(S2) Empat: Crisis

306 41 8
                                    

3rd Person POV

Suasana di wilayah pusat sekarang ini tengah ricuh, semua orang ketakutan. Belum ada respons dari Jorge dan lainnya mengenai penyakit misterius yang baru-baru ini muncul di timur, membuat keributan di kerumunan semakin menggebu-gebu.

"Bagaimana bisa kita selalu jatuh ke kekacauan semacam ini?" Tanya Minho, berkeluh. "Setidaknya dulu kita bisa menyalahkan segalanya pada WICKED. Tapi sekarang--"

Kata-kata Minho terpotong oleh pintu balai pusat yang terbuka, menampilkan Jorge dan Vince yang melangkah keluar dengan ekspresi putus asa.

Frypan mendecak. "Bagus. Orang-orang sialan itu."

Keheningan yang tak menyenangkan terasa di sekitar saat para pemimpin itu berkeliling, terlihat seperti sedang mencari sesuatu. Saat Jorge terlihat berhenti dan matanya terpaku pada sesuatu, semua orang langsung tahu kalau itu sudah pasti Winter.

"Kau tidak akan pergi ke sana." Kecam Gally sambil berusaha meraihnya, tetapi sebuah kibasan tangan sukses membungkamnya seketika.

"Aku akan baik-baik saja." Winter berusaha menarik napas dalam-dalam, menenangkan dirinya sendiri sebelum mulai melangkah menghampiri Jorge.

***

Winter dibuat duduk di tengah-tengah ruangan, para dewan di sekelilingnya, dan mereka itu termasuk Gally dan Thomas.

Selagi Jorge berbincang dengan Vince di sudut ruangan, Thomas mencuri pandang ke arah jendela dan melihat teman-temannya yang mengintip masih di sana, lalu ke Winter yang sama sekali tidak berekspresi, hanya diam dan mengawasi.

Seolah Winter bisa membaca pikirannya, gadis itu membalas tatapan Thomas dan mengangkat kedua bahunya. Sesuatu bergejolak dalam dirinya, bercampur dengan rasa iba dan bersalah karena tidak tahu apa yang saat ini dirinya mesti lakukan untuk membantunya.

"Kenapa aku dibutuhkan di sini?" Akhirnya Winter bertanya, memecah hening.

"Baiklah, Winter, aku takkan berbasa-basi," Jorge mengangguk, menarik kursi ke sisi seberang gadis itu. "Semestinya kau tahu sesuatu tentang semua ini dan kenapa kau di sini, bukan?"

"Apa maksudmu?"

"Flare--"

"Ini Flare, bukan?" Vince mendesak, memotong Jorge.

"Mana kutahu?"

"Winter. Apa pun itu."

"Uh, entahlah.. Secara umum, berdasarkan sebagian dari gejala yang kudengar, ya. Ada kemungkinan ini Flare."

"Tapi kenapa ini berbeda dari yang sebelumnya? Lalu jika iya, apa kita bisa mengatasinya seperti apa yang telah mereka lakukan kepada Newt? Mereka sudah menemukan obatnya, kan?"

"Jorge, aku tidak tahu, okay? Aku sama sekali tidak paham tentang hal-hal semacam ini."

"Mustahil kau tak dapat informasi sama sekali tentang itu selama di Denver."

Winter memutar bola mata. "Yeah? Apa yang membuatmu begitu yakin?"

"Kau dididik oleh seorang crank di sana." Jorge mengangguk kepadanya, tersenyum. "Dan pamanmu adalah bagian dari para bajingan itu. Kalian sudah bicara banyak, bukan? Kumohon, Winter, beri aku setidaknya sedikit petunjuk dan bantu kami."

"Kau mulai tak waras, Jorge." Winter menatapnya tajam, kemarahan muncul dari dalam dirinya.

"Bersikaplah sedikit tidak kurang ajar, dan katakan sesuatu yang membantu." Tegas Vince.

"Aku benar-benar tak tahu, ya ampun!" Gertak Winter.

"Mengapa kau tak bilang saja kepadaku, ayolah?" Jorge mengguncang tubuh Winter dengan kedua tangan kukuhnya nan kasar.

Heaven Above Us (TMR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang