(S2) Enam : San Francisco

360 35 11
                                    

Vince menjalankan perahu dengan cepat dan ugal-ugalan, menerjang ombak nan ganas. Kebetulan sedang terjadi badai di tengah laut, hujan yang sangat deras membuat gelap sebagian pemandangan di luar. Meski demikian, kecepatan perahu tak berkurang.

Winter duduk tak bersuara di samping Newt yang sama heningnya. Di seberang mereka, Frypan, Thomas, dan Minho ribut sendiri, membuat lelucon-lelucon yang tak lucu. Dan Gally, hanya diam di sudut ruangan, larut dalam pikirannya sendiri.

Tak lama, Winter menoleh kepada Gally. Rambut cokelatnya yang basah terjuntai dan membingkai di wajahnya. Kedua matanya penuh kesedihan.

"Tolong beri tahu kami," Ujar gadis itu. Suaranya lebih ramah yang diperkirakan Gally, dan itu membungkam semua orang. "Soal Brenda."

Gally menatap Winter dan Newt yang tampak gahar di sebelah perempuan itu secara bergantian, kemudian dia mendesah. "Pria crank yang kalian lihat kemarin, dia hanya mengalami demam tinggi awalnya, dan selama itu Brenda lah yang merawatnya. Aku tak tahu apa yang telah dia lakukan kepada Brenda, atau cara melakukannya. Yang jelas, dua hari yang lalu, tanda-tanda aneh mulai muncul dari Brenda. Kau tahu, dia mulai berhalusinasi. Sifatnya semakin hari semakin seperti binatang, dan itu menguasainya. Dia bahkan sempat menyerangku beberapa kali."

Newt dengan penuh kebencian, melipat kedua tangannya di atas pangkuannya. "Tapi kenapa kau dan para 'petinggi' menyembunyikan informasi tentang penyakit itu dari kami?"

"Jorge," Kata Gally, matanya memandang Vince yang tampak tak peduli. "Dia nggak senang kalian ikut campur."

"Bedebah itu, ambisinya saja yang setinggi langit." Ejek Minho, memutar kedua bola matanya. "Lihat akibat kebodohannya itu, kita mesti kembali ke Denver, dikejar-kejar oleh para crank."

"Sudahlah," Lirih Winter, tersenyum seraya memejamkan mata. "Yang terpenting kita sudah selamat sekarang, dan kita masih bersama-sama."

"Benar." Thomas mengangguk, mengalihkan pandangan ke luar jendela. "Yang terpenting kita masih bersama-sama."

***

Perahu mereka berhasil berlabuh di San Francisco. Beruntung suasana pelabuhan sore ini tidak ramai crank sehingga mereka tidak perlu repot lari-lari atau melakukan perlawanan.

"Kira-kira, berapa lama waktu yang mesti kita tempuh untuk sampai Denver?" Tanya Newt pada Vince.

"Tujuh belas hari untuk jalan kaki." Vince bercelinguk ke arah parkiran mobil yang lumayan padat dan berantakan. "Dengan mobil, dua puluh jam."

"Apa semacam bahan bakar masih ada di dunia yang sudah begini?" Kata Thomas. Di sebelahnya, Frypan mengangguk setuju walau sebenarnya dia tidak paham.

"Well, mungkin nggak. Tapi, kita bisa coba pakai mobil setidaknya sampai setengah perjalanan. Kalau beruntung, kita akan dapat kendaraan lain di tengah-tengah perjalanan. Itu bisa saja, kan?" Winter membantu, membuat yang lain akhirnya mau menyetujui keputusan Vince.

Mereka menemukan salah satu truk rekreasi dengan bahan bakar yang, untungnya, masih penuh. Vince membawa mereka berkeliling, menjelaskan sedikit mengenai San Francisco dan betapa cantiknya kota ini, dulunya.

"Sebenarnya kenapa kita mutar-mutar? Boros bahan bakar saja." Protes Frypan, mulai kesal.

"Aku sedang mencari kantor polisi."

"Hah?!" Minho menyembur tawa. "Untuk apa? Melaporkan makhluk itu?"

Suasana hati Vince sedang tidak baik, atau mungkin dia sudah belajar untuk mengabaikan ucapan mereka yang asal. "Satu pisau saku dan pistolku yang hanya tersisa dua peluru takkan cukup untuk melindungi nyawa kita semua."

Heaven Above Us (TMR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang