06 | Sticky Note🌙

1.7K 210 6
                                    

Setelah selesai makan siang bersama Aurel, Aksa berlalu menuju kamar Arka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah selesai makan siang bersama Aurel, Aksa berlalu menuju kamar Arka. Jujur saja, ia masih belum benar-benar mengikhlaskan kepergian Kakaknya. Cowok itu berjalan menyusuri setiap sudut kamar Arka. Kemudian, matanya tertuju pada sebuah lemari berwarna hitam dengan cermin besar sebagai pintunya. Aksa tergelitik untuk membukanya, ia mengernyit heran ketika melihat tumpukan pakaian Arka yang berjejer rapi terlihat lebih sedikit. Seingatnya Kakaknya itu memiliki banyak sekali pakaian.

"Eh? Kenapa baju Kak Arka jadi sedikit? ... Mungkin udah Bunda kasih ke orang lain," gumamnya.

Ia menutup kembali lemarinya, lalu duduk dimeja belajar Arka. Di depannya, terdapat beberapa sticky note berwarna kuning pucat yang tertempel. Isinya hanya jadwal futsal Arka dan beberapa tugas sekolahnya, juga kata-kata motivasi. Namun, sebuah sticky note berwarna biru dengan sticker ice cream mampu menarik perhatiannya. Ia mengambil sticky note itu, lalu membacanya.

Matanya tiba-tiba terasa perih setelah membacanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matanya tiba-tiba terasa perih setelah membacanya. Lomba renang yang akan diikuti Aksa akan segera diselenggarakan lima hari lagi. Namun, cowok itu belum berlatih sama sekali. Kemudian ia mengambil sebuah benda pipih berlogo apel yang ada didekatnya. Itu adalah handphone milik Arka. Selama ini ia tak pernah meminjam atau mengutak-atik handphone milik Kakaknya. Alasannya, karena Aksa tak ingin mengganggu privasi Arka.

Handphone ini sudah hampir dua tahun Arka beli, tapi masih tetap bagus dan mengkilap seperti baru.
Aksa menghidupkan handphone itu, foto mereka berdua ketika berlibur di Bali menjadi objek yang pertamakali ia lihat.

"Kak Arka," lirih Aksa.

Tak terasa air mata kembali mengalir di pipinya. Dengan cepat ia mengelap air matanya.

"Kali ini Aksa gak boleh cengeng, Aksa harus bisa kayak Kak Arka, jadi cowok kuat," kata Aksa berusaha menyemangati dirinya sendiri.

Aksa berjalan keluar dari kamar Arka, hari ini ia akan latihan renang untuk persiapan lomba. Ia kembali teringat janjinya pada sang Kakak, yaitu memenangkan perlombaan renang. Dan ia akan berusaha agar bisa menang dan menjadi juara.

Aksa sudah berganti pakaian, ia hanya menggunakan celana renang selutut berwarna hitam dengan garis berwarna biru disisinya. Tak perlu pergi ke kolam renang umum, di rumah Aksa sudah ada kolam renang pribadi.

Ia membawa sebotol air minum, handuk dan kacamata renang.
Di rumah sedang tidak ada siapa-siapa, Aurel sedang pergi ke kantor sang Ayah untuk mengantar makan siang.

Aksa melalukan pemanasan terlebih dahulu sebelum latihan, guna mencegah kram. Setelah selesai melakukan pemanasan, cowok itu langsung mengenakan kacamata renangnya, lalu masuk kedalam kolam.

Sebelum berenang, Aksa mengatur terlebih dahulu stopwatch tahan air yang melingkar ditangannya. Kemudian mulai berenang. Aksa berhasil meraih waktu 30:15 detik dengan gaya bebas, sejauh 50 m. Karena memang lomba renang yang akan ia ikuti adalah renang gaya bebas 50 m.

Aksa telah selesai melakukan latihan, setelah hampir satu jam ia berlatih. Aksa duduk ditepi kolam sembari meminum airnya.

Tiba-tiba, Aurel datang membawa sebuah nampan yang diatasnya terdapat dua mangkuk salad buah dan air putih.

"Udah beres latihannya?"

"Iya Bun, baru aja selesai," jawab Aska sembari mengelap tubuhnya dengan handuk.

"Ini Bunda bawain salad buah." Aurel menyodorkan mangkuk berisi salad buah kepada Aksa. Cowok itu menerimanya dan langsung memakannya dengan lahap.

"Kalo Bunda boleh tahu, berapa detik kamu sampe ke ujung?"

"Paling lama tadi 30:15 detik, paling cepet 27:09 detik," jawab Aska.

"Wah, hebat banget anak Bunda, Bunda yakin kamu pasti menang," kata Aurel yang membuat Aska tambah semangat.

"Bun, tadi kan aku buka lemari Kak Arka. Kok bajunya tinggal dikit? Bunda udah di sumbangin ya?" tanya Aska.

Aurel terlihat seperti kaget anaknya bertanya seperti itu.

"Iya, Bunda u-udah sumbangin ke yang lebih membutuhkan," jawab Aurel dengan gugup.

"Ohh baguslah kalau disumbangin, kan jadi bermanfaat buat orang," ujar Aksa dengan tersenyum dan melanjutkan menyuapkan salad buah ke mulutnya, dengan kakinya yang asik diayunkan keatas kebawah membuat percikan air.

Maafin Bunda sayang, ini demi kebaikan kamu juga batin Aurel.

Maafin Bunda sayang, ini demi kebaikan kamu juga batin Aurel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan lupa vote & comment 🙌🏻

Sorry for typo🙏

Terimakasih ✨

Sampai jumpa di chapter selanjutnya. Annyeong Higaseyo 👋🏻

📍Hn_Jbin

[1] A.K ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang