Tuduhan

232K 27.6K 11.3K
                                    

Alur lambat

Alur cepet

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

Nichol menggeleng geli mendengar Sephora yang menggerutu karena Friona memaksa menghabiskan sarapannya.

"Kebiasaan sih kamu," komen Nichol. Melepas seatbeltnya lalu menepuk pelan kepala Sephora. "Aku tunggu di luar ya."

Nichol yang sedang berdiri di samping mobilnya menoleh mendengar ada yang memanggil.

"Ngapain masih disini sendirian?  Mau ke kelas bareng?" tanya Anna, sudah berdiri di depan Nichol.

"Bentar, nunggu Sephora sekalian."

"Oh ... berangkat bareng lagi? Tapi gapapa aku jalan sama kalian?" tanya Anna ragu, takut Sephora merasa tak nyaman.

"Gapapa," jawab Nichol santai. Melihat pada Sephora yang baru menutup pintu mobil. "Udah?"

"Udah kok, ayo!" Sephora sengaja mengalungkan tangannya di lengan Nichol, menunjukkan kepemilikannya. Sudah cukup kemaren ia diam, sekarang tidak akan pernah ia biarkan Anna mendekat.

"Ayo, An!"

"Lah, si Anjir." Sephora berdecak, ia melepas tangannya dan berkata, "Aku duluan, kalian aja yang barengan." Berjalan lebih dulu masa bodohlah mereka mau ngapain.

"Bentar, An." Nichol berlari mengejar dan memegang lengan Sephora agar berhenti berjalan.

"Kamu marah aku ngajak Anna jalan bareng kita? Kan cuma gitu aja, Ra. Lagian kelas kita searah."

"Tapi aku nggak mau."

Nichol mengusap wajahnya kasar. "Iya, iya udah. Aku minta maaf."

Sephora mendengus. "Gak usah repot-repot bilang maaf kalau kamu gak tulus."

"Tulus, Ra. Cemburuan banget sih." Nichol mencubit gemas kedua pipi Sephora lalu menggandeng tangan gadis itu, menoleh ke arah Anna, berkata sorry tanpa suara.

Anna tersenyum maklum. Lagi-lagi ia ditinggalkan dan merasa aneh, kenapa hatinya sesakit ini.

-----------

Suasana ramai menyapa Sephora dan yang lain saat memasuki area kantin. Mereka berpencar memesan makanan dan minuman masing-masing lalu berkumpul di satu meja yang Queensha jaga.

Mika berdecak melihat muka suram Queensha. "Mau sampai kapan lo galaunya? Bukannya udah biasa ditolak Daniel?" Ia menaruh pesanan Queensha di atas meja.

"Yang ini beda. Itu percobaan pertama gue bikin kue sendiri. Kata orang rasa sayang bisa dimulai dari perut naik ke hati." Queensha mulai menegakkan duduknya dan mulut mengerucut.

"Kalau mau jerat Daniel, kasih aja obat prangsang, hamil anak dia deh, hidup bahagia selamanya." Franda terkekeh dengan saran ngawurnya, membuatnya dihadiahi tatapan tajam dari yang lain.

FREE STYLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang