Semakin Kalut

252K 31.7K 8.8K
                                    

Team baca tengah malam

Team baca pagi

Team baca pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Friona berjalan mondar mandir di depan ruang UGD, gelisah menunggu kedatangan Sephora.

Ini salah satu alasan, kenapa dulu ia menyuruh Sephora bersekolah di SMA Vactor yang letaknya dekat dengan Rumah Sakit tempat ia bertugas.

Mahira, teman akrab juga satu Spesialis Jantung dengan Friona mendekat, ia tepuk pelan bahu ibu satu anak itu. "Kamu harus tenang."

"Dia emang nggak bisa nahan sakit, tapi nggak pernah sampek pingsan gini, Ma." Sephora adalah titik terlemahnya. Ia tak akan pernah bisa tenang sebelum melihat secara langsung kondisi Sephora.

Mahira tepuk pelan punggung Friona menyalurkan semangat.

Tak berselang lama, mobil Belva sampai, Agarish dengan sigap keluar dari mobil lalu membuka pintu mobil belakang dan memindahkan Sephora ke ranjang pasien yang sudah disiapkan.

"Tante." Belva berjalan mendekati Friona, mata nampak sembab.

"Kita tunggu ya," ujar Mahira. Menyuruh ketiga siswa itu untuk duduk,  begitu juga Friona. "Dengan kamu jalan mondar-mandir kayak gitu malah bikin pusing, Fri"

---------

Setelah mobil Belva berlalu, Franda menggandeng tangan Mika dan Queensha kembali menuju kelas.

Daniel menghadang jalan mereka. "Kalian tetep harus ikut gue ke BK, kalian pasti udah sekongkol sama Sephora."

Franda frustasi, ia menggunakan nada tinggi tak peduli semakin memancing perhatian siswa lain. "Emang cewek kesayangan lo kenapa?"

"Segitunya ya kamu belain Anna?" Queensha tersenyum masam, mengolok dirinya sendiri atas rasa sakit yang ia rasakan. "Bukan kita yang nyakitin Anna, meskipun berkali-kali Anna sengaja gak sengaja bikin Sephora sakit hati, kita bahkan gak pernah sentuh dia."

"Udahlah, ngapain ngomong sama orang yang sama gak gunanya kayak Nichol." Mika menarik Franda dan Queensha.

"Gue tetep nggak percaya!" teriak Daniel.

Mahen menghentikan Daniel dan menggeleng. "Stop sampai sini! Lo mending denger versi lengkap Anna dulu."

"Gue cari gosip dulu, entar gue kasih bocoran versi mereka." Kevin menepuk pelan bahu kanan Daniel lalu mengikuti langkah pacarnya bersama Mahen.

Anna semakin kalut, semua ini kesalahannya, salahnya yang ceroboh, salahnya yang hanya bisa menangis. Ia berjalan mendekati Daniel. "Emang aku yang salah."

"Lo jangan suka nyalahin diri sendiri." Daniel masih tak terima, rasanya melihat Anna menangis membuat hatinya tercubit, harusnya ia lebih bisa menjaga Anna.

FREE STYLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang