Minho POV
Aku membuka mataku saat mendengar suara ketukan, sudah pasti itu Janson. Aku berjalan dengan sempoyongan ke arah pintu untuk menyingkirkan lemari yang menghalangi pintu itu. Aku selalu menutupnya karena terkadang mereka kurang ajar, memberiku suntikan saat aku tertidur.
"Ada yang ingin kubicarakan, boleh aku masuk?" Janson mengintip dari celah kecil di pintuku.
"Kalau kau mau mati, boleh saja." Aku mengangguk.
"Minho, ini penting." Tegasnya.
"Penting untukmu, bukan untukku, kan?" Aku mengangkat bahu.
Dia menghela napas panjang, menyerah dengam perkataanku. "Ya sudah, pikirkanlah." Dia menyelipkan sebuah kertas di sela-sela pintuku. "Aku akan kembali nanti." Dia pergi.
"Tidak usah balik lagi!" Gertakku. Aku tidak menghiraukan kertas itu dan berusaha untuk tidur, namun pikiranku tidak tenang dan memaksaku untuk melihat kertas itu. Kemudian aku mendapati sebuah pemandangan yang membuatku terkesiap.
Winter ada hubungan keluarga dengan pria jahat ini, kemudian sebongkah pertanyaan memenuhi kepalaku. Apakah dia mengetahui semuanya? Apakah dia sebenarnya ingat kehidupan sebelumnya? Apa motif pria itu memberikan profil gadis ini padaku?
Aku terbaring di atas kasurku, membisu sembari mengamati kertas yang diberikan Janson. Jika dia lahir pada tahun 2433, itu berarti usianya sekarang tujuh belas tahun, terkadang fakta itu membuatku sedikit bingung karena jalan pikirnya tidak seperti glader lainnya.
"Oh! Guys, dia sudah sadar!" Gadis itu berteriak kepada siapa saja. "Minho! Minho!"
Suaranya yang sangat keras membuatku mengernyit dan membuatku membuka mata. "A-Apa harus berteriak sekeras itu?!"
"M-Maaf! Aku hanya senang sekali kau masih hidup. Masih untung aku tidak memukulmu!"
Ekspresi mukanya membuatku tidak dapat menutup mata dan memaksa diriku untuk duduk di atas ranjang tempatku berbaring, menyandarkan punggungku ke dinding dan meluruskan kedua kaki.
"Uh! Kepalaku pusing banget, berapa lama aku terbaring disini?" Tanyaku.
"Empat hari." Jawabnya. "Kau berat sekali, Minho! Untung aku segera menemukanmu di labirin, kalau tidak, mungkin kau sudah habis dimakan oleh Griever."
Aku tersengat Griever, dan sempat ingat sekilas sebelum aku jatuh pingsan, Winter menggotongku di pundaknya sendirian. Dia cukup kuat.
Setelah semua itu aku kira aku ini spesial, sampai akhirnya Newt menciumnya secara terang-terangan setelah berkelahi dengan Gally, kurasa selama ini dia memang hanya bersikap baik saja kepadaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heaven Above Us (TMR)
Random[HIATUS] Sebenarnya Teresa bukanlah benar-benar perempuan pertama di Glade. Ada seorang gadis yang dikirim bertahun-tahun sebelum kedatangan Thomas dan Teresa, yang 'mati' satu hari pasca kedatangan Chuck. Namun tidak satupun Glader yang ingin memba...