10

139K 16.8K 2.1K
                                    

Happy reading 💜

"Res, kemarin gue liat lo jalan sama Kinar," celetuk Darren.

Sekarang ini mereka tengah berkumpul di warung belakang sekolah. Keempat sekawan itu membolos pada jam pelajaran pertama.

Ares membalasnya dengan dehaman singkat. Ah, kemarin dia bertemu Kinar sebab gadis itu tengah diganggu anak buah Doni. Ares dengan sisa rasa kemanusiaannya pun menolong Kinar.

Mungkin kebetulan Darren melihat mereka. Akhirnya dia menyimpulkan sendiri kalau Ares jalan dengan Kinar. Namun, Ares tak berniat menjelaskan sebab berbicara panjang membuat giginya mengering.

"Wah, udah ada benih-benih nih." Rey berlagak mengelus dagunya.

"Benih apaan? Ikan lele?" tanya Darren dengan wajah tanpa dosa.

"Yee si Ujang, maksudnya benih cintahhh," kata Rey agak ngegas.

"Anjing muncrat, cok!" sentak Arthur saat merasakan sesuatu yang basah menghujani wajahnya.

"Eh, maap Thur. Lagian ngapain coba lo deket-deket muka gue?" Rey cengengesan.

"Gue mau ngambil charger di belakang lo!" seru Arthur ketus.

"Ya udah sih, biasa aja tuh muka, ngajak berantem?!" sewot Rey. Ares memutar bola matanya malas, sedangkan Darren asyik menonton sambil memakan gorengan.

"Berani lo?!" balas Arthur tak kalah sewot.

"Yeee pastinya ... kagak." Rey meringis. Darren mendengkus sebal, merasa kurang puas dengan Rey yang menyerah sebelum terjadi pergelutan.

"Udah back topik, jadi beneran lo udah mulai cinta sama si Kinar?" tanya Rey serius.

"Nggak," jawab Ares tak acuh.

"Bagus kalo gitu, gue lebih suka lo sama Aurora," ucap Rey bangga.

"Dibayar berapa lo sama tuh bocil buat jadi suporter dia?" tanya Ares.

"Cuy, gini-gini juga gue anak sultan, nggak butuh bayaran buat suport Aurora. Gue dukung dia sepenuh hati," ujar Rey dramatis.

"Jijik banget anjir muka lo!" ketus Darren.

"Oh ya Ren, gue liat liat semenjak lo jadian sama Adel lo jadi sedikit lebih waras," celetuk Rey.

"Maksud lo sebelumnya gue gila?!" ujar Darren tak terima.

Rey sontak terkekeh. "Nyadar juga lo."

"Sialan, anak monyet!" Darren yang terlampau kesal, tak dapat mengontrol mulutnya.

Rey yang dikatai pun melotot garang. "Lo anak dajjal!"

"Lo titisan Fir'aun!"

"Telor kambing!"

"Babi ngok-ngok!"

Arthur menaikan alisnya, menatap dua sahabatnya yang beradu mulut dengan sengit.

"Diem! Kencing belum lurus, sok-sokan ngomong kasar," ujar Arthur dengan alis menukik.

Darren dan Rey kompak memandang pemuda itu.

"Si yang paling lurus," cibir Rey yang diangguki Darren dengan wajah menyebalkan.

Keduanya kembali kompak mengejek Arthur, membuat pemuda itu menghela napas.

"Lah Bang Ares, kok lo di sini?" tanya seorang anggota Alleric yang masih kelas sepuluh kebetulan lewat.

"Ada yang ngelarang?" tanya Ares tanpa ekspresi.

"Bukan gitu, Bang. Kirain gue, lo ada di ruang belakang sekolah," ujar Very, nama adik kelas itu.

Secret Crazy Girl [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang