💖. Happy Reading 💖.
🍁🍁🍁
Seoul, Korea.
Awal musim gugur, disaat suasana begitu ideal, pemandangan alam menampilkan warna-warna ceria, Xiao Zhan terlihat sibuk di kamar, begitu bersemangat mengemasi baju-bajunya ke dalam koper. Senyum manis tak lepas dari wajahnya yang tampan.
Kepergiannya kali ini adalah hal yang ditunggunya selama tiga tahun semenjak dia pindah dan tinggal di Seoul.
Nyonya Xiao terlihat masuk ke kamar anaknya.
"Zhan, kau akan tinggal dimana setelah tiba disana?" terdengar suara ibunya. "Rumh kita sudah dijual," lanjut nyonya Xiao seraya duduk di tepi tempat tidur.
"Tenang saja, Bu. Disana banyak apartemen," sahut Xiao Zhan tanpa menghentikan kegiatannya memasukkan baju ke dalam koper.
"Kau ini semangat sekali, Zhan. Sudah tidak mau tinggal bersama kami orang tuamu?" selidik ibunya.
"Aish ibu ini.. Mana ada anak yang tidak mau tinggal dengan orang tuanya. Ini namanya cinta pekerjaan, seperti ayah yang dipindahkan kesini," sahut Xiao Zhan lagi sambil menoleh pada ibunya yang terus memandanginya.
"Ibu hanya khawatir kau tinggal sendiri disana," suara ibunya pelan.
Xiao Zhan akhirnya duduk di sebelah ibunya, lalu memegang kedua tangannya.
"Aku bukan anak kecil lagi, Bu. Tidak lihat sekarang anakmu sudah menjadi seorang dokter," ujar Xiao Zhan bangga.
Nyonya Xiao tersenyum melihat kegembiraan anaknya. Dia mengelus kepala anaknya penuh sayang.
"Disana ada paman Huang, sering-seringlah berkunjung."
"Mmm," Xiao Zhan mengangguk pasti. Dia tersenyum lebar memperlihatkan gigi kelinci yang imut.
Setelah berpamitan pada orang tuanya, Xiao Zhan segera menuju bandara Jeju Internasional. Tampilan kaos leher tinggi warna putih dan blazer coklat panjang, semakin menambah sosoknya yang menawan.
Dirinya menunggu beberapa menit di ruang tunggu, akhirnya panggilan terhadap penumpang pun terdengar.
Xiao Zhan bergegas menuju lorong untuk naik ke pesawat. Dan disinilah dia sekarang, di dalam pesawat Asiana Airlines menuju ke Shanghai. Xiao Zhan duduk menyender di samping jendela, matanya menatap pada gumpalan awan putih yang mengambang.
Awan itu bergerak sesuai angin bertiup, kadang dirinya seolah masuk dalam gumpalan tipis yang melayang. Dan disana dia melihatnya. Dia melihat wajah tampan itu dalam awan putih pucat, seolah menatap padanya dan tersenyum sangat lembut.
Xiao Zhan tersenyum dan bibirnya bergumam memanggil sosok dengan wajah tampan itu. Yang selama bertahun-tahun dia tinggal di negeri Ginseng tidak pernah hilang sedetik pun dari benaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑻𝒆𝒎𝒑𝒕𝒊𝒏𝒈 𝑯𝒆𝒂𝒓𝒕 [𝓔𝓷𝓭] (Dibukukan)
Lãng mạnBagaimana kau bisa melihat seseorang yang sama sekali tidak terlihat oleh orang lain selain dirimu? Xiao Zhan menanyakan pertanyaan yang sama pada dirinya sendiri. Setelah dia direnggut dari kehidupan lamanya, terlempar ke kehidupan baru di negara b...