Chapter 4

2.1K 300 22
                                    

💖. Happy Reading 💖.

🍁🍁🍁

Wang Yibo, dalam setelan kemeja double serta tangan dilinting, baru saja selesai mengikuti kuliah pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wang Yibo, dalam setelan kemeja double serta tangan dilinting, baru saja selesai mengikuti kuliah pagi. Waktu menunjukkan jam satu siang saat dia berjalan tergesa ke halaman parkir. Sebelumnya dia sudah berjanji akan mengajak Xiao Zhan belajar menaiki sepeda. Pemuda manis itu akhir-akhir ini sangat sibuk dengan penyusunan skripsinya.

Saat mendekati motor, tangannya ditarik oleh seseorang. Dia pun menoleh dan melihat Chen Xiao yang tersenyum padanya. Yibo segera menepis pegangan gadis itu.

"Yibo, aku ingin mengajakmu makan siang bersama," ujar gadis itu.

"Aku sudah ada janji dengan orang lain," jawab Yibo datar sambil mengeluarkan motornya dari jajaran motor lain.

"Kalau begitu, aku ikut denganmu," Chen Xiao bersikeras dan hendak menaiki motor Wang Yibo.

"Apa kau tidak punya malu, Chen Xiao? Kenapa harus merendahkan dirimu seperti itu?" Wang Yibo berkata pedas.

Chen Xiao langsung terdiam. Warna mukanya memerah. Dia tidak menyangka Wang Yibo akan berkata seperti itu padanya, walaupun memang selama ini dia yang selalu mengejar pemuda itu.

Tanpa berkata apa-apa, Wang Yibo langsung menghidupkan motor dan keluar dari area parkir.

Chen Xiao menatapnya seiring matanya yang memanas. Dadanya terasa sesak.

Dia pun berbalik hendak kembali ke dalam kampus saat bertemu pandang dengan Yangyang yang daritadi melihat interaksi mereka. Gadis itu melengos, lalu berjalan melewatinya dengan perasaan campur aduk.

Wang Yibo tersenyum begitu sampai di depan halte bus melihat Xiao Zhan sedang berdiri bersandar pada tiang. Dengan tampilan kemeja putih dan jaket denim biru langit, semakin terlihat bersinar saat bibir tipisnya membentuk senyuman manis menyambut kedatangannya.

Xiao Zhan langsung menghampiri Wang Yibo yang berhenti di depannya. Tak menunggu lama mereka pun sudah berlalu dari situ.

"Zhan, kau suka makanan Jepang?" suara Wang Yibo terdengar samar.

Xiao Zhan yang kini sudah tak canggung memeluk punggung pemuda itu menjawab dan sedikit memiringkan kepala.

"Aku menyukai apapun yang kau suka," sahutnya.

Wang Yibo tersenyum. Dia melajukan motornya ke jalan Fumin menuju salah satu restoran di daerah itu. Tak lama kemudian, keduanya tiba di depan sebuah restoran bernama Shintori.

Setelah memarkirkan motor, mereka pun masuk ke dalam disambut ruangan bernuansa coklat tua dengan meja persegi dan tempat duduk dari kayu yang mengkilap. Sebagian meja tersedia di bawah dilapisi dudukan bantal tebal.

𝑻𝒆𝒎𝒑𝒕𝒊𝒏𝒈 𝑯𝒆𝒂𝒓𝒕 [𝓔𝓷𝓭] (Dibukukan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang