Jadian

245K 30.9K 11.9K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suasana sekolah masih cukup ramai saat Nichol dan Sephora keluar dari Laboratorium Biologi, padahal bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak satu jam yang lalu.

Ternyata hujan yang cukup deras yang membuat banyak siswa masih terjebak di sekolah, memilih menunggu hingga reda daripada pulang dalam keadaan basah.

"Bawa mobil apa dijemput?" tanya Nichol saat keduanya mulai menuruni tangga.

"Bawa mobil."

Nichol mengangguk mengerti, keduanya kembali membahas latihan soal yang tadi sempat mereka ulas.

"Nichol," panggil Anna yang sudah menunggu di anak tangga terbawah. "Hai, Ra. Kalian baru selesai?".

"Udah, kenapa belum pulang?" tanya Nichol, sedangkan Sephora yang disapa hanya mengangguk kecil.

Anna tersenyum, setidaknya Sephora tak mengacuhkannya. "Supir ayah gak bisa jemput, aku bisa minta tolong anterin pulang?"

Nichol menoleh sekilas pada Sephora yang hanya memasang wajah datar, tak ingin terlibat dalam percakapan keduanya. Akhirnya, Nichol mengangguk membuat Anna tersenyum lebar. "Makasih ya, Nichol."

Mereka jalan bertiga dengan Nichol dan Sephora yang mendominasi obrolan. Sesekali Nichol menarik lengan gadis itu agar tidak tertabrak siswa yang lain.

"Anna," teriak Siska terengah karena berlari mengejar. "Untung lo belum pulang, gue bisa nebeng nggak?"

"Gimana ya Sis?" Anna menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, bingung harus menjawab apa, dirinya juga menumpang, tapi tak tega jika menolak Siska. "Aku juga pulang sama Nichol."

"Bisa sekalian nggak?" Siska memasang wajah memelas, tapi dalam hati bersorak riang, kesempatan pertamanya bisa berinteraksi dengan Nichol. Tak sia-sia ia mendekati Anna.

Sephora yang diam mengamati drama picisan para selir hanya bisa geleng-geleng. "Gue duluan, ya." Sebelum pergi Sephora sempat berbisik pada Nichol, "Kalau bisa angkut dua-duanya kenapa harus satu."

"Ra," tegur Nichol, ia menepuk pelan kepala Sephora. "Ati-ati."

------------

Pasukan Agarish yang mayoritas membawa motor memilih menunggu di koridor utama hingga hujan reda, mereka malas dan merasa kadar kerennya akan berkurang jika memakai jas hujan. Padahal alasan utamanya, mereka memang tidak memilikinya.

Grady menyikut lengan Agarish memberi kode. "Target lo, tuh."

Mata Agarish berkilat, tersenyum jahil. Sengaja menghadang jalan Sephora, mengikuti setiap pergerakan gadis itu, kekanan dan kekiri tak membiarkan begitu saja Sephora melewatinya.

"Aga, minggir!"

Ada senyum samar di sudut bubir Agarish. "Kalau gue nggak mau?"

"Ga, lo kayak anak SD yang lagi PDKT," celetuk Justin prihatin. Sebagai playboy ia merasa gagal mendidik sahabatnya.

FREE STYLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang