036. pemeran pengganti

587 114 44
                                    

Jangan lupa vote part 35 ya! Happy reading 💜_______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote part 35 ya! Happy reading 💜
_______

Waktu terus berjalan. Sekarang Hyunsuk dan Yeri sudah kelas tiga. Tak terasa memang, bahkan rasa sedih di hati Hyunsuk perlahan mulai memudar. Laki laki itu berusaha untuk tetap bahagia walau hidupnya benar benar berubah hampir 180 derajat. Tak seceria dulu, tetapi juga tidak semenyedihkan dulu.

Hubungan Hyunsuk dan Yeri masih sama. Belum berubah menjadi sepasang kekasih. Namun, Yeri sudah mengambil alih peran Ryujin di dalam hidup Hyunsuk. Yeri, seperti pemeran pengganti tokoh utama.

"Yer! Makan di cafe yuk?" ajak Hyunsuk dari pintu kelas Yeri.

Yeri tersenyum lalu mengangguk. Gadis itu meninggalkan Doyeon dan dengan semangat meraih tangan Hyunsuk yang terulur untuk menggenggam tangannya. Dulu, Ryujin yang selalu diperlakukan seperti ini. Yeri hanya dapat melihat dari jauh dengan perasaan kesal.

Sekarang, Yeri mendapatkan apa yang ia mau. Namun, rasa bersalah itu tidak pernah hilang. Walau sudah satu semester mereka lewati, Yeri tetap merasa tidak pantas dan juga bersalah. Ah, ternyata hidup di dalam rasa penyesalan lebih mengerikan ketimbang hidup untuk mengejar seseorang meski tidak pernah diperhatikan.

"Yer? Kamu kenapa ngelamun?" ucap Hyunsuk sambil mencubit pelan pipi Yeri.

"Eh? Maaf maaf aku kepikiran sesuatu tadi."

Hyunsuk mengangguk paham. "Keinget Ryujin lagi ya? Nanti kita ke makam dia yuk?" ajak Hyunsuk.

Yeri hanya membalas dengan anggukan. Hyunsuk yang sebelumnya hanya menggenggam tangan Yeri mengubah posisi mereka. Hyunsuk menarik Yeri lebih dekat dan membuat Yeri memeluk tangannya. Yeri menatap Hyunsuk heran.

"Kenapa?"

"Gapapa. Cuma pengen dipeluk kamu aja. Ga boleh?"

Yeri tersenyum. Ia menyandarkan kepalanya ke bahu Hyunsuk. Mereka menyebrang jalan dan masuk ke dalam cafe Hyunsuk. Tentu saja mereka tidak perlu ke kasir, cukup datangi pegawai Hyunsuk dan pesan apa yang mereka mau. Keduanya duduk di kursi dekat pintu keluar. Kursi yang membuat mereka menjadi semakin dekat dulu.

"Suk."

"Hm?"

"Inget ga dulu kamu duduk disitu terus nawarin aku buat pulang sama kamu? Ah, ga kerasa ya udah setahun aja."

Hyunsuk terkekeh. Ia menaruh hpnya lalu mengambil tangan Yeri. Hyunsuk mengelusnya dengan lembut kemudian mencium punggung tangan Yeri. Yeri terkejut. Hyunsuk tidak pernah mencium seperti itu.

"Su-Suk? Kenapa dicium? Ka-kan kita ga pacaran? Aku baper kamu mau tanggung jawab?" gugup Yeri.

Hyunsuk hanya merespon ucapan Yeri dengan tawa. Hyunsuk membawa tangan Yeri ke pipinya. Menempelkan punggung tangan Yeri ke pipinya sambil memejamkan matanya.

"Pengen peluk tapi kehalang meja. Gini aja ya?"

Yeri hanya menatap Hyunsuk bingung. Hyunsuk terkadang suka bertindak aneh. Entah tiba tiba berteriak tanpa alasan, atau tiba tiba bertingkah agar diperhatikan. Banyak sisi Hyunsuk yang baru saja Yeri ketahui sejak kepergian Ryujin. Dan sisi itu, semakin membuat Yeri jatuh cinta pada Hyunsuk.

Yeri sudah benar benar belajar mencintai laki laki yang duduk di hadapannya itu. Yeri belajar untuk tidak bersikap posesif, belajar untuk tidak mengatur kehidupan Hyunsuk, belajar untuk tidak memaksakan hubungan mereka. Meskipun mereka sering bersama, Yeri selalu mengingatkan Hyunsuk untuk tetap bermain bersama dengan teman temannya yang lain.

"Duh tuan muda pacaran terus dimana mana. Abis lulus nikah aja gih tuan." goda salah satu pelayan Hyunsuk.

"Apa sih mas Ten! Udah sana kerja lagi! Kalo ngomong suka sembarangan!" marah Yeri.

Hyunsuk dan Ten terkekeh. "Yaudah tuan muda saya balik ke singgasana saya ya."

Hyunsuk hanya mengangguk. Mereka mulai memakan makanan masing masing. Hyunsuk sesekali melirik Yeri yang terlihat lahap memakan omurice pesanannya. Hyunsuk hanya menggelengkan kepalanya lalu kembali fokus dengan makanannya.

Beberapa kemudian mereka selesai. Hyunsuk menatap Yeri yang terlihat semakin chubby setelah makan. Hyunsuk dengan gemas mencubit kedua pipi Yeri. Yeri yang terkejut langsung memasang wajah cemberutnya kepada Hyunsuk.

"Gemes banget sih Yer? Jangan gemes gemes gini dong, ntar kalo gue jatuh cinta gimana?"

Ucapan itu membuat Yeri merasa seperti kembali ke masa lalu. Awal pendekatan mereka seperti ini satu tahun yang lalu. Perkataan Hyunsuk pun hampir sama. Yeri merasa tidak bisa melupakan kejahatannya kalau begini terus.

Melihat perubahan wajah Yeri yang menjadi sedih membuat Hyunsuk menghentikan cubitannya. Kali ini Hyunsuk mengelus pipi Yeri. Mata keduanya bertatapan. Bisa Hyunsuk lihat perasaan sedih yang Yeri rasakan dari mata gadis itu.

"Jangan sedih gitu dong Yer. Sakit banget? Maaf ya? Besok aku ga bakal sekeras itu kalo nyubit." cetus Hyunsuk.

Tak lama ice cream kesukaan Yeri datang. Gadis itu langsung menerimanya dan melahapnya. Hyunsuk hanya menatap Yeri makan. Hampir setiap hari membuat ice cream membuat Hyunsuk bosan dengan makanan manis itu.

Hyunsuk kembali menyentuh tangan Yeri. Yeri yang sebelumnya fokus dengan ice cream nya menatap Hyunsuk. Laki laki itu terlihat serius. Apa yang ingin Hyunsuk bicarakan kali ini?

"Kenapa Suk? Ngomong aja."

"Ayo pacaran Yer."

Yeri langsung tersedak. Gadis itu buru buru meminum green teanya. Yeri menatap Hyunsuk tidak percaya. Barusan Hyunsuk mengajaknya berpacaran?

"Suk?"

"Aku serius. Aku gamau kehilangan kamu dan aku gamau kamu sama cowo lain. Aku pengen kamu jadi punyaku dan aku jadi punya kamu. Kamu mau kan pacaran sama aku?"

Jujur, Yeri tidak dapat menyembunyikan senyumnya. Bahkan mata gadis itu langsung berkaca kaca. Yeri sangat terharu. Tidak menyangka Hyunsuk akan menembaknya dan mengubah status mereka.

Yeri mengangguk dengan semangat. Hyunsuk yang melihat itu mendekatkan wajahnya ke wajah Yeri. Hyunsuk mengecup bibir Yeri membuat gadis itu langsung membeku. Hyunsuk mengelus tangan Yeri dan kembali menciumnya.

"I love you and I don't want to lose you Yer. So, let's have s relationship okay?"

Yeri lagi lagi hanya dapat menjawab dengan anggukan. Perasaannya kembali campur aduk. Haruskah Yeri senang? Atau, merasa bersalah kepada Ryujin karena tindakannya dulu?

 Haruskah Yeri senang? Atau, merasa bersalah kepada Ryujin karena tindakannya dulu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🅘🅒🅔 🅒🅡🅔🅐🅜 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang