ʜᴀᴘᴘʏ ʀᴇᴀᴅɪɴɢ
.
.
.
.
ᴇɴᴊᴏʏ!Bruk!
"AURORA!"
Keempat pemuda itu tertegun kala mendapati Aurora ambruk dengan punggung yang terus mengeluarkan darah. Tubuh Ares mendadak kaku, mendapati gadis itu terluka karena menyelamatkannya.
Tersadar dari keterkejutannya, Ares langsung berlari ke arah Aurora. Tanpa pikir panjang, melepas seragamnya untuk menahan darah gadis itu.
Ares menggendong gadis itu ala bridal style, sembari menekan kemeja putih miliknya di punggung Aurora yang sudah berubah warna.
"Arthur, siapin mobil! Rey sama Darren izinin gue sama dia, bilang aja sakit!" titah Ares tak terbantahkan.
Mereka langsung menjalankan perintah Ares, lagi lagi mereka melihat mimik Ares yang jarang terlihat. Khawatir? Apa itu tadi benar benar Ares atau setan yang menyamar?
***
Ares tengah duduk termenung di depan ruang UGD untuk menunggu Aurora, perasaan bersalah terus menghantui pemuda itu.
Bagaimana bisa gadis itu berada di sana saat kejadian? Tau begini jadinya, lebih baik Ares yang tertusuk. Untuk kesekian kalinya, pemuda itu menghela napas.
Ck, ngerepotin aja.
Ceklek!
Pintu ruangan berbau obat-obatan itu terbuka, munculah seorang dokter dengan jas putih.
"Keluarga pasien?" tanya Dokter.
"Saya temannya, Dok," balas Ares cepat.
"Eh, apa keluarganya tidak ada?" tanya Dokter sembari mengernyit.
"Keluarganya lagi di luar kota. Cepat kasih tau aja keadaanya," ucap Ares asal sekaligus geram.
Dokter mengangguk. "Luka tusuknya sudah saya jahit, dan mungkin beberapa menit lagi pasien akan sadar."
Ares mendatarkan wajahnya yang sempat terlihat khawatir. "Baiklah."
"Kalau begitu saya permisi.'' Ares mengangguk tanpa suara.
***
Sekarang ini diruang rawat Aurora, tampak lebih sesak dari beberapa menit lalu. Ares dan para sahabatnya tengah berkumpul.
"Ra, ko lo bisa tiba-tiba ada di sana, sih?" Darren bertanya penasaran.
Rey mengangguk. "Nah, iya tuh, gimana lo keluarnya?"
Aurora mengetuk dagu. "Rara disuruh Bu Elena buat beli alat kebersihan. Terus Rara liat ada rame-rame. Nah, Rara kan kepo, ya udah Rara samperin. Eh, pas udah deket Rara liat orang yang mau tusuk Ares, terus Rara halangin, deh. Gimana, gimana? Rara udah kaya super hero belom?" jelas Aurora diakhiri pertanyaan yang membuat mereka mendengkus.
Arthur menyipitkan mata. "Super hero pala lo, nggak sekalian Ironman?"
"Tau gini lo nggak perlu nyelamatin gue," celetuk Ares.
"Kenapa? Ares khawatir sama Rara, ya?" tebak Aurora dengan percaya diri.
Ares mendengkus. "Nggak, kalo gini kan gue juga yang repot. Kenapa nggak sekalian mati aja."
Tiga pemuda lain ertawa melihat raut cemberut Aurora.
"Jahat!" Ares tampak tak peduli. Pemuda itu justru fokus bermain ponsel.

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Crazy Girl [Terbit]
Roman d'amour"Ketika musuh terbesarmu adalah dirimu sendiri. " Aurora Athalla Collins, 16 tahun. Trauma masa lalu membuatnya didiagnosis mengidap DID. Seluruh keluarganya dibunuh dengan sadis. Oleh sebab itu, dia ingin membalaskan dendam atas kematian keluargany...