A Small Bait

189 35 7
                                    

Sekarang Yura berada dalam suatu ruangan. Entah dimana ia tak tahu. Setelah melewati permukiman, Iblis itu tidak mengizinkannya melihat istana dan langsung membawanya kesini. Beberapa obor terpajang rapi disamping patung-patung besi bertanduk. Sedikit menyeramkan. Yura mengekori Zaeris.

Zaeris meletakkan telapak tangannya pada dinding didepannya. Tidak itu bukan dinding, melainkan pintu rahasia. Pintu yang terbuat dari batu besar itu terangkat.

Yura mengedarkan pandangannya kesekeliling. Ada banyak wadah kecil yang terbuat dari kristal dan marmer. Dan didalamnya ada seperti cairan merah yang sudah membeku. Wadah itu sangat banyak, dan terpajang rapi pada rak yang memenuhi sisi dinding itu.

"Berikan abu itu padaku!" pinta Zaeris dari depan sana.

Yura menghampiri Zaeris dan memberikan guci coklatnya pada iblis itu. Meja batu didepan mereka sangat besar. Lubang sebesar telapak tangan diatas sana membuat sinar matahari bisa menyentuh permukaan meja batu itu secara langsung.

Dengan teliti Yura memperhatikan gerak-gerik Zaeris. Iblis itu mengambil sedikit abu itu kemudian ia taburkan dimeja batu itu. Tiba-tiba keluar cahaya merah dari batu itu dan memperlihatkan siapa pemiliknya. Yura bisa melihat jelas siapa orang itu, tayangan yang kekuatan iblis itu berikan sangat jelas. Menakjubkan.

Mereka melihat seorang perempuan yang mengenakan baju serupa seperti yang Yura kenakan saat di istana Virtuolax. Ternyata orang itu juga salah satu dari pelayan disana.

"Letakkan tanganmu pada cahaya merah itu."

Yura langsung menurut. Ia meletakkan tangannya sambil memejamkan mata. Sangat menakjubkan, ia bisa melihat potongan perjalanan hidup orang itu. Tayangan itu sama jelasnya seperti tayangan orang tuanya.

Dalam tayangan itu, Yura bisa melihat. Kalau perempuan itu adalah pelayan yang biasanya mengantar makanan dan minuman ke kamar Anya. Mungkin dia adalah pelayan yang dimusnahkan seminggu yang lalu.

Yura semakin memperdalam penglihatan batinnya. Setelah berdiam diri selama setengah jam, sekarang ia menemukan jawaban yang ingin ia ketahui. Itu benar-benar pelayan itu. Orang yang dimusnahkan ratu Qiella seminggu yang lalu.

"Siapa dia?" tanya Zaeris seraya melihat seseorang sedang berbicara secara rahasia dengan pelayan itu.

"Putri negeri Docilex. Eressa."

"Docilex?"

"Ada apa?" tanya Yura melihat Zaeris mengerutkan keningnya setelah mengetahui hal itu.

"Darimana dia mendapatakan racun itu?"

Benar juga. Eressa seorang Virtuous. Sedangkan ditayangan itu mereka bisa melihat racun demonix itu berasal darinya. Bagaimana bisa gadis itu mendapatkan racun itu? Ya, Eressa-lah yang meracuni Anya. Ia sangat membenci Anya karena adik Gyorbion itu sangat tidak merestuinya menjadi pendamping Gyorbion. Dan sepertinya ada sesuatu yang Anya ketahui tentang Eressa, sehingga membuat gadis itu harus melenyapkannya agar rahasia itu tidak terbongkar. Namun Yura tidak tahu apa itu.

Masalah pemusnahan pelayan itu, memanglah perbuatan ratu Qiella. Tapi Yura juga tidak mengerti kenapa ratu Qiella memusnahkannya begitu saja. Pelayan ini sepertinya memiliki bukti kuat. Itulah mengapa mereka menginginkan ia lenyap.

Otak Yura berputar mencari penjelasan dari teka-teki ini. Eressa adalah pelakunya, sedangkan pelayan itu adalah tangan kanannya. Tapi kenapa ratu Qiella juga terlihat sangat mencurigakan? Jika dia juga ikut andil dalam masalah ini, sedikit tidak masuk akal. Anya adalah putrinya. Tidak mungkin juga dia meracuni putri satu-satunya itu bukan?

"Kepalaku sepertinya akan pecah." celetuk Yura sambil memijit pelipisnya.

"Kau cari tahu dulu hal janggal dari Eressa. Bekerja samalah dengan Anya. Untuk ratu Qiella, dapatkan dulu darahnya. Itu akan memudahkan urusanmu dan urusanku."

X A V I E R A || The Hidden AmalgamousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang