5. The Guy

518 68 5
                                    

Bohong jika Hinata merasa baik-baik saja. Selama ini ia hanya berpura-pura. Perasaan gelisah terus saja menghampirinya.

Tidak ada tanda-tanda dari Sasuke akan menghubunginya untuk sekadar menjelaskan semua yang terjadi. Hinata benar-benar merasa kecewa. Apakah Sasuke sepengecut itu hanya untuk menjelaskan meskipun hanya menggunakan satu kalimat?

Kini yang Hinata lakukan adalah dia berusaha untuk seprofesional mungkin saat bekerja. Dia tidak mau kembali dimarahi kesekian kalinya hanya karena melamun saat bekerja dan mengakibatkan banyak kesalahan.

"Hinata, tolong bawa laporan ini pada Pak Sarutobi." Akimichi datang menghampirinya menyerahkan sebuah map.

"Bukankah kau bisa menyerahkan sendiri laporannya?" Tanya Hinata heran. Menurutnya itu adalah tugas Akimichi.

"Tidak bisa. Aku harus segera ke lantai bawah untuk membantu pengecekan barang-barang yang masuk hari ini. Aku sudah menghubungi Pak Sarutobi dan mengatakan aku akan meminta orang lain yang akan mengantarkan laporan ini." Akimichi langsung meletakkan map tersebut di meja Hinata tanpa persetujuan si empunya. "Tolong, ya." Setelahnya Akimichi menepuk pundak Hinata sekilas dan pergi begitu saja dengan tergesa-gesa.

Hinata menatap map tersebut lalu menatap komputer dihadapannya. Laporan yang dikerjakannya juga belum selesai. Gadis itu kemudian mengambil map tersebut dan beranjak dari tempatnya. Gadis itu menghela nafas. Berharap tidak ada lagi tugas yang diberikan padanya selepas mengantar laporan itu.

Hinata memasuki lift dan menekan tombol menuju lantai 5.

Ting!

Pintu lift kemudian terbuka dan Hinata kemudian keluar dari sana. Pikiran Hinata kosong. Tidak sepenuhnya kosong. Hinata hanya tidak ingin memikirkan apapun. Yang ada dipikirannya saat ini hanya menyerahkan laporan tersebut lalu kembali pada mejanya di lantai bawah. Ia merasa hanya harus fokus saja saat ini. Untuk sementara tidak ada lagi nama Sasuke yang terlintas dibenaknya. Memikirkan nama itu saja sudah membuat moodnya buruk kembali.

Hinata sudah sampai di depan pintu ruangan orang yang harus ia serahi laporan tersebut. Ada tulisan 'Kepala Bagian' yang tertempel pada depan pintu kaca buram tersebut. Hinata kemudian mengetuknya sebentar dan membuka pintu tersebut.

"Permisi, Pak." Kepala Hinata menyembul dari balik pintu yang dibukanya. Bermaksud meminta izin pada si pemilik ruangan.

Di dalam ruangan tersebut Hinata melihat ada orang lain selain Pak Sarutobi. Hinata tidak melihat wajahnya karena pria itu duduk membelakanginya. Jika dilihat sepintas sepertinya usianya lebih muda dari pak Sarutobi. Sepertinya Pak Sarutobi sedang kedatangan tamu.

"Ah, Hyuuga-san. Ada apa?" Tanya pria yang berusia pertengahan empat puluhan itu.

"Aku ingin mengantarkan laporan dari Akimichi-san." Hinata memperlihatkan map yang ada di tangannya.

"Baiklah, letakkan saja di meja ini." Pak Sarutobi menunjuk ujung meja miliknya yang terdapat tumpukkan map lainnya.

Hinata kemudian masuk ke dalam ruangan itu dan meletakkan map tersebut di sana. Gadis itu membungkuk sebentar ingin meninggalkan ruangan itu.

"Hyuuga-san." Belum sempat Hinata berbalik, Pak Sarutobi sudah kembali memanggilnya.

Hati Hinata mencelos. Semoga saja Pak Sarutobi tidak menyuruhnya untuk melakukan tugas lain.

"Ya, Pak?" Jawab Hinata sesopan mungkin.

"Perkenalkan. Dia keponakanku." Pak Sarutobi memperkenalkan lelaki di depannya. Hinata tidak tahu mengapa Pak Sarutobi harus memperkenalkan keponakannya dengan karyawannya.

COMMITMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang