Another Big Foe

122 18 5
                                    

"Dimana Gyor?" Anya dari tadi berkeliling istana mencari keberadaan lelaki itu.

"Tadi pangeran menuju kolam taman samping istana, Tuan putri." Jawab seorang prajurit yang akan bergantian berjaga menjaga pintu kediaman Gyorbion. Ia sepertinya baru saja berjaga keliling istana.

Anya mengangguk dan langsung menuju tempat yang prajurit itu katakan. Jemarinya terus meremas gaun putihnya tak henti-henti. Saat sampai ditaman, matanya menatap kesekeliling dan mendapatkan lelaki itu sedang bersandar dipohon kecil yang ada ditepian kolam. Dari kegelapan ia nampak sekali seperti makhluk lemah yang sudah lelah hidup.

"Gyor!"

"Anya?"

Anya duduk disamping Gyor seraya melirik saudaranya itu berkali-kali. Ia nampak ragu untuk mengatakan apa yang ingin ia katakan.

"Katakan,"

"Apanya yang katakan?" Sanggah Anya membatalkan apa yang ingin ia katakan. Jika ia mengadu pada Gyor hal ini, maka masalahpun akan semakin rumit.

Gyorbion tidak merespon, sepertinya tenaganya tak cukup banyak untuk menanggapi Anya. Ia menatap pantulan bulan dikolam itu dengan tatapan kosong.

"Kenapa kau menerima perjodohan ini?"

Lagi-lagi Gyor tak meresponnya. Ya pantas saja, pertanyaan Anya memang terlalu bodoh. Mau bagaimanpun Gyor menolak keputusan ratu Qiella, ujung-ujungnya ia pasti akan jatuh juga. Wanita tua itu tidak akan membiarkannya begitu saja.

"Tunggu," tiba-tiba sebuah ide terlintas dikepala Anya.

"Ayah!" Gyor menoleh kearah Anya karena teriakan gadis itu.

"Apakah ayah tau tentang pernikahan ini?"

"Ayah sedang mengadakan kerjasama dengan negeri-negeri luar selama seminggu. Mungkin ibu telah memberi tahunya."

"Aku rasa tidak!"

Gyorbion menautkan alisnya, "Maksudmu?"

"Dengar, Ayah berada diluar selama seminggu bukan? Sedangkan ibu ingin menikahkan kalian 3 hari lagi? Apakah menurutmu tidak ada yang aneh? Ini bukanlah pernikahan rakyat biasa Gyor! Kau seorang pangeran! Mana ada seorang raja tidak hadir dalam acara pernikahan putra mahkotanya?"

Gyorbion menatap mata Anya serius, yang dikatakan gadis itu benar. Ia-pun baru terpikir kearah sana. Memang aneh. Setidaknya ibunya menikahkannya saat ayahnya pulang bukan? Apakah ayahnya tidak tau hal ini?

"Gyor, ini kesempatanmu. Jadilah dirimu sendiri, kali ini saja! Selama ini kau selalu melawan dirimu sendiri. Salahkah kali ini kau menuruti egomu?"

"Kau mendukungku?"

Anya mengangguk tegas. Ia harap kali ini Gyor akan menjadi dirinya sendiri dan berhenti menjadi boneka yang terus dikendalikan.

"Maukah kau membantuku?"

Anya mengangguk tanpa pikir panjang. Ini pertama kalinya Gyor meminta bantuannya. Anya tersenyum haru melihat lelaki itu kini perlahan keluar dari penjara itu.

"Carilah gadis ini," Gyorbion mengeluarkan segulung kertas dari tangannya. Dan memberikannya pada Anya dengan harapan besar.

Anya menyimpan gulungan itu dibalik layer gaunnya tanpa melihat dulu siapa yang ada dilukisan itu. Ia tebak itu adalah gadis yang Gyor cari beberapa hari ini. "Aku akan berusaha semampuku. Pergilah."

Gyorbion beranjak pergi meninggalkan Anya. Anya menghembuskan napas panjang. Niat awalnya meminta bantuan lelaki itu malah terjadi sebaliknya. Tubuhnya kembali cemas saat mengingat Yura. Bagaimana kabar gadis itu sekarang.

X A V I E R A || The Hidden AmalgamousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang