Arjun sedang berada di sebuah kafe bersama rekannya, Dita. Mereka sudah berjanji untuk bertemu di tempat ini. Sekedar mengatur rencana baru karena sepertinya rencana yang selama ini mereka buat sia-sia.
"Rencana kita seperti nggak berguna, Dit. Menguap begitu saja," Arjun menimpali.
"Yah, gimana dong? Gue harus gimana lagi?" tanya Dita. Dia meneguk minuman yang sejak tadi ia aduk-aduk.
"Atur rencana lagi." Arjun tersenyum simpul.
Apa yang akan mereka lakukan sebelumnya hanya sia-sia. See? Audy dan Rivano masih tetap dekat, bahkan lebih dekat. Arjun tau itu, dia melihat sendiri dengan mata kepalanya.
"Gimana kalau--"
Drrt drrt ....
Ucapan Arjun terhenti karena ponsel yang berada di saku celananya tiba-tiba berbunyi.
"Bunda?" Arjun menaikkan sebelah alisnya bertanya-tanya kenapa tiba-tiba Bunda Lita menelponnya.
Dia mengangkat telponnya lalu melirik sekilas kearah Dita. "Halo?" sapa Arjun.
"Nak, kamu ke Rumah Sakit Sejahtera sekarang. Bunda, Audy dan ayah kamu kecelakaan." Bunda Lita dengan susah payah mengeluarkan suaranya. Suaranya nampak sangat lemah.
"Apa! Bagaimana bisa," pekik Arjun.
"Saya segera ke sana," lanjutnya.
Tut tut ....
"Kenapa?" tanya Dita yang sedari tadi diam. Melihat Arjun dengan tampang yang sangat khawatir membuat dia juga ikut panik.
"Ayah gue kecelakaan. Gue nggak bisa antar lo pulang." Arjun berdiri memakai kembali jaketnya dan mengambil kunci mobilnya.
"Iyya, nggak papa. Lo hati-hati yah," lontar Dita.
"Iya." Arjun keluar dan mengendarai mobilnya menuju rumah sakit dengan perasaan khawatir, takut-takut terjadi sesuatu pada mereka. Terutama ayahnya.
"Kok bisa sih!" geram Arjun.
Arjun sosok yang sangat emosional, dia cepat sekali marah walau dengan masalah kecil pun. Kadang orang jadi takut berurusan dengan Arjun.
"Ini semua pasti gara-gara anak sialan itu," umpat Arjun.
Tidak butuh waktu lama Arjun sudah sampai ditujuan utamanya. Semoga tidak terjadi apa-apa dengan ayahnya.
Ruang rawat nomor 142 tempat Ayah Dimas dirawat. Arjun sudah berada di sana. Mendengar apa yang di katakan oleh dokter tadi membuat Arjun merasa sesak.
"Tuan Dimas mengalami koma, kami sudah melakukan semampu kami tapi dia tidak sadarkan diri sampai sekarang. Kami juga butuh pendonor darah untuk dia." kata dokter itu.
Miris, itulah kata yang tepat untuk sang ayahanda alat-alat rumah sakit yang melekat erat pada tubuh ayahnya membuat Arjun meringis. Arjun memang pembalap tapi dia tidak pernah mengalami kecelakaan separah ini.
"Aku harus ketemu sama istrimu, yah." Arjun bangkit dan keluar dari ruangan ayahnya.
Memang ruangan mereka di buat terpisah karena penanganan yang dilakukan pun harus benar-benar diperhatikan.
Ceklek.
Pintu kamar terbuka menampakkan seorang wanita paruh baya sedang beristirahat dengan tenang di atas kasur rumah sakit dengan baju berwarna biru muda.
"Kenapa bisa seperti ini?" Suara berat Arjun membuat Bunda Lita membuka matanya. Sedari tadi dia hanya menutup matanya berusaha tertidur tapi sakit di bagian kakinya membuatnya kesusahan.
![](https://img.wattpad.com/cover/238614247-288-k695498.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam (On Going)
Novela JuvenilSeorang wanita dengan kisah cinta yang dialami penuh Lika liku mencintai dalam diam sangat sulit untuk di jalaninya. Akan kah seorang Audy Zahra Damariva bakal bersatu dengan Rivano Johan Addison. Bagaimana kah kisah nya? Bagaimana menurut kalian me...