The Devil I'm Dealing With

496 55 8
                                    

Menyukai seseorang seharusnya tidak berbahaya sampai akhirnya kau berani melakukan hal yang tidak-tidak, apakah perasaan itu masih disebut normal? Ketika kau perlahan mengaguminya bukan sebagai sosok yang ingin kau miliki, namun sesuatu yang ingin kau rasakan.

Berkali-kali Hyunjin mencoba untuk menghapus pikirannya yang berkhayal bisa memiliki Chris seutuhnya, karena hal itu tidak akan pernah terjadi. Ada beberapa alasan mengapa ia begitu yakin bahwa perasaan yang ia miliki hanya sebatas penasaran saja. Pertama, mereka tidak pernah mengobrol berdua. Sering kali mereka berpapasan dengan teman yang menemani diri mereka masing-masing dan kenyataannya mereka berbincang hanya karena teman mereka saling akur. Mau tak mau, sapaan ringan seperti candaan tawa yang menggabungkan mereka berdua, bukan percakapan intens yang serius.

Alasan kedua ialah, pendirian Hyunjin yang sebenarnya kaku. Ia merasa bahwa mendekati seseorang yang menarik perhatiannya adalah hal yang konyol karena biasanya ialah yang pertama kali diajak mengobrol dan didekati oleh orang lain. Ia jarang bertindak duluan. Biasanya ketika ia sedang jatuh cinta, dengan secepat mungkin anak itu akan membuat status berpacaran karena tidak mau membuang kesempatan, akan melabeli orang yang ia suka dalam sekejap agar tidak diambil orang. Namun, yang kali ini berbeda. Hyunjin merasa mereka tidak harus mempunyai status. Ia merasa status seperti itu bukan hal yang dia inginkan, lantas apa?

Pagi ini, pria bermarga Hwang itu pergi ke kampus karena akan ada kelas pukul sepuluh pagi nanti. Sebagai mahasiswa yang tak bisa dibilang rajin, Hyunjin melangkahkan kaki menuju taman untuk merokok sejenak. Smocking area di belakang kampus adalah tempat bersantainya ketika menunggu kelas akan dimulai. Perlahan, batang rokok itu mengapit di bibirnya sebelum akhirnya dinyalakan dan ditarik hingga menyapa paru-parunya, lalu dihembuskan dengan sangat lembut keluar.

Di sinilah pertanyaan yang ada di kepalanya mulai keluar. Di mana Chris? Apa yang sedang ia lakukan? Apakah pria itu sudah sampai di kampus? Pertanyaan-pertanyaan itu reflek membuatnya mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru taman hanya untuk mencari keberadaan orang yang mengganggu pikirannya akhir-akhir ini.

Tidak dapat ditemukan, Hyunjin memejamkan kedua matanya merasa gelisah dengan pikirannya sendiri. Sebenarnya ia kesal, marah. Mengapa ia harus memiliki perasaan seperti ini? Memangnya apa yang dilakukan pria yang baru ia kenal setahun belakangan ini sampai bisa membuat pikirannya kacau seperti ini? Seingatnya, obrolan yang benar-benar membuat mereka berdua saling bertatapan sejenak adalah ketika ia mengantar Bara menemui Bagas.

Bara adalah teman satu jurusannya dan Bagas merupakan teman Chris yang sudah tujuh tahun bersama. Saat itu, Bara sibuk mengobrol dengan Bagas demi membahas projek yang akan mereka berdua buat bersama, meninggalkan dua insan lainnya kebingungan satu sama lain entah mau berbincang apa.

Pada akhirnya, Chrislah yang mengajaknya mengobrol. Tidak banyak, hanya menanyakan bagaimana perasaannya bisa bertahan di jurusan yang identik dengan angka, lalu disambung hingga Hyunjin akhirnya tahu bahwa Chris tidak seburuk itu. Selama ini ia selalu mendengar gosipan orang yang mengatakan bahwa Chris adalah orang yang berbahaya untuk ditemani. Hyunjin sebenarnya tidak peduli, namun ia akui Chris memiliki aura yang angkuh.

Saat mata mereka bertemu, tatapan yang pria itu pancarkan akan terlihat seperti kehangatan. Tetapi, jika kau mencoba untuk menatapnya dengan tanpa melihat gerak mulutnya, kau akan merasakan sesuatu yang lebih dingin. Berulang kali Hyunjin mencoba untuk mengabaikan itu, faktanya ia terjatuh pada kedinginan yang pria itu pancarkan. Entah apa yang dirasakannya, ia seperti ditarik untuk terus mendekat.

"Kau tidak akan mendapatkannya jika tidak membuat gerakan sedikit pun. Apa yang kau tunggu? Berharap dia yang menghubungimu duluan?" Batinnya selalu berpikir seperti itu, haruskah Hyunjin mencoba untuk mendekati Chris?

Chanjin, Consequences.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang