Confused

962 258 63
                                    

Gadis kecil dengan manik mata abu-abu terlihat sedang mengayunkan kedua kaki mungilnya di atas dahan pohon besar. Ia menghirup udara segar, membiarkan angin bermain manja dengan rambut dan wajah indahnya. Senyum kecil dan binaran matanya seakan menggambarkan betapa besarnya rasa kagum pada apa yang ada didepannya saat ini.

"Zarom, lihatlah disana! Kemana mereka akan pergi?" tanyanya seraya menunjuk kearah langit didepannya.

"Mereka seperti pergi ke arah selatan tuan, saya mendapat berita kalau pohon ruel telah berbuah." jawab seekor makhluk besar bersayap yang sedari tadi duduk disamping pohon itu seraya melihat kawanan burung worlef yang sedang terbang.

"Hmm, buah ruel? Burung sebanyak itu rela pergi jauh hanya untuk itu?" tanya gadis itu penasaran.

"Daya tarik buah itu ada pada keabadiannya,"

Gadis itu mengangguk paham, dan melihat kearah makhluk disampingnya.

"Zarom, tidak bisakah kau berubah menjadi kecil? Aku sangat kesal saat bersamamu harus naik pohon dulu." tanyanya sambil merubah posisi duduk kearah makhluk yang bernama Zarom itu.

"Itu sungguh diluar kendali saya Tuan." jawab Zarom seraya menundukkan kepalanya. Makhluk itu tidak sadar bahwa kepalanya yang besar dan bersisik itu telah mengenai dahan pohon yang diduduki gadis itu.

"Zarom, inilah mengapa aku kesal dengan besarnya tubuhmu! Hentikan itu!" teriak gadis itu untuk menyadarkan Zarom sambil berpengang dengan batang pokok pohon itu.

"Iya tuan?" Zarom yang tidak mengerti apa yang diucapkan tuannya kembali menengakkan kepalanya. Dan tersadar apa masalah yang terjadi.

Gadis itu menepuk jidatnya kesal.
"Aku merasa hidupku akan berakhir untuk kedua kalinya."

"Maafkan saya Tuan, saya tidak bermaksud seperti itu." ucap Zarom berniat untuk menunduk lagi.

"Zarom!"

_______________

"Yura! Yura! Ya Ampun Yura! Ini anak tidur apa jemput ajal," kesal seorang ibu yang sedang membangunkan anaknya.

"Zarom!" gadis bernama Yura itu langsung terbangun dari tidurnya seraya mengumpulkan nyawa untuk tersadar penuh. Kini mimpi itu datang lagi. Mimpi yang sering ia dapatkan setiap kali tidur. Dengan orang yang sama dan makhluk yang sama, serta tempat yang sama. Apa ini?

"Yura!" teriak Shini yang tak lain adalah ibunya.

Nyawa Yura yang masih ia kumpul, langsung menjadi satu saat teriakan itu memenuhi ruang bernuansa coklat itu. Ibunya memang juara dalam mengembalikan nyawanya.

"Hah?" Yura yang masih memikirkan mimpinya. Dan sadar bahwa ibunya ada didepan mata dengan seember air ditangannya.

"Kau tau ini apa?" Shini menunjukkan ember itu pada anaknya yang sedari tadi tidak bangun bangun.

"Air," Yura memutar malas bola matanya. Dia tau niat suci ibunya itu. Itu adalah kebiasaan abadi yang tak pernah hilang.

"Pergilah mandi, kau tak ingat ini hari apa? Untung saja kau bangun sendiri Yur. Kalau tidak, mungkin kamarmu ini akan jadi sungai Amason!"

"Amazon ma, AMAZON!" kata Yura penuh dengan penekanan sambil beranjak dari tempat tidur dan menuju kamar mandi.

"Nah itu, Amazon." ulang Shini. Ia selalu berpikir untuk apa para pendahulu menciptakan huruf Z, yang hampir sama dengan huruf S. Sangat tidak profesional menurutnya.

Saat hendak memasuki kamar mandi, Yura memundurkan langkahnya dan melirik jam dinding disamping yang sedari tadi menebarkan pesona seakan menginginkan Yura melihatnya.

"Jam 7?" Teriak Yura terkejut setengah mati. Apa-apaan ini, kenapa ia baru bangun jam segini sedangkan hari ini hari senin.

"Gak usah nyalahin mama, mama udah bangunin kamu dari jam 6 tadi lho." Ucap Shini yang seakan bisa membaca pikiran anaknya itu.

"Oh tidak!"

Yura bergegas membasuh muka dan menggosok gigi tanpa mandi. Ia langsung menggunakan seragam dan meraih ransel hitam dimeja belajarnya. Kemudian meraih tangan ibunya dan langsung keluar rumah tanpa sarapan.

"Bukan anakku! Sungguh!" Shini menggelengkan kepalanya heran, mengapa ia bisa mempunyai anak seperti itu.

_______________


Di sekolah...

Yura pov

Aku merasa sedikit pusing hari ini. Sesampai digerbang aku langsung menuju lapangan untuk upacara bendera. Untung tidak telat. Sekarang aku berada dibarisan paling belakang. Ini keuntungan tersendiri bagiku. Aku masih memikirkan mimpiku tadi, kenapa mimpi itu terus muncul. Tidak mungkin itu hanya mimpi biasa. Aku sungguh bingung, apa maksud yang ingin mimpi itu sampaikan.

"Hey!" Faros mengejutkanku. Sepertinya ia juga hampir telat.

"Hm," Jawabku singkat.

Setelah upacara selesai aku berjalan menuju kelas. Melewati lorong panjang belakang sekolah yang jarang dilewati siswa siswi lain.

Aku adalah orang yang suka ketenangan dan kesunyian. Sejak mendapatkan mimpi itu, tepatnya saat aku berusia 8 tahun, aku jadi lebih suka menyendiri.

_______________

Satu minggu yang lalu...

Yura sedang berjalan menuju rumah melewati gang panjang setelah turun dari bus sekolah. Suasananya sangat sepi, tidak ada orang yang lewat. Tiba tiba ia merasakan ada yang mengikutinya. Ia menoleh kebelakang dan hasilnya nihil, yang ia lihat hanya dinding tinggi yang berjajar disamping. Yura yakin ada seseorang, karena feelingnya tidak pernah salah.

"Tidak perlu bersembunyi, aku tau kau disana," ucap Yura tetap fokus berjalan kedepan sambil membaca sebuah buku.

Ia sedikit tersentak kaget saat melihat ada seseorang yang menghalangi jalannya didepan. Refleks ia melihat kedepan dan mendapatkan seorang pria tua berjubah hitam panjang dan sedikit bungkuk. Yura tidak melihat jelas wajahnya, dikarenakan tudung hitam yang pria itu kenakan. Yura sama sekali tidak takut. Yura mengangkat sebelah alisnya sambil menutup bukunya. Seakan paham maksud Yura.

"Saya diperintahkan untuk memberi ini untuk anda Tuan." ucap pria tua itu menyodorkan sebuah buku hitam tebal yang kelihatannya sudah sangat tua.

Yura kembali dibuat bingung. Kenapa pria tua ini memanggilnya tuan dan siapa gerangan yang memerintahnya. Buku apa itu?

"Siapa yang memerintahmu, saya tidak mengenal anda. Dan buku apa itu?" tanya Yura penasaran. Ia membatalkan pertanyaan mengapa kakek itu memanggilnya tuan, mungkin itu suatu tata krama pikirnya.

"Saya tidak bisa memberi tahu anda, Tuan. Anda harus menerima buku ini dan memahaminya. Semua ini berkaitan dengan anda. Suatu saat akan tiba masanya anda mengerti."

Yura mengambil buku itu penasaran, dan melihat sampul hitam itu bertuliskan Amalgamous. Ia hendak menanyakan kenapa buku ini berkaitan dengannya. Namun, saat ia menengakkan pandangannya, pria tua itu sudah menghilang. Ia melihat kebelakang bahkan kedepan sana untuk memastikan. Namun hasilnya nihil. Tidak ada jalan lain untuk keluar kecuali 2 arah itu. Kedepan, menuju rumahnya. Atau kebelakang menuju jalan raya. Ia yang sudah dekat dengan rumahnya langsung menoleh kebelakang.

Positif thinking, mungkin pria tua itu berjalan sangat cepat~batinnya.

Ia kemudian membolak-balikkan buku itu penasaran dan mengidikkan bahunya acuh. Di jaman sekarang, ada banyak sekali modus penipuan bukan? Tapi trik kali ini, agak berbeda.

Saat mengingat mimpinya semalam. Ia baru sadar bahwa gadis yang berada dipohon itu sangat mirip dengannya. Dan ditambah lagi ia ingat bahwa naga besar yang berbicara dengannya dimimpi itu memanggilnya dengan sebutan tuan . Ia langsung meraih buku itu didalam tasnya yang dari seminggu lalu tidak ia keluarkan sama sekali. Bahkan ia sempat melupakan kehadiran buku itu.

See u again. On next part❤

X A V I E R A || The Hidden AmalgamousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang