Perlawanan.

199K 26.8K 8.7K
                                    

absent kota kalian, yuk!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


absent kota kalian, yuk!

tarik napas dalam dulu sebelum baca chapt ini.

Setelah mendapat balasan dari pacarnya, Agarish menyimpan ponselnya di saku celana dan beranjak berdiri. "Entar gue nyusul ke kantin," ucapnya sambil menepuk pelan bahu Grady yang duduk di bangku sebelahnya.

"Mau kemana, lo?"

"Ngurus bayi gue dulu."

Agarish tetap berjalan santai tanpa peduli sorakan teman-temannya yang mengatakan ia mulai menjadi budak cinta dan sebangsanya. Baginya terlalu dini jika dibilang cinta, ia hanya melakukan dan memperlakukan Sephora dengan segala rasa yang ia miliki.

------

Memasuki kelas MIpa1 Agarish bergidik melihat beberapa siswa yang masih berkutat dengan buku pada jam istirahat seperti ini. Ia berjalan mendekat dan mengambil duduk di sebelah Sephora. "Ra."

"Hehmm ...." Sephora bergumam malas tanpa mengangkat kepala dari lipatan tangannya.

"Pilih yang mana? Katanya ini bisa buat pereda nyeri. " Agarish mengeluarkan satu botol kiranti dan sekotak sari kacang hijau dari kantong plastik, sesuai saran Mbak Hanna-kakak iparnya.

Menghela nafas pelan, Sephora mulai menegakkan duduknya dan menunjuk minuman yang berbentuk kotak yang sepertinya lebih baik daripada jamu-jamuan yang terkenal kepahitannya. 

Agarish mengambil sedotan dan menusuknya lalu menggeser tepat dihadapan Sephora. "Pegang sendiri, jangan manja."

"Makasih."

"Mana sisir lo?" tanya Agarish, ia mencondongkan duduknya ke samping.

"Di dalam tas."

Setelah mengambil benda pusaka gadis itu, Agarish melepas kuncit rambut Sephora dan menyisirnya pelan.

"Ngapain?"

"Cari kutu."

"CK, nggak mungkin ada 'lah."

"Lo udah kramas 'kan?"

Lagi-lagi Sephora berdecak, namun nyeri di perutnya membuat ia pasrah saja. 

Dirasa sudah cukup rapi, Agarish memakaikan jepit rambut yang kemaren sempat ia beli. "Cantik," gumamnya.

Sephora merabah kepala samping kirinya, mengeluarkan kaca dari laci meja, tersenyum senang. "Makasih Aga. Lo kok baik banget sih, gue malah jadi takut."

"Takut kenapa?"

"Takut kehilangan lo. "Sephora tersenyum menggoda dan terus menatap wajah  cowok itu hingga Agarish membuang muka. "Ck, cepet habisin!"

"Aga ih, hadap sini."

Agarish menoleh memasang wajah dinginnya. "Eaaaak, pipi lo merah," goda Sephora sambil menampol pelan pipi kiri cowok itu.

FREE STYLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang