa memang sudah seharusnya Tara tidak datang hari ini.

Rupanya, selain peluncuran brand juga launching butik, acara hari ini juga dibuat untuk mengumumkan pertunangan antara Fina dengan seorang pemuda yang baik Briana maupun Abraham hampir tidak pernah dengar namanya. Pemuda tampan yang dengar-dengar merupakan putera dari salah satu pemilik stasiun tv swasta terbesar di indonesia.

Keduanya jelas terkejut, namun tidak memilih bertanya ketika akhirnya mereka sempat punya waktu untuk bertemu Fina.

"Na, bukain handphone-ku coba. Kayaknya ada chat masuk barusan".

Abraham menggedikkan dagunya kearah saku celana dengan pandangan yang masih lurus menatap aspal.

Briana tidak menyahut, namun segera melarikan tangannya menuju arah yang Abraham maksud.

"Saku kamu dalam banget deh, Be". Katanya sedikit kesulitan menarik keluar ponsel milik Abraham.

"Ya bagus dong, jadi aman". Abraham membalas pendek ketika sebuah ide jahil melintas di otaknya, "Na, kamu ambilnya yang benar dong sayang. Jangan sampai salah pegang".

Briana mematung sesaat sebelum menarik keluar ponsel Abraham dengan cepat. Membiarkan pemuda itu meloloskan satu tawa mengejek yang ketara.

"Kamu tau nggak kalau kamu tuh ngeselin?".

"Nggak apa-apa ngeselin, yang penting kamu sayang".

Briana langsung mengerucutkan bibirnya. Enggan menjawab karena apa yang diucapkan pemuda itu memang fakta.

Candy ㅡBBHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang