Cemburu yang sia-sia

191K 25.5K 2.7K
                                    

baca wp doang

baca platform lain juga

baca platform lain juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


happy Reading.

Tenaga yang Sephora kerahkan tak sebanding dengan Agarish. Cowok itu dengan mudah menggelindingkan tubuhnya hingga bedcover abu gelap melilitnya dengan sempurna. Ok, sepertinya ia sudah mirip kepompong.

"Ga, berat," rengek Sephora.

"Salah lo sendiri bikin gue bangun dari kursi," jawab Agarish santai, tetap merebahkan dirinya dengan punggung Sephora sebagai bantal kepalanya.

Pintu kamar terbuka kasar, muncul sosok Hana juga disusul Gala yang  berlari mengikuti saat mendengar kegaduhan tadi. "Ya ampun dek, itu anak orang kamu apain?" pekik Hana gemas sendiri dengan adik iparnya.

"Orang gini-gini aja. Udah sana balik jagain Gala, gih."

Hana berdecak. "Mbak serius nih. Anak orang jangan di apa-apain! Pintu juga nggak usah ditutup!"

"Hehm," jawab Agarish malas. Emang kakak iparnya pikir ia mau melakukan apa?

"Aku gak dibebasin dulu mbak?" tanya Sephora memelas yang tak bisa didengar Hana yang sudah berlalu menjauh.

Agarish terkekeh, masih enggan membebaskan. Ia butuh penjelasan. "Jadi, lo tadi siang makan dimana?"

Sephora mengalah dan mengikuti apa mau pacarnya. "Mie Setan."

"Kalau cuman makan disitu, besok gak usah makan bareng dia lagi, gue lebih dari mampu nraktir lo lebih dari itu!"

Sephora terkekeh. "Kok gue nangkepnya lo lagi cemburu sih, Ga."

"Menurut lo gue cemburu?"

"Cemburu."

"PD lo ketinggian!" Agarish tersenyum mengejek.

Sephora menaruh kepalanya diatas lipatan kedua tangan." Kalau bukan, terus apa?"

"Cuma kesel," jujur Agarish. Ia bukan orang yang gengsi dalam mengungkapkan.

Sephora memutar bola matanya jengah. "Kenapa lo nggak cemburu aja sih?"

Suara rengekan Sephora terdengar lucu ditelinga Agarish. " Ya karena lo suka gue."

"Ck, gue emang suka sama lo. Tapi perasaan gue masih kalah sama perasaan suka lo sama gue."

 Agarish tertawa, tingkat percaya diri Sephora patut ia beri satu lusin jari jempol.

"Tapi gue gak salah karena udah ngabarin. Lo 'nya aja nyebelin, tiap gue ngomong, lo potong terus. Padahal mau gue ajakin gabung sama yang lain biar makin rame," kata Sephora.

"Makin rame? Bukannya lo cuma makan berdua sama Nichol?"

"Lo mikir lah, Ga!"

"Ck, satu lagi. Tadi pagi waktu lewat lab. Bahasa kenapa nyuekin gue?" Sepele, tapi tetap membuatnya jengkel. Wajah tampannya jelas terpampang nyata, tapi Sephora malah melengos begitu saja.

Sephora ingat, ia tak bermaksud seperti itu hanya saja saat melintas, semua wajah disitu terlihat buram dimatanya, minus matanya cukup tinggi. "Oh, itu kelas lo? Yakan gue nggak tau Aga. Softlens gue masih di dashbor mobil lo, belum sempet masang, udah lo tarik aja gara-gara belum ngerjain tugas. Untung di tas ready kacamata."

Agarish beranjak berdiri, menarik ujung badcover hingga Sephora menggelinding terbebas dari lilitan. Kesal pada dirinya sendiri, sia-sia telah membuang energi.

"Jadi ini alasan lo gak bales chatt sama telpon?"

"Awalnya kesel, mau ngalihin ke game malah keasyikan," jawab Agarish jujur dan santai, sukses membuat Sephora naik pitam. Ia memukul Agarish membabi buta menggunakan benda yang ada di dekatnya, guling.

"Gue sampai galau mikirin lo dan lo lebih mentingin game dari pada ngabarin gue?"

"Game hidup gue, lo nafas gue. Gak usah cemburu, gue bakal adil," kata Agarish ngegas.

"Gimana gak cemburu? Lo megang mereka hampir tiap saat." Sephora belum berhenti menyerang.

"Jadi lo mau gue pegang-pegang juga?" Agarish menaikkan kedua alisnya menggoda.

"AGA!"

"Dalem manisnya mas Aga." Agarish menarik paksa guling yang dipegang Sephora membuat gadis itu tertarik menubruknya. Dengan gerakan cepat, ia membuang guling kesembarang arah. Mendekap erat tubuh Sephora yang hanya setinggi dagunya.

"Ga." Sephora berdehem canggung. Diposisi seperti ini, keduanya bisa merasakan degup kencang jantung masing-masing.

"Maaf ya, Ra. Gue udah salah faham dan udah buat lo khawatir."  Agarish sadar, ia tersangka dalam khasus ini.

" Hehm ... tapi Ga, gue gak kawatir sama lo, cuman kesel aja lo cuekin."

"Suka-suka lo ngomong apa." Agarish melepas pelukan mereka, berjakan keluar kamar dan menutup kencang pintu meninggalkan Sephora sendiri.

Sephora mengerjab, baru juga dibuat melambung tinggi kelangit ketujuh, detik berikutnya ia sudah dihempaskan ke dasar magma begitu saja.

"Gue banting juga nih PC tau rasa lo," teriak Sephora dari dalam kamar.

"Banting aja, entar gue gelindingin lo lewat tangga!" balas Agarish tak mau kalah. Ia harus segera pergi sebelum para syaiton-syaiton semakin mendekat.

*****

(Repost 21 januari 2024)

Setelah baca chap ini, tolong segera klik ctrl+a lalu klik delete untuk menghapus debu-debu kotor di dalam otak kalian wkwkkw

yang menanti-nanti adegan kissing, sorry guys masih radak jauh adanya *salamduajari

yang menanti-nanti adegan kissing, sorry guys masih radak jauh adanya *salamduajari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FREE STYLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang