Aksa terbaring lemas dirumah sakit. Setelah kejadian ia pingsan dan mimisan, Aurel segera membawanya ke rumah sakit. Dokter mengatakan, Aksa hanya kelelahan saja, Aurel juga meminta untuk anaknya itu untuk diinfus karena ia tidak mau makan."Udah aku bilang kan Yah? Bawa Aksa ke Jepang. Pasti dia gak akan kayak gini," lirih Aurel pada suaminya.
"Ini demi kebaikan Aksa juga Bun, Bunda tenang aja. Beberapa minggu lagi Aksa juga pasti akan terbiasa tanpa adanya Arka."
Aurel menyerah, sudah ribuan kali ia membujuk suaminya. Namun, pria berkacamata itu tidak menghiraukan permintaan istrinya, dan tetap kukuh pada keputusannya.
"Aku liat Aksa dulu." Aurel berlalu masuk kedalam kamar rawat Aksa, meninggalkan suaminya.
"Masih pusing?" tanya Aurel pada Aksa, lalu ia mengelus-elus puncak kepala anaknya.
"Sedikit," jawab Aksa dengan lemas.
"Sebentar lagi temen-temen kamu mau jenguk loh."
Aksa hanya mengangguk sebagai jawabannya.
"Kamu mau buah?"
"Mau Bun, Aksa mau Apel."
Aurel mengambil Apel yang ada didekatnya, karena Aksa tak menyukai kulit buah manis itu, jadi Aurel harus mengupas kulitnya.
"Bun, kalo Aksa sedih terus Kak Arka ikutan sedih?" tanya Aksa, kemudian ia memandang Bundanya dengan serius.
Aurel menoleh ke arah Aksa, lalu tersenyum manis, "Iya dong sayang, kalo kamu sedih Kak Arka disana ikutan sedih. Emangnya kamu mau Kak Arka sedih?"
Aksa menggeleng polos, "Gak mau Bun. Aksa mau Kak Arka bahagia disana."
"Makanya kamu jangan sedih-sedih lagi ya," ujar Aurel, kemudian menyodorkan sepotong apel kepada Aksa.
Aksa mengambilnya lalu memasukkan buah itu kedalam mulutnya, "Bun, luka di pipi Aksa bisa hilang gak?"
"Emangnya kenapa?"
"Kalau gak hilang nanti Aksa jadi gak ganteng lagi dong."
"Kamu itu ada-ada aja, pasti hilang kok, kan bunda kasih salep khusus tiap kamu tidur."
Ceklek
Pintu kamar terbuka, kemudian muncul 3 orang temannya. Mereka adalah Liu, Caca dan Raka. Ketiganya datang dengan membawa sebuah parcel berisi buah-buahan.
"Siang Tante," sapa mereka bertiga pada Aurel.
"Siang juga," balas Aurel dengan ramah.
"Ini Tante kami bawa buah." Raka menyerahkan buah tangannya kepada Aurel.
"Aduh makasih, jadi ngerepotin kalian."
"Gak ngerepotin kok Tan," balas Caca tersenyum.
"Yaudah, kalo gitu Tante tinggal dulu ya, kalian ngobrol aja."
"Iya Tante."
Setelah Aurel pergi, Liu dengan cepat menuju Aksa dan memeluk cowok itu
"Ya Tuhan Aksa, lo kenapa? Perasaan baru kemarin lo keluar rumah sakit," tanya Liu heboh.
"Itu, cuman kelelahan aja," jawab Aksa sembari tersenyum.
"Cepet sembuh ya, biar kita bisa bareng-bareng lagi."
"Iya makasih Ca."
"Sini kalian duduk!" seru Caca, kedua cowok itu mengangguk lalu duduk disisi kanan Aksa.
"Cepet sembuh ya Aksa, terus jangan sedih-sedih lagi. Kita rindu kamu yang dulu, yang ceria," harap Caca.
"Iya Ska, kita tuh rinduuu banget sama lo. Udah hampir 2 minggu lo gak sekolah," sambung Raka.
"Gak ada lo, rasanya hambar banget," lanjut Liu.
"Iya, makasih ya doanya. Bukan hal yang mudah buat Aksa untuk kembali kayak biasa. Kak Arka udah kayak setengah kebahagiaan Aksa. Tapi Aksa berusaha untuk kembali lagi kayak dulu." Cowok itu berusaha untuk mengubah posisinya menjadi duduk dibantu Liu dan Raka.
"Ayo dong kita pelukan teletabis lagi!" Dengan senyum mengembang Aksa melebarkan kedua tangannya.
Mereka berempat saling berpelukan, membuat ikatan persahabatan diantara keempat remaja itu semakin kuat. Aurel yang melihat itu tersenyum, dalam hatinya ia bersyukur. Aksa bisa kembali tersenyum.
Banyak orang-orang yang sayang sama Aksa. Ayah, Bunda, Liu, Raka, Caca. Maaf Aksa pernah bikin kalian khawatir dam sedih liat Aksa yang kemarin. Aksa cuman belum ikhlas atas kepergian Kak Arka. Sekarang enggak. Aksa ikhlas. Mungkin itu yang terbaik untuk Kak Arka. Mulai sekarang Aksa akan berusaha seperti dulu lagi. Terimakasih kalian semua. Aksa sayang kalian.
Jangan lupa vote & comment 🙌🏻Sorry for typo 🙏
Terimakasih ✨
Sampai jumpa di chapter selanjutnya.
Annyeong Higaseyo 👋🏻📍Hn_Jbin
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] A.K ✓
Novela Juvenil🌙Tamat 🌙Season 2 sudah dipublikasikan, berjudul 2GETHER Kisah seorang remaja laki-laki, bernama Aksa. Ia kehilangan Kakaknya, akibat tragedi kecelakaan yang menimpa keduanya. Hingga pada suatu hari, sang Ayah membawa seseorang yang wajahnya sekila...