Chapter 25

833 150 47
                                    






























































































Happy Reading!



































































































































Semakin hari Yena semakin di buat patah semangat, bagaimana ia tak patah semangat jika semakin sini Rowoon semakin akrab dengan Yuri.


Bahkan tak segan-segan Rowoon sering mendahuluinya menunggu Yuri untuk pergi istirahat bersama, tak jarang juga Yena bergabung namun selalu berakhir ia di abaikan karena Yuri fokus pada Rowoon.


" Apa aku harus coba kencan dengan salah satu gadis sekolah? "


" Apa aku ada yang mau  Wajahku tidk terlalu pasaran kan? "


Yena mengeluarkan ponselnya dan menyalakan kamera depan, bercermin di ponselnya dengan beberapa ekspresi. Dari senyum hingga konyol ia buat.


" Apa aku pantas berkencan? "


" Kau akan kencan dengan siapa? "


Suara tersebut membuat Yena terkejut dan hampir menjatuhkan ponselnya, ia menoleh dan langsung salah tingkah dan panik karena itu Yuri.


" A-ah, tidak. Aku tidak berkencan "


" Jangan bilang Yiren? "


" Seleraku lebih tinggi dari dia "


" Jual mahal, memang tipemu bagaimana? "


Yena memandang Yuri dan menyimpan tangannya di atas meja, menopang kepalanya dengan tangan dan terus memandangi Yuri.


" Tipe itu.... Dia imut dan pipinya gembal agar enak di mainkan, punya bibir yang lucu dan tidak terlalu tinggi atau pendek. Punya mata yang indah dan kadang seperti anak kecil, yang terpenting saat dia tertawa aku juga ikut tertawa bahagia "


" Siapa yah? Oh aku tau. Hitomi, dia sama persis dengan deskripsimu "


Yena hanya tersenyum simpul saat ia mendeksripsikan apa yang ada pada Yuri namun di salah artikan dengan orang lain.


" Dia terlalu imut untukku "


" Lalu kau ingin siapa? "


" Bagaimana kalau kau? "


" Ck, sayangnya aku ada jadwal kencan dengan Rowoon wlee "


Yena menunduk untuk menutupi rasa sakit yang kembali ia rasakan, untuk kesekian kalinya ia harus kalah cepat dengan orang lain.


Semacam tak ada jawaban untuk bagaimana dia harus menyikapi Yuri, itu selalu berakhir Yuri menganggap Yena hanya melemparkan sebuah guyonan saat ia benar-benar mengungkapkan perasaannya.


" Sepertinya kau mulai suka Rowoon " Yena mengangkat kembali kepalanya.


" Ah, itu.... "


GLOW UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang