Hari ini Rivano akan kembali ke Jakarta. Liburan sudah berakhir, tapi kesialan berpihak padanya. Dia harus pulang bersama Dita karena permintaan Mamanya.
"Riv, aku sangat senang bisa pulang berdua sama kamu," kata Dita, dia memeluk manja tangan Rivano.
"Jauh-jauh, lo," kesal Rivano. Jujur saja kelakuan Dita membuat Rivano kesulitan menyetir.
"Nggak mau!" bentak Dita yang semakin mengeratkan pelukannya di tangan Rivano.
"Biarkan seperti ini dulu," lanjutnya.
"Gue takut khilaf, itunya nempel-nempel lagi," gumam Rivano. Sepertinya Dita sudah larut dalam pikirannya sehingga tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Rivano.
"Sana." Rivano mendorong kepala Dita, wanita itu terlihat seperti terganggu dia menggeliat matanya yang terpejam kembali terbuka karena perlakuan Rivano.
"Jangan deket-deket, gue nggak mau ada orang lain yang tau tentang hubungan kita," jelas Rivano membuat bibir Dita mengekerucut.
"Kenapa?" Dita menatap netra Rivano yang meliriknya sekilas.
"Gue nggak mau dan gue nggak pernah suka sama, lo!" timpal Rivano.
"Kamu nggak bisa menghindar dari aku lagi. Kalau kamu nggak mau nurutin permintaan aku, maka aku bakal laporin kamu pada mama kamu." Dita tersenyum bahagia, hal itu justru membuat Rivano kesal setengah mati.
Lagi dan lagi alasannya itu terus, Rivano muak. Mau bagaimana lagi semua telah terjadi.
Mobil Rivano melaju dengan kecepatan sedang itu karena permintaan Mamanya jika tidak dia akan sampai sejam yang lalu.
"Turun!" perintah Rivano menatap nyalang ke arah Dita.
"Masuk dulu," ajak Dita. Dia tinggal bersama kakaknya di sebuah rumah yang sangat mewah tapi tidak terawat.
"Nggak! Gue capek," balasnya.
"Yaudah, kamu hati-hati, yah." Setelah mengatakan itu Dita menutup kembali pintu mobil Rivano, tanpa pamit Rivano melajukan mobilnya.
"Hati-hati, Sayang!" teriak Dita melambaikan tangan ke arah mobil yang sudah melaju kencang.
"Cewe sarap!"
****
Pagi sudah tiba gelapnya malam terganti oleh sinar matahari yang cerah.
Ketiga lelaki yang tidur di satu kasur membuat tubuh mereka saling berhimpitan satu sama lain.
Terlebih posisi Jasper yang berada di tengah, semalam mereka memutuskan untuk tidur di kamar Rivano, karena suatu suara yang terdengar aneh di telinga Jasper dan Dilan.
Dilan yang semulanya waras kini ikut-ikutan gila karena Jasper. Hanya Rivano yang masih tetap sama, begitupun perasaannya dengan Audy. Entah itu akan berlangsung lebih lama atau mungkin kandas tengah jalan karena tidak adanya kepastian oleh sang gadis.
"Bangun! Bangun! Sekolah woi!" teriak Dilan memukul dengan bantal kedua temannya agar segera bangun.
"Jam berapa?" Suara serak Rivano membuat Dilan langsung menatap lelaki itu dan menyengir.
"Setengah enam," jawab Dilan.
Rivano pun akhirnya bangun dan bergegas ke kamar mandi. Apalagi kalau bukan untuk mandi, hari ini adalah hari pertama sekolah.
![](https://img.wattpad.com/cover/238614247-288-k695498.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam (On Going)
Подростковая литератураSeorang wanita dengan kisah cinta yang dialami penuh Lika liku mencintai dalam diam sangat sulit untuk di jalaninya. Akan kah seorang Audy Zahra Damariva bakal bersatu dengan Rivano Johan Addison. Bagaimana kah kisah nya? Bagaimana menurut kalian me...