Tujuh: Our Last Goodbye

1.3K 193 12
                                    

Winter POV

Hujan kembali menerpa kota Denver pagi ini, membuat kegiatan patroli dengan terpaksa dihentikan untuk sementara waktu hingga cuaca membaik dan cukup bersahabat untuk melangsungkan patroli di pertengahan bulan November.

"Tidak ada yang berakhir selamanya, bahkan dinginnya hujan di bulan November, yeah." Seseorang melantunkan sebuah lagu dari luar ruanganku, yang tak salah lagi orang itu adalah Lawrence. Tak jarang aku mendengar pak tua itu menyanyikan lagu tentang hujan di bulan November, katanya lagu itu adalah lagu favoritnya dari band yang aku kurang tahu, namun jika tak salah grup itu bernama Guns N' Roses.

Lawrence masuk bersama Gally dan Newt di belakangnya, membawakanku segelas air hangat dan sup kalengan yang dipanaskan.

"Thomas dan Fry tengah berbincang dengan Teresa di bawah sana. Kau makan dan minum lah yang banyak." Gally meletakkan hidangan sarapanku di meja yang berada di tepi ranjang, kemudian ia menepukkan telapak tangannya di atas kepalaku. "Dasar pemabuk."

"Hey anak muda, kau pikir berapa usiamu hingga kau nekat membiarkan dirimu mabuk-mabukkan, huh?" Lawrence menyilangkan kedua tangannya di atas perut, rautnya murka.

Aku menopang daguku di atas bantal, sembari melindungi masing-masing kupingku telapak tangan, mencegahnya kesakitan selagi kedua orang ini mengacaukan mood pagi hariku.

"Berisik sekali, sih!" Aku memutar bola mata. "Kau pikir kenapa aku melakukannya, huh?!"

"Karena aku tiba-tiba muncul disini, kan?" Newt dengan tampang Innocent nya menatapku.

"Eh?" Gally memelotot. "Newt, jangan sembarangan!"

"Aduh, aku terlalu tua untuk drama anak muda." Lawrence berputar, langkahnya menuju pintu seolah ia tahu apa yang harus dilakukan. "Kalian bertiga harus menemuiku, pergi lah ke ruanganku setelah urusan kalian usai."

Yang tersisa di ruangan itu kini hanya sebuah keheningan, dan sedikit hiasan suara hujan yang samar-samar.

"Oke, langsung saja untuk mengakhiri kecanggungan di antara kalian." Gally mendorong Newt ke sisiku. "Duduk dengan tenang, jangan bicara sampai aku selesai, paham?"

"Paham." Aku dan Newt menurut.

"Bisa kau jelaskan apa yang terjadi pada kalian berdua saat itu?" Gally menatap boca itu dengan sinis.

"Aku mengatakan sesuatu." Ungkapnya.

"Sesuatu itu.. Apa?"

"Aku menyalahkan Winter karena Alby yang selalu menggunakanku sebagai pelampiasan saat marah dengannya." Jelas Newt. "Kalau dipikir, hari itu aku memang keterlaluan."

"Tidak, kok!" Aku mengelak.

"Diam, Winter. Ini belum saatnya kau membuka mulut." Tegas pria itu membuatku bungkam seketika. "Lalu, apa yang kau lakukan setelahnya?"

"Aku-" Sebelum Newt masuk ke kalimat berikutnya, aku mencubitnya supaya ia berhati-hati dengan perkataannya. "Aku bilang, dia telah memperalatku. Aku menyalahkannya, padahal aku tahu dia sedang butuh bantuan, tapi aku- Terlalu egois hari itu."

"Tuh tahu." Gally beralih, melayangkan pandangannya padaku. "Lalu, Winter."

"Ya," Aku menyahut.

"Apa yang ada di pikiranmu saat itu?"

"Aku pikir ini bukan hal-"

"Katakan saja sejujurnya." Gally memotong. "Ini rahasia di antara kita, jadi kau cukup balas saja pertanyaanku."

Heaven Above Us (TMR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang