27 | Nomor Misterius🌙

848 102 18
                                    

Jam menunjukkan pukul tujuh malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam menunjukkan pukul tujuh malam. Kenzo baru pulang ke rumah, setelah mengurus pemakaman sang Ayah. Gorden rumah tampak masih terbuka, mungkin Aksa belum sempat menutupnya. Dengan lesu cowok itu menutup gorden rumah, lalu berjalan dengan gontai menuju kamarnya-ralat, maksudnya kamar Aksa.

Ia membuka pintu kamar tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Terlihat Aksa sedang membaringkan tubuhnya diatas ranjang, dengan posisi memunggunginya.

"Aksa," panggil Kenzo dengan lembut, tapi Aksa tidak menyahut.

"Aksa, kamu marah?" Kenzo menyentuh pundak Aksa, namun cowok itu menghindar dengan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

Kenzo menghela nafasnya pelan, lalu ia menyibak selimut yang menutupi Aksa. Sontak adiknya itu langsung bangun dan menatap dirinya dengan nyalang.

"Ngapain? Jangan ganggu! Aksa mau tidur," ketusnya.

Kenzo tersenyum melihat adiknya sedang marah. Bukannya terlihat menyeramkan, justru ia terlihat lucu dan imut.

Kenzo memegang tangan kanan adiknya, lalu berkata dengan lembut. "Maafin Kak Ken. Tadi Kak Ken gak berniat begitu."

Tiba-tiba Aksa menghambur ke dalam pelukannya, lalu menangis.

"Kamu kenapa nangis?" Kenzo membalas pelukan adiknya. Ia mengusap-usap punggung Aksa agar ia tenang,

"Aksa, Aksa takut," kata Aksa, ketika ia sudah berhenti menangis.

"Takut kenapa?"

"Takut Kak Ken, tadi Kak Ken bentak Aksa di rumah sakit."

"Kak Ken minta maaf, Kak Ken gak sengaja."

Aksa mendongakkan kepalanya, menatap kedua manik hitam Kenzo.

"Aksa maafin kok, tapi jangan gitu lagi ya. Aksa takut," ucap Aksa, lalu kembali memeluk Kenzo.

"Kenapa Kak Ken tadi di rumah sakit?"lanjutnya.

Kenzo terdiam sebentar, ia sedang berfikir. Apa ia harus jujur saja?

"Kak Ken?" panggil Aksa mengejutkan Kenzo.

Akhirnya Kenzo memilih untuk berkata jujur saja pada Aksa. Tentu ia tidak akan membeberkan semuanya. Hanya sedikit, itupun ia bumbui dengan sedikit kebohongan.

"Ayah Kakak dirawat di rumah sakit, terus tadi dia meninggal."

"Kak Ken punya Ayah? Kalo Ibu punya gak? Kok gak cerita?" Aksa memberondong Kakaknya dengan pertanyaannya.

"Beliau koma, hampir enam bulan lamanya. Kak Ken punya Ibu, tapi dia sudah lebih dulu meninggal."

"Kok Ayah Kak Ken bisa koma? Ibu Kak Ken kapan meninggalnya?" tanya Aksa lagi. Tiba-tiba Aksa tersadar, seharusnya ia tidak bertanya seperti itu.

"Maaf Kak Ken," ucap Aksa tak enak.

"Gak papa. Ayah Kak Ken koma karena kecelakaan. Begitu juga dengan Ibu, mereka berdua terlibat kecelakaan. Ibu tewas ditempat, sedangkan Ayah koma." Mengingat kejadian itu membuat Kenzo menangis. Tak terasa air matanya mengalir, menetes mengenai wajah Aksa.

[1] A.K ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang