The Old Black Book

616 234 30
                                    

Yura melihat penasaran buku ditangannya. Buku ini sangat tua, terlihat dari kertasnya yang sudah berubah kecoklatan.

Saat ia membuka halaman pertama, ia menemukan sebuah lukisan, terlihat seperti lukisan didalam hutan besar. Tidak ada yang menarik dalam lukisan itu, hanya terpampang pohon-pohon besar serta tumbuhan aneh.

Kemudian ia kehalaman paling belakang untuk melihat ketebalan buku itu. Ia dikagetkan dengan sebuah lukisan seorang perempuan. Tunggu, ada yang aneh. Kenapa wajah perempuan itu mirip dengannya.

Ia terus meneliti lukisan itu, tidak salah, wajah dilukisan ini sangat mirip dengannya.

Dan anehnya lagi, didahi perempuan itu terdapat sebuah tanda atau lukisan yang Yura-pun tidak mengerti apa itu. Sebuah simbol seperti naga.

Perempuan itu berambut panjang, indah sekali. Namun memberi kesan suram, mimik wajah perempuan itu menunjukkan sebuah misteri seakan menatap mata Yura sangat dalam.

Dan Yura juga melihat tanda seperti mutiara atau sebuah sinar di atas alis perempuan itu. Entah itu sebuah titik hitam atau sebuah mutiara, tidak terlihat begitu jelas dikarenakan lukisan tersebut tidak berwarna, hanya ada hitam dan putih.

Yura beralih kehalaman pertama. Baru saja ia menyingkap lembar pertama setelah sampul dari buku itu, ia menemukan sebuah gambar persegi enam yang didalamnya terdapat simbol-simbol aneh yang tidak ia mengerti.

Kemudian ia beralih kehalaman sebelah kanan. Ia menemukan lukisan seorang pria bersurai panjang yang sedang memegang sebuah tongkat. Tongkat itu memiliki kepala seperti tanduk. Pria itu terlihat sangat gagah.

Tapi tunggu, kenapa seluruh mata pria itu berwarna hitam?.  Yura kembali berpikir keras, ingin rasanya ia memaki pencipta buku itu. Kenapa harus menciptakan buku yang tidak berwarna seperti ini. Itu membuat otak cemerlangnya seakan berkeliling tanpa henti didalam tengkorak kepalanya.

Saat Yura berniat menyingkap kehalaman berikutnya, ia dikejutkan dengan sebuah sinar merah yang berasal dari mata lukisan pria tadi.

Refleks Yura menutup buku itu dan melepaskannya dimeja. Apa itu? Tidak mungkin itu hanya ilusi semata, Yura yakin apa yang dilihatnya barusan memang nyata. Yura tidak berniat membuka kembali buku itu, ia kemudian menaruhnya didalam tas.

____________________

Setelah merasakan lelahnya menunggu. Akhirnya bel pulang kembali melakukan rutinitasnya. Yura segera merapikan buku-buku yang sedari tadi setia menemaninya.

Seorang gadis ber-name tag 'Resha' sedang berjalan menuju meja Yura. Ia meneliti setiap inci wajah Yura dengan cermat. "Yur, ada apa denganmu?" Resha merasa aura temannya itu sungguh berbeda hari ini.

Yura menoleh keasal suara didepan dan mengangkat kedua belah alisnya, seraya memasukkan buku-buku kedalam tasnya.

"Kau kelihatan seperti mayat hidup Yur, pucat."

"Tadi aku tidak mandi Sha." jawab Yura santai.

"Ya ampun Yura! Kau tak mandi? Tapi itu tidak masalah, itu mukamu walaupun tidak mandi seribu tahunpun akan tetap bersinar."

Resha tidak habis pikir betapa cantiknya Yura dimatanya. Mungkin jika dia seorang pria ia akan mengejar Yura sampai mati. kenapa Tuhan begitu tak adil padanya.

"Sungguh berbeda denganku bukan? Dosa apa yang aku lakukan dimasa lalu sehingga Tuhan sangat tidak adil dengan wajahku ini?" Resha melihat pantulan wajahnya dicermin yang ia ambil dari dalam tasnya kemudian berganti melihat wajah Yura.

Yura meraih ransel hitamnya dan mengabaikan melodrama yang temannya mainkan itu. 

Baginya Resha adalah manusia yang sangat boros kalimat. Lihat saja sekarang,  Resha masih mengoceh tidak jelas didalam kelas sendirian, sedangkan ia sudah berada di koridor.

X A V I E R A || The Hidden AmalgamousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang