"Gimana keadaan Audy?" tanya Dilan setelah melihat Rivano datang.
"Nggak ada perubahan," jawab Rivano. Dia duduk di sofa bersama dengan Dilan dan Jasper dan menghembuskan nafas pasrah.
"Doain yang terbaik aja, bos," ujar Jasper menepuk pundak Rivano.
Rivano lantas tersenyum sedikit bernostalgia dengan apa yang telah ia lalui bersama gadis itu. Dia rindu senyumannya, semoga saja jiwanya senantiasa diberi kekuatan oleh sang Maha Pencipta.
"Sekarang lo bersihin diri abis itu makan," lontar Jasper dan mendapat anggukan dari Rivano. Rivano lantas bangkit dari duduknya dan pergi ke kamarnya.
Dilan hanya diam membisu, dia harap bulannya akan baik-baik saja. Ada rasa perih saat melihat Rivano dengan Audy, tapi dia rela melakukan itu semua demi kebahagiaan mereka. Tugasnya hanya men-support apa yang mereka lakukan. Dilan tidak merasa bisa sabar tapi dia berusaha untuk selalu ikhlas dalam menjalani semuanya. Karena dia yakin kalau sesabar-sabarnya seseorang belum tentu dia ikhlas tapi jika sudah ikhlas maka sudah pasti dia sabar.
"Woi! makan sana!" seru Jasper membuyarkan lamunan Dilan.
"Nanti aja, gue nggak laper," jawabnya.
Jasper tersenyum sinis lantas berkata, "gue tau lo juga lagi galau, jadi sebaiknya lo pergi makan sana, sama bos. Galau itu butuh tenaga bosku," celetuk Jasper dan mendapat tatapan tajam dari Dilan.
"Sono!" perintah Jasper.
Daripada mendengar celotehan Jasper yang tidak ada hentinya lebih baik Dilan pergi saja. Bisa tambah galau dia jika menetap di dekat Jasper.
"Makan yang banyak!" teriak Jasper.
***
Sedangkan di sisi lain Arjun sedang berada di ruangan ayahnya. Mau pergi tapi dia juga tidak tega. Saat ini ayahnya sedang diperiksa oleh seorang dokter.
"Bagaimana, dok?" tanya Arjun.
"Sudah ada perkembangan, semoga beliau besok sudah bisa melewati masa kritisnya." Dokter tersenyum.
"Semoga saja, terima kasih ya, dok," jawab Arjun.
Dokter itu mengangguk, "kalau begitu saya permisi dulu," pamitnya. Arjun mengangguk mengiyakan.
"Yah, Arjun pulang dulu mau mandi. Besok pagi Arjun balik lagi, semoga ayah sudah sadar," ujar Arjun melihat sendu sang ayahanda.
Arjun keluar dari ruangan ayahnya dia melewati ruangan Audy di sana sudah ada lelaki dan wanita tua yang memandang Audy sedih.
Arjun memberanikan diri membuka pintu tersebut, otomatis Alan dan juga nenek berbalik untuk melihat siapa yang datang.
Alan dan Arjun memang belum saling kenal bahkan mereka belum pernah bertemu, keduanya sama-sama tidak merestui pernikahan bunda dan ayahnya. Audy lah satu-satunya orang yang setuju dengan pernikahan mereka."Nggak papa bun, asal bunda bahagia pasti Audy setuju. Bahagia bunda number one." Begitu katanya.
"Kalian siapa?" tanya Arjun heran.
"Saya neneknya Audy dan ini kakaknya, Alan." Nenek tersenyum kepada Arjun.
"Owh, jadi dia ini cucu Anda?" celetuk Arjun menunjuk Audy yang masih terbaring.
Alan mengerutkan dahinya bingung kenapa lelaki ini seperti tidak suka dengan adiknya? Apakah dia punya salah?
Malu bertanya sesat di jalan, jadi Alan berjalan mendekat ke arah Arjun dan bertanya, "lo siapa?"
![](https://img.wattpad.com/cover/238614247-288-k695498.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam (On Going)
Novela JuvenilSeorang wanita dengan kisah cinta yang dialami penuh Lika liku mencintai dalam diam sangat sulit untuk di jalaninya. Akan kah seorang Audy Zahra Damariva bakal bersatu dengan Rivano Johan Addison. Bagaimana kah kisah nya? Bagaimana menurut kalian me...