Fase Bosan

251K 30.5K 9.6K
                                    

jalur mandiri

jalur tiktok

jalur tagar

jalur tagar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Happy Reading

Sebelum bel berbunyi kelas olahraga sudah terlebih dahulu dibubarkan. Banyak yang mulai berhampur berganti pakaian atau langusng menuju kantin.

Nichol mengabaikan seruan dari ketiga temannya yang akan menuju kantin. Kakinya melangkah lebar mendekat pada Anna yang sedang mengumpulkan bola basket seorang diri

"Kok sendiri?" tanya Nichol heran. Seharusnya ada tiga orang yang mendapat giliran piket. "Yang lain kemana?"

Anna menggeleng. "Aku gak tau."

Hampir dua bulan bersekolah di sini, Anna hanya akrab dengan Nichol dan Bianca-teman satu bangkunya.

Tidak pandai bergaul, tidak pandai dalam pelajaran, dan berpenampilan sederhana, jauh dari kesan menarik membuatnya menjadi siswi tak terlihat.

Tidak tega, akhirnya Nichol membantu mengumpulkan bola hingga semua masuk dalam portable ball.

"Lain kali jangan diem aja atau minta bantuan gue juga gapapa."

"Iya ... makasih ya bantuannya." Anna tersenyum lembut. Jika hari ini Bianca tidak sakit, pasti ia tidak akan sendirian.

"Sama-sama." Nichol mengamati Anna yang sedang menutup portable ball. Cewek di depannya ini terlalu baik, selalu menerima begitu saja perlakuan teman-teman yang terkesan menyepelekan.

Anna mengedarkan pandangannya sekali lagi, takut ada bola yang masih tertinggal. Dirasa cukup, ia mulai mendorong portable ball menuju gudang penyimpanan.

"Biar gue bantu," ujar Nichol.

Anna tersentak saat merasakan tangan Nichol menempel di sebelah tangan kanannya.

"Sekali lagi makasih," ujar Anna salah tingkah.

Perlakuan baik, ramah dan perhatian Nichol selalu membuat hatinya menghangat.

Pasti bahagia sekali gadis yang menjadi pacar Nichol. Seisi sekolah tahu siapa gadis beruntung itu, Sephora Sievert Navriel, mayoret utama SMA Vactor.

Sibuk dengan pikirannya sendiri, Anna tidak menyadari adanya tanjakkan kecil, membuatnya hampir terjatuh, tangan besar Nichol dengan sigap menarik bahu Anna menjadikan posisi mereka sangat dekat.

"Lo, gapapa?"

Anna berdehem gugup, berharap Nichol tidak mendengar suara irama jantungnya yang menjadi begitu cepat. "Aku gak papa."

Nichol mengangguk, mengajak Anna kembali mendorong portable ballnya. Ingin segera menuju kantin, tenggorokannya kian terasa kering.

Anna menatap tangan mereka yang berjarak, ada perasaan kehilangan yang ia rasakan. Seharusnya ia tidak ceroboh agar tangan mereka tak perlu berpindah.

********

"Lihat kayak gitu, lo masih diem aja?" tanya Queensha greget. Dari anak tangga paling bawah mereka bisa melihat kedekatan Anna dan Nichol yang tidak wajar.

Temen? Bullshit!

"Berjuanglah, Ra." Belva yang paling dewasa diantara yang lain memberi saran.

"Ini cara gue mertahanin Nichol," Sephora mulai bersuara.

Memejamkan matanya sejenak kemudian membukanya perlahan, Sephora menceritakan percakapan antara Nichol dan Daniel yang tak sengaja ia dengar seminggu lalu.

"Nichol lagi dalam fase bosan, kalau sekarang gue terlalu maksa yang ada makin muak dianya."

Mika memutar bola matanya kesal. "Tapi dilain sisi lo kayak ngelepas Nichol perlahan."

Kalimat itu membuat Sephora tertohok membenarka, tidak bisa berkelit.

"Udahlah putus aja putus," kompor Queensha.

"Ngomong yang bener." Belva menggeplak lengan Queensha gemas.

Yang tersulit dari sebuah hubungan memang mempertahankan. Dirasa masih ada jalan keluar masih bisa diperbaiki, why not?

"Loh salahnya dimana? Hubungan mereka kan emang udah gak sehat," Queesha membela diri. Merapikan kembali rambutnya yang sama sekali tidak berantakan.

"Tapi selama masih bisa diperjuangin kenapa nggak, turunin ego lo dikitlah," ujar Belva bijak.

Sephora mengerti jelas maksud Belva, memulai pendekatan perlahan pada Nichol. "Ngasih Nichol waktu itu cara gue mertahanin hubungan," ujar Sephora kekeh dengan caranya sendiri. "Tapi gue sendiri masih belum yakin bakal kuat apa nggak."

"Kita labrak si Annajing aja gimana?" Mika sudah tidak sabar. Ia yang hanya teman ikut sakit hati, kesel, gregetan melihatnya, apalagi Sephora yang statusnya pacar?

Ganti sekarang Belva menggeplak gemas lengan Mika. "Udah gak jaman begituan."

"Udahalah, kantin aja yuk," ajak Sephora. Mulai tak nyaman karena sengatan panas mentari yang semakin terik.

Panas dihati, panas juga dikulitnya.

Memasuki area kantin, Sephora mengaduh merasakan Queensah menepuk bahunya berkali-kali, memekik heboh melihat pujaan hatinya.

"Ada Daniel, kita duduk deket mejanya, ya?"

Sephora, Mika dan Belva hanya bisa menggeleng tak habis pikir, bagaimana selama ini Queensha belum juga menyerah pada Daniel, meski cowok itu berulang kali menolaknya.

"Lo mesti bisa bedain, mana obsesi mana rasa lo sebenernya." Mika mendengus.

Queensha yang paling tau perasaannya sendiri, isi hatinya untuk Daniel bukan obsesi, namun perasaan tulus mencintai.

"Daniel masih tetap single, jadi gak ada salahnya 'kan gue berharap sampai sekarang?"

Ketiga sahabatnya bungkam, menyerah berbicara pada orang bucin gila. Cukup menjaga agar Queensha tidak sampai melebihi batasnya.

*****

{Repost 08 sept 2023}

Anna mulai meresahkan nih

Cara mengatasi fase bosan menurut kalian?

Cara mengatasi fase bosan menurut kalian?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FREE STYLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang