Disekolah.

8.5K 368 22
                                    

Hyunjin sekarang lagi bimbang, besok ada acara kelulusan dan dia bakal maju ke depan buat pidato karena dia terpilih sebagai siswa yang mendapatkan beasiswa masuk universitas pilihannya.

Berarti setelah lulus Hyunjin akan pergi jauh dari negaranya dan meninggalkan ayahnya. Hyunjin ga tega, apalagi ayahnya sampai sekarang belum ngobrol sama Hyunjin.

Dirumah pun sang ayah tampak acuh, yang harusnya ia senang namun sekarang malah tampak cuek.

Akhirnya karena sudah tidak tahan, Hyunjin memutuskan untuk ke ruang kepala sekolah, ruangan ayahnya bekerja. Yap, ayahnya adalah seorang kepala sekolah.

Apa nilai Hyunjin adalah hasil dari anak kepala sekolah? Tentu saja tidak, nilai Hyunjin selama ini adalah murni dari kerja kerasnya selama ini.

Pintu besar itu Hyunjin ketuk dan saat seseorang bilang "masuk" dari dalam, Hyunjin langsung masuk.

Disana Chan tengah duduk dengan sibuk memberi tanda tangan pada sertifikat kelulusan, mengacuhkan Hyunjin.

"Daddy," Panggil Hyunjin dan berjalan mendekat.

Chan sama sekali tidak menjawab, ia sibuk dengan kegiatannya.

"Dad, dengarkan aku sebentar." Hyunjin meninggikan suaranya dan sedikit mengebrak meja. Otomatis Chan langsung berhenti dari kesibukan, ia menatap Hyunjin dengan pandangan yang tak bisa dijelaskan.

"Apa?"

Hyunjin mencoba tersenyum dan tertawa ringan, "Dad bangga kan padaku? Aku mendapatkan beasiswa."

Tentu Chan bangga, namun dia juga sedih karena universitas pilihan Hyunjin terletak jauh dari negara ini. Itu artinya Hyunjin akan pergi jauh, Chan akan ditinggal.

"Dad harus melepasku, aku berjanji akan baik-baik saja disana."

Chan membereskan berkas dimeja, ia berdiri dan menghampiri Hyunjin. Tangannya memegang kedua bahu Hyunjin, membuat Hyunjin kaget dan membulatkan mata.

"Kau akan pergi? Meninggalkan aku?"

"M- maaf, tapi ini pilihanku."

Hyunjin meremat bajunya gugup, Chan sangat dekat dengan wajahnya.

"Kau akan pergi sama seperti ibumu, semua akan pergi."

"Tapi dad, ini kesempatanku. Universitas itu adalah impianku."

"Buka matamu dan lihat! Banyak universitas bagus disini, kenapa kau harus pilih yang jauh?"

"Karena itu mimpiku."

Chan mengeram dan semakin mendekatkan wajahnya hingga akhirnya ia berani untuk mencium bibir Hyunjin.

Hyunjin semakin meremat pakaiannya saat Chan melumat dan menghisap bibirnya, semakin lama semakin brutal sampai akhirnya ia melepas bibir yang terpaut.

"Kau tau kan Hyunjin, aku mengharapkan mu. Jangan tinggalkan aku."

"T- tapi Dad- Akhh!"

Hyunjin mendesah keras saat putingnya dicubit dan mainkan Chan dibalik seragam, ia semakin menggeleng karena Chan tak segan memanjakan tubuhnya. Kakinya seketika lemas dan bergetar, "D- dad berhenti! Jangan disini." Hyunjin berusaha menahan tangan Chan namun bodohnya ia malah membusungkan dada yang reflek ia lakukan.

"Emhh.."

Kancing seragamnya perlahan Chan buka satu persatu dan menampakan sedikit tonjolan merah muda disana.

"Luar biasa, aku akan mengulumnya." Chan mendekatkan wajah dan akhirnya mengulum puting Hyunjin.

"Tidak!" - Hyunjin

Chanjin, Consequences.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang