Part 33: Pulih

45 6 4
                                    

Haay guys sudah lama tak jumpa

Siap gaa?

Siap baca?

Oke let's go!

Hari ini Audy akan pulang ke rumahnya setalah menetap di rumah sakit selama setahun. Ada perasaan sedih yang selalu mengganjal di hatinya, pikirannya masih terbelenggu oleh Rivano.

"Nggak seneng bisa keluar dari rumah sakit?" tanya Alan.

Saat ini mereka sudah berada di dalam mobil menuju rumah Ayah Dimas. Alan memaksa untuk bersama Audy sedangkan ayah dan bunda berada di mobil yang berbeda. Bukan mengapa Alan hanya ingin bersama adiknya sebelum dia kembali ke Bandung.

"Seneng banget, bang." Audy mengalihkan pandangannya menatap Alan lalu tersenyum setelahnya.

"Masih kepikiran soal Rivano?" tanya Alan lagi, merasa tahu apa yang sedang dipikirkan oleh adiknya itu, karena sejak tadi dia lebih banyak diam.

"Bagaimana nggak kepikiran coba?" gumam Audy.

"Yaudah sih, ikhlasin aja. Mungkin memang kalian belum jodoh," jelas Alan. Matanya masih fokus ke jalanan yang sudah sedikit ramai.

"Apa? Belum jodoh? Jadi ada kemungkinan kalau nanti kami berjodoh?"

"Yah, mana Abang tahu? Jodoh itu sudah ada yang atur," tutur Alan.

Alan benar segala sesuatu pasti sudah ada yang atur, yang akan Audy lakukan hanyalah bersabar atas apa yang terjadi padanya. Audy tahu suatu saat nanti dia bisa mendapatkan sesuatu yang lebih baik.

"Mau di sini terus atau masuk, hmm?" tanya Alan. Mobil yang mereka kendarai sudah sampai di halaman rumah keluarga Ardinata.

Tanpa menjawab pertanyaan dari kakaknya, Audy langsung membuka pintu mobil dan masuk ke dalam rumah .

Netranya memicing melihat rumah yang sudah didekorasi dengan sangat indah dengan sebuah tulisan welcome Audy. Sungguh Audy merasa sangat bahagia sekarang. Jangan lupa masih banyak orang yang sangat menyayangi dirinya.

Di sana sudah ada Bunda Lita, Ayah Dimas dan jangan lupakan Arjun dan juga Dara dengan senyum lebarnya. Mereka tampak bahagia dan Arjun? Dia terkesan ramah saat ini, jauh sebelum Audy jatuh sakit, pandangannya selalu mengisyaratkan tanda kebencian.

"Woah, bagus bangeet!" pekik Audy. Matanya berbinar, dia sangat rindu suasana rumah.

"Welcome Audy!" teriak semua orang saat Audy masuk kedalam.

"Kak?" sapa Audy saat dirinya berada tepat di hadapan Arjun.

"Udah baikan?" tanya Arjun.

Audy hanya mengangguk lalu tersenyum. Matanya kini beralih menatap sang sahabat. "Dara juga di sini? Icha mana?"

"Icha lagi ada urusan, dia cuma nitip salam," jawab Dara.

"Udah ngobrolnya sekarang makan dulu yuk," ajak Bunda Lita. Kakinya kini sudah baik-baik saja walau masih sering sakit saat berjalan terlalu lama.

Tanpa sadar senyum yang terpancar di wajah Audy tidak pernah pudar. Alan menjadi sedikit lega, setidaknya adiknya bisa bekerja sama dengan keadaan yang telah terjadi padanya beberapa waktu lalu. Audy sudah sakit raga jangan sampai batinnya juga sakit cuma karena lelaki yang tidak berperasaan seperti Rivano.

"Audy? Liat Arjun sekrang udah punya pacar." Ayah Dimas menatap Arjun dan juga Dara dengan tatapan menggoda.

"Beneran, yah? Siapa?" tanya Audy, senyumnya masih terpancar di wajahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Dalam Diam (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang