Sephora, 'antagonis sesungguhnya'

235K 30.4K 12.6K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mendengar namanya disebutkan dispeaker sekolah, Sephora segera beranjak dari duduknya, meminta ijin pada Bu Rahma yang menjadi pembimbingnya untuk olimpiade mendatang.

"Kita bersama, sekalian saya mau ke ruang guru," ujar bu Rahma.

Sephora mengangguk, berjalan di belakang Bu Rahma bersama Nichol yang juga ingin membeli minum.

Dari balkon lantai dua Sephora dapat melihat anak 12IPS1 sedang mengikuti pelajaran olahraga di lapangan. Ia membalas lambaian tangan alay dari trio wekwek (Rio, Justin dan Fabian).

Sephora terkekeh, melihat Agarish yang kesal karena aksi lay-up shootnya berhasil dihalau Haidar dengan muka datarnya.

Nichol menghembuskan napas kasar mengetahui arah pandang Sephora. Ia tarik tangan gadis itu agar berhenti berjalan. "Mau kemana?"

Sephora menatap Nichol bingung. "Ke ruang BK."

"Lewat sini, Ra." Nichol menunjuk tangga yang sudah terlewat.

Sephora tersenyum polos, sepertinya ia terlalu fokus ke arah lapangan.

"Mau aku pesenin minum juga?" tanya Nichol, kini mereka sudah berada di anak tangga terakhir. 

"Boleh."

"Kayak biasanya?"

"Emang masih inget?" canda Sephora.

"Ra, aku masih inget semua tentang kamu," jawab Nichol. Menepuk pelan kepala Sephora lalu berjalan melewati lorong menuju kantin.

"Bingcit," maki Sephora dalam hati.

--------

Perasaan Sephora tak tenang, ia mengetuk pintu lalu masuk ke dalam ruang BK. Menatap bingung keberadaan Adrian, Siwi dan Anna yang dalam keadaan kacau.

"Permisi, Bu Suci memanggil saya?" tanya Sephora sopan.

Belum sempat Bu Suci menjawab, satu tamparan kencang Adrian berikan di pipi kanan Sephora.

"Ayah!" Anna tersentak tak menyangka Adrian main tangan seperti itu.

Siwi menahan Anna yang ingin menolong Sephora. "Biarin aja, dia pantas dapetin itu."

"Jangan main tangan Pak! Saya harap bapak bisa tenang." Bu Suci segera mengarahkan Sephora duduk di sebelahnya bersebrangan dengan Adrian.

"Ayah kecewa sama kamu!" Dada Adrian naik turun, rahangnya mengeras, menatap tak habis pikir Sephora bisa setega itu, rasa kecewa membuat ia gelap mata.

"Kita langsung saja, jadi apa maksud kamu mengurung Anna di gudang?"

"Sebentar Pak, kita tunggu Pak Reno dan Ibu Friona." Bu Suci memberi usapan lembut pada lengan Sephora yang masih terdiam.

FREE STYLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang