Chapter 28

887 140 48
                                    















Happy Reading!
































































Beberapa kardus dan koper di biarkan kosong di tengah kamar, ia malah asik melamun melihat ke luar balkon menatap langit malam yang tak ada bintang malam itu.


Matanya masih sembab sehabis menangis beberapa hari ini, tapi karena merasa berat ia kembali mengalirkan air mata di sudut matanya.


Begitulah yang Yuri lakukan selama 2 minggu ini, ia masih tak percaya orang yang paling ia sayangi meninggalkannya tanpa jejak dan kabar.


3 hari tak melihat Yena setelah upacara kelulusan Yuri terus di banjiri kata tanda tanya, awalnya berpikir sibuk menyiapkan diri untuk ujian masuk perguruan dan memakluminya.


Namun ia di buat terkejut saat ibu Yena tiba-tiba memberi Yuri sebuah surat dan hadiah, saat ia membacanya ternyata Yena pergi ke Jepang tanpa berpamitan.


Tentu saja itu adalah hal yang paling membuat Yuri serasa mendapat sambaran perasaannya, awalnya berpikir Yena terlampau jahat karena meninggalkannya begitu saja.


Namun di pikir lagi setelah membaca surat Yena, Yuri merasa ialah yang terasa jahat. Sikapnya sendiri yang membuat Yena memilih menjauh dan meninggalkannya, di banding rasa sakitnya dulu mengetahui Yujin menyukai Wonyoung ini malah lebih sakit karena orangnya sudah tak ada disisinya.


" Yuri "


Merasa di panggil Yuri menoleh dan menyeka airmatanya.


" Iya? "


" Kau belum mengepak barangmu? "


" Mungkin sebentar lagi "


" Mau ku bantu? "


" Tidak perlu Rowoon, biar kau sendiri "


Karena tau Yuri akan pindah kembali ke Busan sebab ayahnya kembali di mutasi dari kantor tempatnya bekerja, Rowoon pergi ke rumah Yuri untuk membantu membereskan barang-barang.


" Boleh aku masuk? "


" Heem "


Rowoon masuk dan menutup pintu lalu duduk di sebelah Yuri.


" Kau habis menangis lagi? "


" Begitulah "


" Aku mengerti perasaanmu, pasti Yena punya alasan kenapa seperti itu "


Yuri hanya diam tak merespon karena ia tau alasan Yena meninggalkannya karena hubungannya dengan Rowoon.


" Iya sudah pasti " Lirih Yuri.


" Hey "


Rowoon menangkup wajah Yuri yang tiba-tiba menunduk karena menahan tangisannya.


" Jangan menangis, kan masih ada aku "


Yuri terisak kembali harus menangis, ia tau sekarang tak perlu khawatir karena Rowoon ada bersamanya. Tapi tanpa Yena itu terasa kurang lengkap, apalagi saat ia pindah nanti mereka akan menjalani hubungan jarak jauh karena Rowoon berada di Seoul.


" A-aku merindukan Yena "


" Tenang sayang, kemari "


Rowoon menarik tubuh Yuri dan mendekapnya, mengusap belakang kepala Yuri untuk menenangkannya. Yuri merasakan begitu besar rasa sayang Rowoon, namun dekapannya berbeda dan tak sehangat seseorang.



GLOW UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang