Chapter 31

901 133 52
                                    





































Happy Reading!









































































Langkah demi langkah kaki ia jajaki satu persatu anak tangga, menggendong tas di bahu sebelah kanan sambil meregangkan otot tubuh yang kaku karena terlalu lama duduk.


Sesekali ia memukul-mukul pelan bahu dan pundak karena merasa pegal, helaan nafas dan raut wajah yang tampak sangat lelah dari Yena melihat ia baru saja pulang dari jadwal kuliahnya.


Sampai di lantai yang di tuju ia berjalan ke salah satu kamar yang ada disana, tangannya mulai memegang handle dan membuka pintu.


" Saku-chan ak— "


" Aaaacccckkkkkkk "


Teriakan Sakura menggema ketika Yena masuk tanpa mengetuk pintu saat ia baru keluar dari kamar mamdi dan masih berbalut handuk.


" Yena kau gila hah?! " Teriak Sakura dari dalam kamar.


" M-maaf saku-chan aku tak bermaksud "


" Kenapa kau tidak mengetuk!! "


" Maaf, aku terbiasa langsung masuk "

" Diam disitu!! "


" I-iya "


Yena menepuk jidat karena merasa sangat bodoh melihat seorang gadis hanya berbalut dengan handuk, namun ia begitu bukan tanpa alasan selama ia kenal Sakura gadis itu tak pernah bilang jika harus mengetuk sebelum masuk.


Bahkan itu sering Yena lakukan selama ia sering berkunjung, hanya baru kali ini saja kejadian seperti ini terjadi. Pintu kamar di buka si pemilik dan tanpa pikir panjang Sakura menjambak rambut Yena, menariknya lalu memukul-mukul pria itu dengan sangat barbar.


" Aw, ampun sakit argh Sakuchan ampun "


" Dasar mesum ih!! "


" Aku tida—aw sakit ku mohon berhenti "


Sakura berhenti memukuli Yena dan mendengus setelah menyalurkan rasa amarahnya, Yena hanya berdiri sambil merasakan tubuhnya yang sakit di pukuli dengan keras oleh wanita se-macho Sakura.


Baginya Sakura adalah jelmaan wonder woman walau tubuhnya ramping namun kekuatannya hampir sama dengan seorang petinju, bayangkan saja Yena sampai merasa tulangnya remuk setelah di pukuli gadis tersebut.


" Lain kali ketuk "


" Kau pernah bilang tak perlu mengetuk "


" Setidaknya kau punya sopan santun "


" Tapi kau yang bilang kenapa aku yang di salahkan? "


" Bukan berarti kau bebas masuk "


" Salahkan dirimu yang bilang begitu "


" Ingat nomor 1 "


" Apa? "


" Wanita tidak pernah salah "


"  Lalu aku harus salahkan siapa? "


" Siapa saja asal jangan aku "


GLOW UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang