Hinata terbangun pagi-pagi sekali. Gadis itu berniat untuk beres-beres mengingat ini adalah hari Minggu. Sudah beberapa waktu ini dia tidak sempat membersihkan apartemen miliknya dikarenakan kesibukannya.
Hinata sangat mencintai kebersihan. Dia tidak bisa melihat bak cuci piring hingga kompornya terdapat sisa minyak yang menempel di sana.
Jika di Jepang banyak orang yang tinggal sendirian menumpuk barang-barang bahkan sampah sekalipun akibat malas dan terlalu sibuk bekerja, Hinata tidak akan pernah membiarkan itu terjadi. Baginya, rumah haruslah menjadi tempat ternyaman untukmu beristirahat. Bebas dari kotor dan berantakan karena kau tidak akan tau apa yang akan kau temui jika rumah yang seharusnya nyaman justru menjadi sarang penyakit.
Setelah mencuci muka dan menggosok gigi, Hinata segera mengenakan celemek dan sarung tangan karet. Rambut panjangnya juga tidak lupa ia gulung agar ia bisa bergerak lebih bebas.
Gadis itu kemudian memulai pekerjaannya dari dapur. Mencuci sisa peralatan makan yang ia tinggalkan semalam. Lalu mencuci bagian bak pencuciannya, merapikan wadah-wadah bumbu, membersihkan kompor dan yang terakhir mengelap seluruh permukaan meja dan pintu kabinet menggunakan cairan desinfektan.
Setelah bagian dapur selesai, ia kemudian melanjutkannya pada bagian ruang keluarga hingga ruang tamu. Setiap sudut ia bersihkan, tidak ingin ada bagian yang terlewat.
Terakhir yang akan Hinata lakukan adalah mencuci pakaian dan membuat sarapan sebelum menikmati waktunya untuk bermalas-malasan di apartemennya yang nyaman ini.
Kini Hinata sudah duduk di sofa ruang tengah dan menyalakan televisi. Semangkuk sereal jagung yang sudah disiram susu hangat berada di tangannya. Hinata cukup menyukai siaran pagi di hari Minggu begini. Duduk dengan mengangkat kaki di atas sofa ditemani makanan enak adalah kebahagian kecil untuknya. Andai saja Hinata bisa seperti ini setiap hari.
Kali ini Hinata memilih untuk menonton siaran yang khusus untuk wanita. Kali ini pembahasannya mengenai riasan musim panas yang sedang populer saat ini.
Jika diingat kembali. Hinata bukanlah gadis yang suka berdandan. Hinata juga tidak begitu mengerti tentang peralatan rias yang biasa digunakan para wanita di luar sana. Selama ini Hinata hanya mengenakan beberapa peralatan rias yang pernah diberikan Ino untuknya. Itu saja ia harus diingatkan bahwa ia sudah bekerja di kantor. Setidaknya, Hinata hanya perlu untuk memoles wajahnya dengan sedikit bedak, perona pipi dan pemerah bibir agar ia bisa terlihat lebih segar saat bekerja dan bertemu teman sekantornya.
Hinata benar-benar memperhatikan bagaimana cara beauty influencer tersebut mengaplikasikan eyeshadow berbagai macam warna di kelopak matanya. Hinata cukup kagum dengan hasilnya. Jika sebelumnya mata influencer tersebut cukup sipit kini terlihat menjadi lebih besar hanya karena peralatan rias tersebut. Hinata memang sangat suka menonton acara seperti itu, tapi tidak pernah benar-benar mencoba untuk dirinya sendiri. Mungkin nanti Hinata bisa meminta Ino untuk mengajarinya.
Saat Hinata sedang fokus dengan layar televisinya, ponsel pintar yang diletakkan di atas meja pun berbunyi. Hinata mengangkat kedua alisnya ketika orang yang baru saja ia pikirkan menghubunginya. Sepertinya mereka berdua memang memiliki ikatan batin.
"Halo, dengan kediaman Hyuuga Hinata di sini. Ada yang bisa aku bantu?" Hinata mengangkat telepon tersebut sambil kedua matanya kembali fokus pada layar televisi.
"Bagus sekali kau langsung menawarkan bantuan." Suara riang dari seberang sana seketika membuatnya mengernyit. Sepertinya Hinata salah memilih kalimat pembuka.
"Ada apa?"
"Begini, keluarga besarku tiba-tiba saja datang ke rumahku hari ini dan aku tidak sempat menyiapkan apapun yang bisa aku suguhkan untuk mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
COMMITMENT
FanfictionHinata sangat menyukai kejujuran. Semenyakitkan apapun itu. Namun jika kepercayaan yang sudah ia berikan dirusak oleh kekasihnya, apa yang akan Hinata lakukan? A Naruto Fanfiction Desclaimer Masashi Kishimoto