15

130K 15.4K 2.5K
                                    

Happy reading 🧡

Pagi pagi sekali, Aurora sudah berada di sekolah, bahkan gerbang baru saja dibuka. Dia sengaja menghindari keramaian, memakai hoodie berwarna hitam dan rok abu-abu khas anak SMA.

Aurora berjalan mengendap endap menuju ke salah satu loker, setelah memastikan keadaan aman, Aurora merogoh sakunya kemudian mengeluarkan satu kunci lalu membuka loker itu.

Aurora mengambil sesuatu didalam tasnya kemudian memasukan sebuah dokumen dan suatu benda kedalam loker itu. Setelah itu, Aurora kembali menguncinya dan pergi dengan santai, seakan tak melakukan apapun.

*****

Keadaan sekolah mulai ramai, Ares dan para sahabatnya memarkirkan motornya di parkiran. Belum sampai satu langkah, mereka sudah dicegat oleh seorang gadis yang berpakaian tidak seperti seorang murid.

"Hai, Sayang!" sapa gadis itu yang tak lain adalah Kinar, membuat Ares dan yang lain mendengus jengah. Ares berdecak kesal. Mood nya pagi pagi sudah rusak.

"Ngapain lo kesini?!" Darren bertanya dengan sewot. Walaupun Darren yang merekomendasikan Kinar sebagai pacar Ares, tetapi dia mulai tidak suka dengan gadis itu.

Lain dengan Aurora, mereka tau walaupun Aurora bersikap seperi Kinar, tetapi dia melakukan itu hanya pada Ares. Tidak seperti Kinar yang bersikap demikian pada setiap pria yang dia inginkan, bahkan walaupun sudah menjadi 'pacar' Ares. Sebenarnya Ares sendiri tidak pernah menganggap Kinar pacarnya.

"Gue kan pacar Ares, jadi wajar dong kalo gue disini," balas Kinar tak kalah sewot.

"Berisik!" Ares menggosok telinganya saat suara cempreng Kinar berdengung.

"Mending lo pergi!" Arthur menatap datar pada Kinar.

"Nggak! Enak aja, orang gue mau sama Ares." Kinar keukeh menolak.

"Aduh Kinar, mending lo pergi sebelum singa nya ngamuk ,deh," usul Rey saat melihat raut Ares makin tak sedap dipandang.

"Nggak mau! Ayo sayang kita pergi!" ajak Kinar lalu menggandeng tangan Ares.

Ares langsung menyentak dengan kasar sampai Kinar tersungkur. Mata Kinar berkaca-kaca, berharap Ares akan iba dan mengulurkan tangan untuk membantunya. Tak sesuai harapan, Ares hanya menatapnya datar tanpa minat.

"Jangan deket gue lagi mulai sekarang." Ares menatap semakin dingin, lengkap dengan tatapan tajam sebelum melenggang pergi.

"TAPI AKU PACAR KAMU ARES!" teriak Kinar tak tahu malu.

Ares menghentikan langkahnya tanpa berbalik. "Kalo gitu, kita putus," ujar Ares tanpa beban membuat Kinar menganga tak percaya.

Sahabat sahabat Ares tersenyum puas, akhirnya Ares terbebas dari nenek lampir itu. Sebelum Arthur dan yang lain pergi, mereka dicegah oleh seorang gadis cantik bersurai coklat tua.

"Diamana Ares?" tanyanya to the point.

"Yaelah Ra, ngagetin aja lo!" ketus Rey.

"Mana Ares?" ulang Aurora.

"Pergi ke kelas," jawab Arthur.

Aurora mengangguk bersiap pergi, tetapi sebelum itu dia menoleh pada Kinar yang sedari tadi menatapnya benci, lalu mengalihkan pandangannya kembali pada Arthur, Darren, dan Rey.

"Hari ini ada razia, hati-hati!" peringat Aurora dan pergi begitu saja tanpa menunggu balasan dari mereka.

"What razia? Aduh gue nggak pake dasi lagi." Rey berujar panik.

Secret Crazy Girl [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang