Syhanom

375 166 2
                                    

Sudah sekitar setengah jam Yura berjalan melalui hutan aneh ini. Hutan ini sangat berbeda dengan hutan-hutan yang ada di dekat rumah paman Ram. Banyak sekali semak-semak dan akar-akar pohon bertebaran. Hutan ini sangat luas, dan bahkan Yura sama sekali belum menemukan adanya tanda hutan ini akan berujung.

Yura mengeluarkan sobekan kain putih yang telah ia siapkan semalam dan mengikat pohon kecil disampingnya sebagai pertanda kalau daerah ini sudah ia lewati.

Hari sepertinya mulai menjelang siang, namun terasa seperti menjelang malam disini. Aura-aura dingin yang menyeruak ditambah pemandagan pepohonan besar berlumut sangat cukup mendefinisikan arti dari mengerikan.

Yura sungguh penasaran hal apa yang akan ia temui di hutan quietus nantinya. Kata paman Ram di sanalah ia akan mendapatkan jawaban. Mengenang hal itu, membuatnya semangat melanjutkan perjalanannya.

Sampai saat ini Yura sama sekali tidak menemukan tanda-tanda bahaya seperti yang pernah ia baca. Paman Ram dan Farhes saja yang terlalu berlebihan, pikirnya.

Tujuannya adalah hutan quietus, hutan itu berada di arah selatan hutan gloom ini. Hutan ini juga berbatasan dengan negeri Zhaoram. Begitulah yang tercantum dalam peta di tangan Yura.

Yura melihat pohon besar dihadapannya. Ia memilih untuk beristirahat sebentar dan bersandar mengurangi lelahnya perjalanan.

Baru saja ia meneguk air di botol bambunya, ia dikejutkan dengan kemunculan kepala ular besar dengan sisik-sisik keras berwarna coklat dari arah samping wajahnya.

Yura langsung memundurkan kepalanya saat ular itu terlihat sedang memamerkan gigi taringnya yang tajam.

"Mmh, apa yang kau makan? Sungguh bau." Yura menutup hidungnya jijik saat bau tak sedap keluar dari mulut ular itu.

Yura memalingkan wajahnya menjauhi kepala ular itu dan segera beranjak dari duduknya. Bukannya merasa takut, ia malah berdecak kagum saat melihat tubuh besar ular itu keluar dari arah belakang pohon tempat ia bersandar barusan. Sudah 18 tahun ia hidup, baru kali ini ia melihat ular sebesar ini. Sungguh menakjubkan.

Ular itu nampak bingung dengan calon mangsanya kali ini. Bukan hanya karna mangsanya ini tidak takut dengannya, namun kenapa manik mata orang ini sangat aneh.

Ular itu menurunkan tubuh besarnya yang sedari tadi bergantung dipohon dan mendekati Yura. Ia menegakkan tubuhnya yang kekar seakan siap melilit tubuh mangsanya sampai remuk.

Namun ular itu mengurungkan niatnya, saat melihat Yura terlihat santai dan kembali meneguk air di tangannya.

"Kau, pulanglah! Aku harus segera pergi." Suruh Yura pada ular disampingnya yang sedang menegakkan kepala 2 kali tinggi badan Yura.

Setelah mengucapkan itu, Yura meraih buletannya berniat meninggalkan ular itu dan melanjutkan perjalanannya.

"Siapa kau?"

Yura terlonjak kaget dan langsung mengeluarkan pedang di punggungnya. Ia memutar badannya dan mencari asal suara itu. Itu terdengar seperti suara perempuan, namun anehnya kenapa tidak ada orang. Ia melihat ke atas dan kembali melihat ke sekelilingnya.

"Siapa kau!" Teriak Yura sembari mengacukan pedangnya ke segala arah.

"Bagaimana kau bisa masuk kesini? Siapa kau?" Ucap suara itu lagi.

Yura menoleh keasal suara yang mengarah ke ular didepannya. Yura segera mendekati ular itu lagi.

"Apakah suara itu berasal dari perutnya? Dia baru saja memakan orang?" Yura meracau sendiri sambil berjalan pelan mendekati ular besar didepannya.

X A V I E R A || The Hidden AmalgamousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang