The facts

72 10 5
                                    

Hari selanjutnya...

"Aku akan menemui Warlox. Kau tetap di istana sembari menunggu informasi lebih lanjut dariku." Yura mengangguk dan langsung berteleportasi menuju istana Virtuolax. Tepatnya di kediamannya. Akan sangat bahaya jika ia muncul di tempat terbuka.

Kening Yura mengerut saat melihat seseorang yang sedang duduk membelakanginya diatas ranjang tidurnya. Ia melangkah pelan dan memperjelas penglihatannya karena tidak adanya penerangan. Hari juga masih pagi.

Namun tiba-tiba orang itu menoleh dan langsung bangkit menghambur pelukan pada Yura. "Yuraaa!" Yura tersenyum saat tau siapa orang yang membuatnya sesak napas ini. Ia menyalakan pelita dengan kekuatannya.

"Kau baik-baik saja?"

"Selagi kepalaku utuh, aku baik-baik saja."

"Bagaimana dengan iblis itu? Apa hubunganmu dengannya?"

"Iblis?"

"Pangeran Zaeris" Anya mengecilkan suaranya saat menyebut nama itu. Baginya, menyebut nama-nama iblis itu sama saja dengan memanggil mereka agar datang. Dan itu sangat menakutkan.

Yura melihat sorot khawatir dan takut dari mata Anya. Dan bagaimana Anya tau tentang ini. "Bagaimana kau bisa tau?"

"Kemarilah!" Anya menyuruh Yura duduk di tepian ranjang sementara ia menjelaskan kejadian semalam. Tak lupa ia juga mempraktikan secara detail tiap bagian itu. Jika berada didunia manusia, Anya mungkin sudah menjadi aktris papan atas.

Setelah selesai, Anya duduk disamping Yura dan mendekatkan wajahnya.

"Jadi, berapa banyak?"

"Hmm? Berapa banyak?" Beo Yura bingung.

"Kau tak perlu malu Yura, uangku banyak. Aku akan memberikannya padamu. Dan segera lunaskan! Kau jangan sampai terikat apapun dengan iblis itu!"

Yura memejamkan matanya tak percaya dengan spekulasi gila dari Anya. Bisa-bisanya gadis itu mengira kalau dirinya berhutang pada iblis itu?

"Anya, dengar. Ini tidak seperti yang kau kira."

"Jadi?" Anya menatap penasaran mata Yura.

Melihat rasa penasaran Anya yang begitu besar, Yura berpikir mungkin inilah waktu untuk jujur dan mengungkapkan siapa dirinya pada gadis itu. Jika ia hanya menjelaskan sedikit, yang ada malah semakin membuatnya mencurigakan.

"Anya, aku ingin jujur dan mengungkapkan siapa diriku sebenarnya. Namun sebelum itu, aku masih ragu."

Anya memegang tangan Yura, "Kau bisa mempercayaiku Yura".

Ketulusan dari sorot mata Anya membuat Yura tersenyum hangat. Gadis ini mungkin memang ditakdirkan semesta untuk dipercayainya.

Yura menarik napas pelan, "Baiklah, dengarkan ini baik-baik Anya. Dan siapkan mentalmu".

____________________

Dengan petunjuk yang Zarom berikan, disinilah Norius berada sekarang. Dari petunjuk itu, Norius bisa merasakan kehadiran Warlox disekitarnya. Ia mengarahkan pandangannya ke sekeliling, namun tak ada tanda-tanda kehidupan. Hutan besar dengan suasana sunyi, sinar matahari yang sulit masuk akibat sedikitnya celah dedaunan pohon diatas sana.

"Lama tak bertemu, Norius"

Norius langsung menoleh kesamping, dan mendapatkan seorang pria gagah yang sangat familiar dalam ingatannya. Senyum tipisnya membuat kerutan halus di samping matanya muncul.

"Warlox" Norius memandang penuh terharu dan bangga pada pria dihadapannya ini. Ia tak menyangka pria ini masih hidup sampai saat ini tanpa ia ketahui. Bagaimana pria itu bisa bertahan? Apa yang sudah ia lewati selama ini sendirian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

X A V I E R A || The Hidden AmalgamousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang