Mereka makan dalam diam di restoran kakak Hyunsuk. Siapa lagi kalau bukan milik Mino? Hyunsuk dan Yeri tidak tahu cara mencairkan suasana diantara mereka. Ciuman tadi, sama sama mengejutkan mereka. Meskipun sebelumnya Yeri memiliki niat untuk mencium Hyunsuk, tetap saja ia tidak siap dengan hal itu. Apalagi Hyunsuk first kissnya.
Hyunsuk berdehem. Yeri melirik Hyunsuk sambil meminum jus jeruknya. Sedangkan Hyunsuk memakan steaknya sambil menatap ke arah Yeri. Berusaha beradu tatap dengan orang yang ia cium tadi.
"Kenapa Suk?"
"Enak kan restoran abang gue? Sering sering kesini Yer, ntar ketemu calon kakak ipar gue juga. Cantik banget loh kayak bidadari. Kalo aja kak Irene gamau sama bang Mino, udah gue tikung dari dulu." ucap Hyunsuk berusaha memecah kecanggungan diantara mereka.
Yeri terkekeh. "Gue itu satu geng sama kak Irene loh Suk. Mau gue kasih tahu kak Irene lo mau nikung bang Mino?"
"Kasih tau aja. Siapa tau kak Irene tertarik sama gue." canda Hyunsuk.
Keduanya tertawa. Lalu kembali melanjutkan makan mereka. Sesekali Hyunsuk dan Yeri mengobrol. Membahas interior baru yang kakaknya ubah beberapa hari lalu. Tak terasa makanan mereka sudah habis. Yeri menghela napasnya pelan, berusaha menenangkan dirinya yang gugup. Ia tidak boleh terlalu lama diam.
"Suk."
"Hm?"
"Kak Irene ga boleh tertarik sama lo."
"Lah? Kenapa? Padahal gue udah imut, lucu, memesona gini?" ucap Hyunsuk sambil tersenyum manis.
"Tolong. Disini ada karung ga sih? Gue pengen bawa pulang oknum yang ada di depan gue nih." batin Yeri dengan jantung yang berdebar sangat kencang.
"Yang boleh tertarik sama lo gue aja. Yang lain gausah. Gaenak tau saingannya banyak!" protes Yeri membuat Hyunsuk tertawa lalu tersenyum lebar.
"Bisa aja sih Yer lo gombalin gue mulu."
"Bisa dong. Buat Choi Hyunsuk apa yang enggak?" goda Yeri.
Hyunsuk kembali tertawa. Kali ini tangannya tergerak untuk mengacak rambut Yeri. Yeri ikut tersenyum dan membiarkan Hyunsuk mengacak rambutnya. Keduanya kembali bertatapan. Senyum di wajah mereka tidak luntur. Tak lama, Hyunsuk mengambil tangan Yeri. Laki laki itu menggenggamnya lalu mengelus lembut.
"Maaf ya soal tadi di mall. Gue ga maksud buat berbuat kayak gitu. Lo ga marah kan sama gue?" kata Hyunsuk serius.
Yeri menggeleng dengan senyum di wajahnya. "Gapapa kok. Gue ngerti tadi cuma ga sengaja."
"Mana bisa anjir gue marah. Gue bengek terlalu seneng Suk!" batin Yeri menjerit.
"Bagus deh kalo gitu."
Hyunsuk hendak melepas genggamannya. Namun, Yeri menahannya dengan membalas genggaman tangan Hyunsuk. Wajah bingung Hyunsuk membuat Yeri sangat gemas dengan laki laki itu. Kali ini, Yeri yang mengelus tangan Hyunsuk.
"Suk. Gue mau ngomong sesuatu."
"Ngomong aja."
"Gue suka sama lo."
Hyunsuk diam. Memberi Yeri waktu untuk melanjutkan ucapannya. Hyunsuk tahu, pasti Yeri masih ingin mengucapkan hal lainnya. Hanya saja gadis itu terlalu gugup. Tentu saja gugup. Siapa orang yang tidak gugup jika mereka menyatakan perasaannya kepada orang yang mereka sukai?
"Gue pengen lo kasih gue kesempatan. Kesempatan buat gue bikin lo jatuh cinta sama gue, kesempatan buat gue ada di sisi lo kapanpun lo butuh temen buat berbagi, dan kesempatan buat gue bikin hari hari lo lebih berwarna dari biasanya. Lo mau kan kasih kesempatan itu buat gue?" tanya Yeri dengan wajah seriusnya.
Hyunsuk masih diam. Membiarkan mata mereka bertatapan dalam waktu yang cukup lama. Mata Hyunsuk berusaha menelisik mata Yeri. Mencari ketulusan dan kejujuran dari perkataan gadis itu.
Setelah dirasa cukup, Hyunsuk melepas genggaman tangan mereka. Yeri terkejut. Apa Hyunsuk akan menolaknya? Apa Hyunsuk tidak ingin memberinya kesempatan sama sekali? Apa ini akhir dari usahanya? Berbagai asumsi buruk bermunculan di otak Yeri, hal itu membuatnya sangat khawatir dengan rasa kecewa yang akan ia rasakan.
Hyunsuk menghela napasnya berat. Ini bukanlah keputusan yang bisa langsung ia putuskan saat ini juga. Hyunsuk belum pernah ditembak oleh perempuan terlebih dahulu meskipun ia sering didekati terlebih dahulu. Hyunsuk memijat pelipisnya sambil menatap ke bawah. Ia takut membuat Yeri kecewa. Namun, ia juga takut memberi terlalu banyak harapan kepada Yeri.
"Gue ... Gatau harus jawab apa Yer." jujur Hyunsuk sambil menatap gadis itu.
"Gue gabisa bilang gue nolak ataupun kasih lo kesempatan. Gue ga pengen lo berharap terlalu banyak sama gue. Gue ga pengen juga bikin lo sakit hati dan kecewa. Gue seneng lo jadi pelanggan setia gue. Gue juga seneng kita makin deket dan bisa jadi temen baik kayak sekarang. Tapi, gue rasa kita cuma bisa temenan dulu. Gue belum bisa liat lo as a lover for now. So, I felt really sorry for that." lanjut Hyunsuk.
Yeri menggigit bibirnya sambil menunduk. Hyunsuk menolaknya. Hyunsuk hanya menganggapnya teman. Hyunsuk tidak tertarik dengan Yeri seperti Hyunsuk tertarik pada Ryujin.
"Kita terlalu cepat buat itu Yer." cetus Hyunsuk membuat Yeri menatapnya.
"Kita terlalu cepat buat hubungan yang serius. Gue belom kenal lo, begitu juga lo. Mencintai seseorang gabisa sesingkat itu Yer. Kita baru kenal berapa bulan. Gue rasa, kita temenan aja dulu. Kedepannya gimana ya kita jalanin aja. Maaf ya kalo gue sakitin hati lo. Tapi daripada gue bikin lo berharap, mending gue jatuhin lo sekarang kan?"
Yeri tersenyum paksa. "Jadi lo kasih gue kesempatan buat jadi temen lo aja?"
Hyunsuk mengangguk. "I'm sorry ok?"
Jadi, Yeri harus seperti apa kalau sudah terkena friendzone seperti ini? Yeri sangat menyukai Hyunsuk, tetapi ia juga takut membuat Hyunsuk risih. Apa yang harus Yeri lakukan?
Hayo ngaku kmrin ada yang nunggu aku update ga ? Double up ga ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
🅘🅒🅔 🅒🅡🅔🅐🅜 ✓
Fanfic[ Yeri x Hyunsuk x Ryujin ] Hanya karena ice cream keduanya menjadi saling kenal. Kalau kata Yeri, ice cream yang dia makan itu sama manisnya dengan sang penjual. Tapi kalau kata Hyunsuk, Ryujin tetaplah nomor satu di dalam hidupnya. Jadi seperti ap...